Teknogav.com, Jakarta – Huawei terus maju dan tetap mempertahankan kepemimpinannya dalam teknologi 5G di pasar global. Bisnis Huawei pun tetap mencetak pertumbuhan, tak terganggu dengan larangan dagang dari Amerika Serikat. Pada sesi pemaparan strategi implementasi 5G di Indonesia yang digelar Rabu (31/7), Vanness Yew, Chief Technology Officer Huawei Indonesia menyampaikan kesiapan Huawei dalam mendukung jaringan 5G di Indonesia.
“Huawei terus berkomunikasi aktif dengan operator dan pemerintaah berkenaan dengan penerapan teknologi 5G. Kami juga menyampaikan bahwa keseluruhan bisnis Huawei pada semester 1 2019, termasuk dalam teknologi 5G terus berlanjut dan sangat stabil. Proses pengiriman keseluruhan produk masih terus berlanjut, termasuk di pasar Indonesia,” ucap Vanness.
Dukungan aktif pada operator-operator di Indonesia dalam uji coba 5G pun dilakukan Huawei. Pada Mei 2017, Huawei dan Telkomsel menguji jaringan 5G di frekuensi 2,6 GHz yang mencetak rekor kecepatan sampai 70 Gbps. Selama ajang Asian Games 2018 pun dilakukan uji coba jaringan 5G.
Uji coba juga dilakukan Huawei pada penerapan teknologi 5G di jaringan 4G yang ada. Contoh penerapan tersebut adalah Massive MIMO yang merupakan teknologi multi-antenna berbasis kecerdasan buatan (AI). Selain itu ada juga Cloud AIR, yaitu sistem automasi pembagian spektrum.
Huawei tetap memimpin dalam teknologi 5G di pasar global dan berkontribusi pada 2.063 standar yang berkaitan dengan teknolgi jaringan 5G di badan standar jaringan 3GPP. Perusahaan tersebut juga memiliki 1.695 paten teknolgi esensial yang berkaitan dengan 5G atau sekitar 26% paten 5G.
Tak heran jika Huawei lebih maju satu sampai dua tahun di depan para pesaingnya. Sekitar 50 kontrak komersial 5G telah ditandatangani Huawei dengan berbagai operator di seluruh dunia sampai Juni 2019. Penjualan BTS 5G pun jumlahnya sudah melampaui 150 ribu.
Strategi Kunci Adopsi Teknologi 5G Bagi Indonesia
Strategi pertama yang penting bagi Indonesia dalam persiapan menuju 5G adalah harmonisasi spektrum. Saat ini alokasi frekuensi atau spektrum 5G menjadi tantangan yang perlu diatasi di Indonesia.Penjelasan mengenai strategi kunci yang bisa dilakukan Indonesia sebelum mengimplementasikan teknologi 5G diungkapkan oleh Mohammad Rosidi, Direktur ICT Strategy Huawei Indonesia.
Idealnya skenario penggunaan teknologi 5G dilakukan dengan pendekatan spektrum berlapis. Beberapa negara menjadikan rentang C-Band (3300-4200 dan 4400-5000 MHz) sebagai kandidat frekuensi utama. Rentang tersebut dilansir memiliki keseimbangan optimal antara jangkauan dan kapasitas dalam hal biaya implementasi.
Sementara itu untuk skenario khusus yang membutuhkan kecepatan tinggi, spektrum paling tepat adalah Band 30 (24,25 GHz-29,5 GHz dan 37 GHz-43,5 GHz). Dalam hal jangkauan yang luas dan penggunaan dalam ruangan, maka spektrum di bawah 2 GHz lebih menguntungkan, misalnya 700 MHz.
Penetrasi Broadband dengan WTTx |
Demi meningkatkan jumlah pelanggan, maka dibutuhkan sinergi jaringan nirkabel dan fixed. Selama ini Indonesia menghadapi tantangan rendahnya penetrasi jaringan berbasis serat optic. Tantangan tersebut bisa diatasi dengan mengadopsi solusi WTTx (Wireless to the home, wireless to the building) yang penetrasinya lebih cepat dari fixed broadband.
Kesiapan smartphone 5G mempercepat adopsi teknologi 5G |
Teknologi 5G akan dapat diterapkan di Indonesia dengan mempersiapkan ekosistem dan industri yang berkaitan dengan 5G terlebih dahulu.
Saat ini proses digitalisasi di Indonesia makin cepat dengan pertumbuhan berbagai penerapan yang agresif. Kini banyak orang memanfaatkan aplikasi digital untuk memudahkan bertransaksi, streaming video, menggunakan AR/VR, dan smart city.
“Ketika 5G hadir, ekosistem tersebut akan menjadi alternatif menarik untuk melengkapi broadband home gigabit yang sudah dibangun saat ini. Ekosistem yang ada tersebut diperkirakan akan masih di tahun 2020. Pengalaman digital bagi setiap pengguna layanan di rumah pun akan makin kaya,” ucap Rosidi.
Perkiraan Penerapan Teknologi 5G di Indonesia |