10 Tren Energi Masa Depan untuk Telekomunikasi Prediksi Huawei 10 Tren Energi Masa Depan untuk Telekomunikasi Prediksi Huawei ~ Teknogav.com

10 Tren Energi Masa Depan untuk Telekomunikasi Prediksi Huawei


Teknogav.com - Kehadiran teknologi 5G sudah banyak diantisipasi, beberapa negara sudah menerapkan teknologi ini di berbagai industri. Paradigma baru untuk menggabungkan teknologi informasi (TI) dengan Teknologi Komunikasi (TK) pun muncul. Infrastruktur jaringan pun makin banyak yang digunakan bersama, sehingga memicu inovasi energi di industri telekomunikasi. Huawei memprediksi 10 tren baru energi di bidang telekomunikasi di tahun 2025. Operator telekomunikasi dapat menjadikan prediksi tersebut sebagai acuan dalam mendukung pembangunan infrastruktur telekomunikasi di lapangan.

Pada jaringan telekomunikasi ada tiga perubahan dasar yang perlu segera diantisipasi, yaitu:

  1. Kesiapan spektrum dan pendayagunaan teknologi canggih
  2. Kebutuhan stasiun-stasiun baru
  3. Kesiapan mobile edge computing (MEC) sebagai kunci kehadiran evolusi tersebut
Berikut ini adalah 10 tren energi masa depan bagi industri telekomunikasi di tahun 2025 menurut prediksi Huawei.
  1. Digitalisasi energi diprediksi akan dirasakan 90% stasiun telekomunikasi di seluruh dunia. Kegiatan Operations and Maintenance (O&M) menjadi lebih sederhana berkat digitalisasi di bidang energi, sehingga biaya O&M lebih rendah secara keseluruhan. Dasar penerapan digitalisasi energi juga berkat kehadiran teknologi-teknologi canggih seperti pemetaan, kendali dan pemrosesan secara digital.

  2. Pada tahun 2025 diprediksikan 90% stasiun-stasiun telekomunikasi termasuk BTS di seluruh dunia akan memakai smart energy. Operator telekomunikasi pun terpacu untuk membangun jaringan-jaringan baru berteknologi hijau yang smart energy, lebih sederhana dan otonom.

  3. Pengadopsian energi hijau terbarukan yang mendukung gerakan hemat energi makin pesat dilakukan oleh operator. Penggunaan energi dari minyak bumi makin dikurangi demi menurunkan angka emisi dan mencanangkan pembangunan infrastruktur industri yang berkelanjutan. Langkah ini dilakukan demi mewujudkan peran serta industri dalam mencapai tujuan pengembangan yang berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan PBB.

  4. Sumber energi alternatif seperti tenaga surya, tenaga angin, hidrogen dan baterai lithium makin banyak digunakan. Pengucuran investasi yang mendukung pembangunan berbasis energi hijau pun terus meningkat tajam. Penggunaan energi tersebut dapat meningkatkan keuntungan karena ramah lingkungan, emisi karbon rendah, bebas biaya pemeliharaan, dan biaya listrik makin rendah.

  5. Baterai lithium menggantikan baterai berbasis asam timbal karena kapasitas daya lebih tinggi, sesuai yang dibutuhkan BTS 5G. Usia float charge baterai lithium pun dua kali lebih baik. Jika dibandingkan baterai asam timbal, usia pakai baterai lithium lima kali lebih panjang dan biaya per siklus usia lebih rendah. Selama tiga tahun mendatang, harga baterai lithium bahkan diperkirakan turun sampai 30%. Perkiraannya pada tahun 2020 biaya per baterai lithium mendekati harga baterai asam timbal dengan usia pakai yang bisa dimaksimalkan.

    Kebutuhan kapasitas daya dan rekonstruksi yang makin meningkat pun bisa dipenuhi dengan teknologi peak shaving pada baterai lithium. Biaya listrik pun makin turun dan dapat mengurangi biaya total konstruksi dan operasional jaringan lebih lanjut.

  6. Pengembangan skenario implementasi perangkat-perangkat BTS untuk mendukung kebutuhan enterprise dengan adanya teknologi 5G. Berbagai industri seperti pertambangan, pembangkit listrik, kampus, transportasi, dan rumah sakit membutuhkan konektivitas. Setiap skenario membutuhkan solusi daya, baik itu energi digital, modular maupun gabungan keduanya.

  7. Solusi pasokan daya makin beragam untuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang konvergen. TI dan AI makin terintegrasi dengan penerapan yang makin berkembang, sehingga menghadirkan kovergensi TIK. Transformasi tersebut memicu peningkatan kebutuhan berbagai pasokan daya dan cadangan daya di BTS-BTS dan peralatan telekomunikasi. Energi untuk telekomunikasi sangat penting untuk menyediakan pasokan daya yang konsisten.

  8. Kolaborasi dengan teknologi AI untuk mengatasi peningkatan biaya O&M dan energi yang dipicu konsumsi daya yang dibutuhkan teknologi 5G. Penerapan kolaborasi tersebut mencakup penerapan algoritma AI yang mengoptimalkan konfigurasi sumber pada sliced networks di BTS, dan efisiensi. Implementasi sistem jaringan kemudi otonom pun didukung oleh kapabilitas analisis AI.

  9. Teknologi jaringan energi yang lebih sederhana, menyeluruh dengan siklus masa pakai yang penuh. Sistem energi dari BTS ke bearer networks dan core networks makin luas dan kompleks di era 5G. Kondisi tersebut membutuhkan strategi penerapan yang lebih sederhana dengan kendali TCO yang lebih ketat.

    Perkiraannya di masa depan penerapan teknologi jaringan energi yang disederhanakan dan menyeluruh akan makin meningkat. Contoh penerapan tersebut adalah satu kabinet tiap satu BTS, satu blade power di setiap BTS dan jaringan kemudi otonom. Seluruh teknologi tersebut diharapkan mendukung penerapan dan peningkatan kapasitas yang makin efisien. Kebutuhan energi untuk O&M pun makin turun.

  10. Arsitektur daya yang kaya pola akan menjadi tren di tahun 2025 seiring dengan makin beragamnya skema input dan output daya. Kebutuhan skema untuk memadukaa berbagai jenis perangkat memicu konversi energi dalam satu sistem yang selaras. Arsitektur yang kaya pola memiliki densitas dan efisiensi sistem yang tinggi sehingga mudah diterapkan.  Fitur O&M yang pintar pun menyertai arsitektur tersebut.

  11. Efisiensi pada rectifier makin meningkat karena perhatian pada tingkat efisiensi di level BTS dan jaringan yang serius. Saat ini vendor berhasil meraih angka efisiensi rectifier di kisaran 90% sampai 98%. Angka tersebut dapat terpacu makin ekstrim di masa depan, yaitu 98% sampai 99%.

  12. Kendati demikian sistem pembangkit daya, sistem pengendali suhu sampai lini pasokan daya di BTS akan lebih mengonsumsi energi. Operator pun makin fokus meningkatkan efisiensi energi di BTS dan jaringan. Solusi sistem pertukaran panas dan solusi disipasi panas alami yag efisien bisa menggantikan kebutuhan pendingin ruangan. Pendekatan tersebut bisa menjadi solusi baru untuk manajemen sistem udara panas di masa depan.

  13. Keandalan dalam menyajikan jaringan energi untuk industri telekomunikasi dan lingkungan jaringan digital membutuhkan teknologi AI. Teknologi juga bertumpu pada keandalan solusi, seperti solusi keamanan, ketersediaan, privasi dan resiliensi. Di masa depan, seluruh keandalan tersebut merupakan dasar penyediaan jaringan energi yang andal.
Share:

Artikel Terkini