'Ericsson Mobility Report' Tekankan Ketergantungan Masyarakat Pada Konektivitas Selama Pandemi 'Ericsson Mobility Report' Tekankan Ketergantungan Masyarakat Pada Konektivitas Selama Pandemi ~ Teknogav.com

'Ericsson Mobility Report' Tekankan Ketergantungan Masyarakat Pada Konektivitas Selama Pandemi


Teknogav.com – Ericsson secara rutin membuat laporan berkala setiap bulan Juni dan November yang dituangkan dalam ‘Ericsson Mobility Report’. Nah, pada edisi Juni ini diungkapkan mengenai perkiraan jumlah pelanggan 5G secara global di seluruh dunia. Dampak pandemi Covid-19 yang melanda dunia tentunya turut andil dalam peningkatan kebutuhan tersebut. Teknologi 5G memberikan peluang bagi penyedia layanan di Asia Tenggara untuk mendapatkan peningkatan pendapatan sebesar USD41 miliar pada tahun 2020.

"Karantina yang dilakukan selama masa pandemi membuat semua kegiatan bergantung pada konektivitas. Perpindahan tempat kerja atau proses belajar ke rumah menunjukkan pergeseran pertumbuhan trafik data dari bisnis ke perumahan yang cepat. Hal ini tentunya akan meningkatkan kebutuhan 5G," ucap Jerry Soper, Country Head of Ericsson Indonesia.
Jerry Soper, Country Head of Ericsson Indonesia
Selama terjadi lockdown akibat Covid-19 terjadi peningkatan trafik pada jaringan sebesar 20%-100%. Bagian terbesar dari persentase trafik tersebut berada di jaringan rumahan. Sebagian besar operator telekomunikasi juga mengalami kenaikan trafik sebesar 20% pada jaringan seluler.

Beberapa layanan mengalami peningkatan 90% untuk penggunaan panggilan Voice over Wi-Fi (VoWi-Fi). Peningkatan data juga terjadi karena penggunaan layanan streaming yang lebih tinggi. Beberapa penyedia layanan bahkan mengalami kemacetan jaringan.

Kebutuhan komunikasi yang makin meningkat di masa krisis menjadikan infrastruktur digital makin penting. Jaringan dan infrastruktur digital penting untuk menunjang kegiatan masyarakat dan mendukung keluarga tetap terhubung selama pandemi Covid-19 berlangsung.

Jumlah Pelanggan 5G

sumber: Ericsson Mobility Report
Ericsson Mobility Report mengungkap bahwa diperkirakan jumlah pelanggan 5G di seluruh dunia kan mencapai 190 juta pada akhir tahun 2020. Jumlah tersebut akan meningkat menjadi 2,8 miliar pada akhir tahun 2025 di seluruh dunia. Sementara itu di Asia Tenggara dan Oseania, jumlahnya mencapai 270 juta pada tahun 2025 atau 21% dari total pelanggan seluler. Persentase penggunaan data di jaringan 5G pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 45% dari total penggunaan data di seluruh jaringan.
Perkiraan penggunaan data pada tahun 2025 (sumber: Ericsson Mobility Report)

“Keberhasilan 5G tidak hanya diukur dari jumlah pelanggan yang tinggi. Penilaian dampak teknologi ini juga melihat manfaatnya bagi masyarakat dan pelaku usaha. Platform 5G dibuat untuk inovasi karena dapat merumuskan ulang cara berinteraksi, menjalani kegiatan sehari-hari dan bisnis bekerja,” lanjut Jerry.

Nilai infrastruktur digital

Berdasarkan penelitian Ericsson Consumer Lab, 83% responden dari 11 negara menyatakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) membantu menjalani masa lockdown. Penelitian tersebut mengungkap peningkatan penerapan dan penggunaan berbagai layanan TIK. Layanan tersebut mencakup aplikasi e-learning dan ksehatan yang membantu masyarakat beradaptasi pada new normal.

Sekitar 57% responden menyatakan akan menabung untuk keamanan keuangan mereka di masa depan. Ada sepertiga dari total responden yang berencana untuk melakukan investasi pada teknologi 5G dan jaringan broadband yang ditingkatkan di rumah. Hal ini untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi potensi terjadinya gelombang kedua Covid-19.

Potensi Bisnis 5G

Peristiwa pandemi Covid-19 makin membukakan mata mengenai pentingnya digitalisasi bisnis di seluruh dunia. Jika perusahaan ingin dapat terus melayani pelanggan dan melakukan transaksi bisnis secara online maka dibutuhkan konektivitas. Perpaduan antara teknologi 5G dengan digitalisasi memberikan peluang bagi penyedia layanan untuk melakukan ekspansi bisnis ke berbagai sektor. Sektor-sektor tersebut bisa berupa perawatan kesehatan, otomotif sampai manufaktur.

Ericsson bertekad menyediakan solusi teknologi terkemuka untuk memberdayakan pengguna. Jaringan 5G menawarkan kecepatan lebih tinggi, latensi sangat rendah, dan jangkauan luas tanpa batas. Fitur-fitur tersebut memungkinkan pengguna memiliki pengalaman cepat dan mulus, yang belum pernah mereka miliki sebelumnya.

Pada awal pengimplementasian 5G, operator akan meningkatkan kapasitas, kecepatan dan kualitas jaringan di wilayah perkotaan dengan meningkatkan broadband seluler. Cara ini dilakukan untuk mengatasi pertumbuhan trafik data yang sangat besar. Seiring dengan berjalannya waktu, inovasi 5G untuk bisnis yang baru dan menarik akan hadir bersama dengan use-case IoT. Peluang bagi operator pun makin banyak.

Magnus Ewerbring, Chief Technology Officer Ericsson untuk Asia-Pasifik
“Kami yakin keamanan 5G akan memberikan kepercayaan yang memungkinkan sistem 5G bisa memenuhi kebutuhan sebagian besar use-case,” ucap Magnus Ewerbring, Chief Technology Officer Ericsson untuk Asia-Pasifik.

Pendapatan tambahan dari layanan digitalisasi yang memanfaatkan teknologi 5G bagi penyedia layanan di Asia Tenggara berpotensi akan terus meningkat. Peningkatan tersebut diperkirakan mencapai USD 41 miliar atau sekitar Rp584,6 triliun pada 2030.


‘Ericsson Mobility Report’ Edisi Juni juga membahas perkiraan pertumbuhan trafik data, jumlah pelanggan di setiap wilayah, dan industri cloud-based gaming. Saat ini sudah ada 93 perjanjian atau kontrak 5G komersial antara Ericsson dengan penyedia layanan komunikasi berbeda. Dari jumlah tersebut sudah ada 40 jaringan yang sudah menyelenggarakan layanan 5G.
Share:

Artikel Terkini