Teknogav.com - Teknologi informasi dan telekomunikasi banyak membantu pemerintah, masyarakat dan pelaku bisnis untuk menghadapi pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia. Industri telekomunikasi pun banyak menghadapi tantangan dengan lonjakan trafik seiring dengan beralihnya kegiatan yang biasanya dilakukan secara fisik menjadi virtual. Ericsson berbagi pengetahuan mengenai dampak pandemi Covid-19 pada industri telekomunikasi di acara Ericsson UnBoxed Office yang digelar pada Senin, 11 Mei 2020 kemarin.
Börje Ekholm, President and CEO, Ericsson berbagi pendangan mengenai situasi terkini di seluruh dunia selama pandemi Covid-19 berlangsung. Beliau menjelaskan pentingnya konektivitas selama krisis dan sekarang saatnya untuk memikirkan cara jaringan dimanfaatkan di masa depan.
“Kesehatan, keamanan dan kesejahteraan karyawan, pelanggan, dan mitra kami merupakan prioritas kami. Kami berkerja keras dalam melakukan apa yang dapat kami kontribusikan dalam upaya mengendalikan dan memperlambat pandemi ini. Jaringan komunikasi yang kuat dan dapat diandalkan sangat penting untuk menghadapi kondisi saat ini,” ucap Ekholm.
Börje Ekholm, President and CEO, Ericsson |
Ekholm juga menekankan mengenai perubahan transformatif pada jaringan selama dua bulan terakhir. Trafik pun beralih dari area bisnis ke area perumahan hanya dalam beberapa hari. Banyak jaringan bahkan mengalami peningkatan trafik sebanyak 20%. Para karyawan Ericsson juga tetap bisa mengoperasikan jaringan pelanggan dari Network Operation Centers global dari dengan kinerja yang sama. Sejak awal Maret 2020 memang Ericsson telah menerapkan kerja jarak jauh, dan kini 85 ribu karyawan bekerja dari rumah.
Jon Gamble, Busines Builder Ericsson mendemonstrasikan pengoperasian jaringan pelanggan dari rumah |
Konektivitas adalah Kunci
“Seiring dengan penyebaran Covid-19, jaringan telekomunikasi yang stabil dan seluler menjadi lebih penting dalam infrastruktur yang sangat kritikal saat ini. Pentingnya konektivitas menunjukkan pentingnya kualitas pada konektivitas,” ucap Ekholm.Pada bulan Maret 2020, Ericsson telah merilis studi mengenai data siklus hidup 4G di lebih dari 30 negara. Studi tersebut menganalisa hubungan antara kualitas jaringan dan kinerja keuangan. Kesimpulannya, kualitas jaringan merupakan cara jitu menurunkan tingkat beralihnya pelanggan (churn rate) dan meningkatkan pendapatan rata-rata dari tiap pengguna (ARPU). Kualitas jaringan yang baik berkaitan dengan peningkatan ARPU dan penurunan churn rate.
“Investasi pada kualitas jaringan yang dilakukan secara terus menerus akan memuaskan pelanggan. Kami telah melihat tanda-tanda awal dari penyedia layanan yang memonetisasi berbagai kesempatan bisnis dari 5G. Penyedia layanan dapat memperoleh tren ARPU yang positif dan peningkatan pendapatan dengan menjadi pelopor di pasar 5G,” lanjut Ekholm.
Penyedia layanan berkesempatan mendapat keuntungan dari teknologi 5G. Mereka dapat menjadi penggerak pertama (first-mover) dan menciptakan perbedaan kinerja jaringan yang signifikan dengan pesaing.
Teknologi 5G di Masa Depan
Pentingnya konektivitas menjadikan ketersediaan jaringan yang merata, berkualitas tinggi, terjangkau dan aman setiap saat di mana saja sebagai kepentingan umum. Teknologi 5G membuka potensi dari Revolusi Industri 4.0 dan menjadi dasar terbentuknya daya saing relatif suatu negara. Jika 4G memungkinkan ekonomi berbasis aplikasi, maka 5G menjadi platform inovasi terbuka terhebat yang pernah ada.Teknologi 5G akan meningkatkan nilai dari bisnis-bisnis di sektor publik dan swasta secara eksponensial. Nilai tersebut termasuk efisiensi pelayanan publik dan kinerja yang baru dan lebih efektif. Bidang-bidang layanan publik tersebut mencakup kesehatan, pendidikan, transportasi dan pengendalian bencana. Kebijakan publik sangat penting untuk mendukung usaha mengurangi kesenjangan digital.
“Pemerintah harus memstikan setiap masyarakat dan pelaku bisnis dapat menikmati keuntungan dari era 5G secara merata. Negara-negra dapat berupaya mengembangkan kebijakan umum dan menyeluruh demi memaksimalkan insentif investasi bagi sektor swasta. Langkah lain yang dapat diambil adalah menyediakan spektrum 5G yang memadai secepat mungkin dan mengoptimalkan pembagian spektrum. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan konektivitas 5G yang ekspansif,” tutur Ekholm.