Trend Micro Prediksi Munculnya Tantangan Keamanan Siber Akibat Pesatnya Digitalisasi Trend Micro Prediksi Munculnya Tantangan Keamanan Siber Akibat Pesatnya Digitalisasi ~ Teknogav.com

Trend Micro Prediksi Munculnya Tantangan Keamanan Siber Akibat Pesatnya Digitalisasi

Teknogav.com – Pandemi COVID-19 telah memicu banyak perusahaan, baik besar maupun kecil untuk melakukan transformasi digital dan menerapkan model kerja hibrid. Trend Micro sebagai perusahaan keamanan siber memprediksi munculnya celah serangan siber seiring pesatnya transformasi digital di tahun 2022. Kendati demikian, perusahaan-perusahaan akan lebih siap dalam menghadapi tantangan ini dengan memperkuat ketahanan dengan banyak alat dan praktik terbaik.

Perusahaan-perusahaan tersebut menerapkan layanan cloud yang komprehensif dan proaktif demi mengurangi risiko serangan siber. Para perusahaan tersebut akan memastikan dasar-dasar keamanan cloud digunakan untuk mempertahankan lingkungan mereka terhadap ancaman keamanan cloud. Upaya ini juga dilakukan untuk mencapai tingkat risiko yang dapat dikelola.

Dalam mengelola risiko dan mengamankan tenaga kerja perusahaan, penting untuk melakukan penelitian, prediksi dan otomatisasi. Di semester pertama tahun 2021, Trend Micro telah memblokir 40,9 miliar ancaman email, file dan tautan berbahaya terhadap pelanggannya. Ancaman-ancaman tersebut mengalami peningkatan 47% dari tahun ke tahun.

Baca juga: Palo Alto Networks Ungkap Pentingnya Mengamankan Rantai Pasok Software

Laksana Budiwiyono, Country Manager Indonesia, Trend Micro

“Kami memiliki lebih banyak peneliti keamanan siber yang tersebar di seluruh dunia dibandingkan vendor kemananan siber lain. Kemudian wawasan dan penemuan para peneliti tersebut digunakan secara luas dalam industri dan memperkuat penawaran produk kami. Para tim peneliti melakukan banyak riset threat intelligence yang merupakan kekuatan kami,” ucap Laksana Budiwiyono, Country Manager Indonesia, Trend Micro.

Ancaman Siber dan Upaya Perusahaan Mengatasinya

Sementara itu pelaku serangan cloud akan terus mengikuti trend teknologi untuk melancarkan serangan sehingga menghancurkan para pengadopsi cloud. Model kerja hibrid akan meningkatkan permukaan serangan dan lebih susah menentukan cara pelaku kejahatan akan datang dan melancarkan serangan.

Pelaku kejahatan masih akan menggunakan strategi yang tak menguras tenaga tetapi berdampak besar dalam memperoleh akses ke aplikasi-aplikasi dan layanan-layanan cloud. Taktik, teknik dan prosedur yang diterapkan pelaku kejahatan pada  solusi dan aplikasi software-as-a-service (SaaS) masih ampuh untuk menyerang pengadopsi baru.

Baca juga: Terkait Serangan Ransomware Conti, ESET Beri Tips Tangkal Serangan Ransomware

Serangan ransomware pun jadi lebih ditargetkan dan sangat menonjol. Demi membocorkan dan mengumpulkan data curian untuk dijadikan senjata, serangan ransomware akan menyimpang dari penolakan akses ke data penting. cloud pun akan lebih sering menjadi sasaran serangan ransomware.

Gartner memperkirakan bahwa pengguna SaaS akan membelanjakan sekitar USD172 juta di tahun 2022. Pembelajaan terbesar dilakukan untuk  mendapatkan layanan cloud publik. Pelaku kejahatan siber pun akan menggunakan tren baru dalam teknologi.

Laporan Trend Micro Security Prediction for 2022: Toward A New Momentum

“Perusahaan di berbagai negara termasuk Asia menghadapi sejumlah tantangan keamanan dalam dua tahun terakhir. Laporan Trend Micro Security Prediction for 2022: Toward A New Momentum memaparkan mengenai pandangan dan prediksi keamanan. Pandangan dan prediksi ini akan membantu perusahaan mengambil keputusan tepat untuk melindungi dan memperkuat ekosistem keamanan mereka. Laporan tersebut akan mengantisipasi ancaman siber yang terus berkembang di masa mendatang,” lanjut Laksana.

Demi melindungi terhadap ancaman ransomware  yang terus berubah, pada tahun 2022 perusahaan akan fokus dalam melindungi server dan layanan terbuka. Laporan Trend Micro memprediksi perusahaan akan memperkuat kerentanan dengan segera dan memadukannya privilege escalation bugs untuk menghasilkan kampanye yang sukses. Langkah tersebut dilakukan dengan pengamanan server yang ketat dan kebijakan pengendalian aplikasi.

Model kerja dari rumah yang menjadi tren beberapa tahun belakangan ini menjadi masa yang sulit bagi tim keamanan siber. Hal ini karena model kerja dari rumah tersebut menimbulkan tantangan dan peningkatan serangan terhadap perusahaan. Kendati demikian situasi makin membaik dengan mulai diterapkannya sistem kerja hibrid. Pemimpin keamanan akan dapat merencanakan strategi yang kuat untuk menutup celah keamanaan sehingga penjahat siber harus bekerja lebih keras.

Baca juga: Forum Kebijakan Online APAC Bahas Penguatan Ketahanan Rantai Pasok TIK

Sistem IoT, rantai pasok global, lingkungan cloud, dan fungsi DevOps akan menjadi sasaran serangan. Komoditas malware strains yang lebih canggih akan menyasar Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Namun, Trend Micro memperkirakan banyak perusahaan siap menghadapi tantangan dengan membangun dan menerapkan strategi untuk secara proaktif mengurangi timbulnya risiko. Upaya tersebut dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini:

  • Memperkuat server dan menerapkan kebijakan pengendalian aplikasi untuk mengatasi ransomware
  • Patching berbasis risiko dan kewaspadaan tinggi yang berfokus untuk menemukan celah keamanan
  • Peningkatan proteksi dasar di antara UKM berbasis cloud
  • Memantau jaringan untuk mendapat visibilitas lebih luas ke lingkungan IoT
  • Prinsip Zero Trust untuk mengamankan rantai pasok internasional
  • Keamanan cloud yang berfokus pada risiko DevOps dan best practice di industri
  • Extended Detection and Response (XDR) untuk mengidentifikasi serangan di seluruh jaringan

Demikianlah beberapa prediksi dan pandangan Trend Micro pada laporan Prediksi Keamanan tahun 2022.

Share:

Artikel Terkini