Huawei Tegaskan Dukungan terhadap Perempuan di Ajang Kartini Digital 2023 Huawei Tegaskan Dukungan terhadap Perempuan di Ajang Kartini Digital 2023 ~ Teknogav.com

Huawei Tegaskan Dukungan terhadap Perempuan di Ajang Kartini Digital 2023

Teknogav.com – Huawei terus mendukung kesetaraan gender di bidang teknologi, kemandirian perempuan, meningkatkan peran perempuan dan memastikan perempuan-perempuan berperan dalam revolusi teknologi. Dukungan tersebut dilakukan melalui solusi-solusi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dikembangkan Huawei. Sesuai komitmen, Huawei berpartisipasi dalam acara Kartini Digital 2023 yang diprakarsai Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA). Tema yang diusung dalam acara ini adalah ‘Perempuan Indonesia Berdaya di Dunia Digital’.

Acara Kartini Digital 2023 tersebut juga didukung Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dan Indonesia Women in Cybersecurity (IWCS). Penyelenggaraan acara ini sekaligus memperingati hari Perempuan Internasional, hari Kartini, dan hari Ibu Internasional, serta bertepatan dengan ulang tahun IWCS kedua. Acara ini mencakup diskusi panel yang diisi oleh narasumber dari KPPA, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), BSSN,
Berikut ini adalah para narasumber dalam diskusi panel:

  • Lenny N. Rosalin, S.E.. M.Sc., M.Fin., Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA
  • Dewi Sri Sotijaningsih, S.E., Perencana Ahli Madya/ Koordinator Bidang Komunikasi Kementerian PPN/BAPPENAS RI
  • Intan Rahayu, S.Si., M.T., Direktur Keamanan Siber dan Sandi Industri, BSSN
  • Yenty Joman, Director of Government Affairs PT Huawei Tech Investment

Diskusi panel tersebut dimoderasi oleh Eva Noor yang merupakan perwakilan dari IWCS. Setelah diskusi panel, digelar juga workshop Women In Tech oleh Huawei dan workshop Literasi Keamanan Siber oleh BSSN. Acara pun ditutup dengan penyerahan hadiah pemenang kompetisi poster, infografis dan video.

Bsca juga: Huawei Gelar Women in Tech untuk Dukung Peran Perempuan di Industri TIK

diskusi panel

Tujuan penyelenggaraan acara Kartini Digital adalah untuk terus melanjutkan perjuangan hak-hak perempuan di era digital. Upaya ini khususnya dilakukan melalui peningkatan peran serta perempuan dalam membangun ekosistem digital Indonesia yang lebih inklusif, berdampak bagi masyarakat dan aman. Acara Kartini Digital juga merupakan wujud program Huawei Women in Tech - #ToGetHerToBuildABetterFuture 2023.

Lenny N. Rosalin memaparkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) perempuan masih berstatus sedang, sedangkan IPM laki-laku sudah berstatus tinggi. Pada tahun 2022, angka IPM laki-laki adalah 76,73, sedangkan IPM perempuan 70,31. Angka tersebut menunjukkan bahwa kualitas SDM perempuan masih di bawah laki-laki. Sayangnya, rendahnya IPM perempuan tersebut turut berkontribusi pada rendahnya IPM Nasional.

Lenny N. Rosalin, S.E.. M.Sc., M.Fin., Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA memberikan pemaparan dalam diskusi panel

Indeks Pemberdayaan Gender di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, yaitu mencapai 76,59 di tahun 2022. Pengukuran Indeks Pemberdayaan Gender ini dilakukan dengan beberapa hal berikut ini:

  • Angka partisipasi perempuan di parlemen
  • Perempuan sebagai tenaga profesional
  • Sumbangan pendapatan perempuan

Kenaikan Indeks Pemberdayaan Gender ini juga dipicu peningkatan keterwakilan perempuan di lembaga legislatif. Sayangnya, variabel pendapatan perempuan dan perempuan sebagai tenaga profesional masih rendah.

“Tahun lalu, pada saat Indonesia menjadi presidensi. Salah satu topik yang dibahas adalah transformasi digital. Kita memasukkan isu gender dalam G20 dan disepakati oleh 20 negara. Masalah gender ini tak hanya berhenti di transformasi digital, tetapi juga cara membangun ekonomi Indonesia. Upaya ini penting dilakukan terutama dalam mencapai Indonesia Emas 2045. Peran laki-laki pun dibutuhkan dalam mendukung perempuan. Sejak tahun 2016, Presiden Joko Widodo telah memprakarsai gerakan HeforShe Impact Champion. Gerakan solidaritas tersebut mendorong laki-laki menjadi pemain aktif dalam perwujudan kesetaraan gender di tingkat global,” ucap Lenny.

Baca juga: Huawei Gelar Digital Talent Summit sebagai Bagian Acara Konferensi UNESCO

Lenny memaparkan bahwa dalam mewujudkan kesetaraan gender, pemerintah Indonesia telah melakukan banyak hal. Beberapa kebijakan, program dan kegiatan pembangunan terus dilakukan, baik di tingkat nasional maupun desa. Hal ini turut berperan dalam peningkatan Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender setiap tahun. Sedangkan Indeks Ketimpangan Gender dan Global Gender Gap Index juga menurun setiap tahun.

Beberapa indikator yang dipaparkan pada acara Kartini Digital 2023 menunjukkan bahwa Indonesia sudah bergerak menuju kesetaraan gender. Kendati demikian ada sejumlah bidang yang masih perlu ditingkatkan. Bidang-bidang tersebut mencakup pemberdayaan perempuan melalui perluasan kesempatan bagi perempuan untuk berkarya di posisi kepemimpinan dan pengambilan keputusan. Perempuan juga didorong untuk mendalami dan memiliki profesi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, teknik dan matematika (STEM).

Peningkatan pengetahuan dan kecakapan perempuan penting demi mengurangi dampak otomatisasi atas pekerjaan mereka. Selain itu juga dapat memanfaatkan peluang yang tersedia berkat digitalisasi. Di Indonesia, hanya 2 dari 10 perempuan yang memilih berkarir secara profesional. Sementara itu, hanya 3 dari 10 perempuan yang menjadi peneliti di bidang STEM. Kesempatan perempuan dalam memperoleh dan mengakses informasi pun masih rendah di berbagai bidang pengetahuan, teknologi, informasi dan komunikasi. Persentase penduduk laki-laki yang sudah mengakses internet mencapai 60,40%, sedangkan perempuan hanya 54,70%. Ini berarti jumlah perempuan yang belum mengakses internet masih cukup besar, yaitu sekitar 45,3%, sedangkan laki-laki hanya sekitar 39,6%.

Jika dilihat mendalam dari komponen pembentuk berbagai indeks, terlihat masih ada kesenjangan gender. Perempuan masih tertinggal dibandingkan laki-laki di berbagai bidang pembangunan, termasuk dunia digital. Harapannya, Kartini Digital dapat memberi terobosan bagi perempuan Indonesia agar makin berdaya di dunia digital. Harapannya, perempuan Indonesia dapat menjadi champions dan turut menangkis tantangan yang dihadapi. Contoh tantangan tersebut mencakup keamanan digital, literasi digital, kecakapan digital, dan digitalisasi. Hal yang tak kkalah penting dalah dalam memperkuat dan meningkatkan kepemimpinan perempuan, khususnya di bidang STEM.

“Mendorong kolaborasi dan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk kemajuan perempuan di dunia digital dan proses digitalisasi, serta sharing best practices dan networking kesuksesan perempuan di dunia digital dan digitalisasi perlu terus dilakukan. Kami berkomitmen untuk mendukung perempuan Indonesia dalam meningkatkan kompetensi dan kesejahteraannya melalui teknologi digital secara positif, santun, dan aman,” ucap Lenny.

Yunny Christine, Director of Corporate Affairs

Pada workshop Women In Tech, Yunny Christine, Director of Corporate Affairs Huawei memaparkan upaya Huawei untuk kesetaraan gender. Beberapa elemen utama dalam mencapai kesetaraan gender tersebut adalah sebagai berikut:

  • Keberagaman dan kesetaraan dalam perekrutan
  • Mempromosikan kepemimpinan perempuan dalam segala tingat
  • Model kepedulian karyawan Huawei
  • Budaya perusahaan yang terbuka, inklusif dan aman
  • Kesempatan edukasi, pelatihan dan digital bagi semua

Pada ajang Kartini Digital, juga dibacakan Deklarasi Perempuan Indonesia Berdaya di  Dunia Digital bersama-sama. Deklarasi tersebut ditujukan untuk mendorong partisipasi perempuan Indonesia dalam menciptakan ruang siber yang sehat, positif dan berpedoman kepada etika dan budaya sopan-santun khas Indonesia.

Deklarasi Perempuan Indonesia Berdaya di  Dunia Digital

I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E., M.Si., Menteri PPPA Republik Indonesia berpesan agar perempuan dapat menjawab tantangan sekaligus memaksimalkan peluang. Perempuan yang dibekali pelatihan kecakapan digital dituntut dapat meningkatkan kompetensi dan bersaing agar dapat berkontribusi terhadap Indonesia melalui berbagai prestasi.

“Literasi digital tidak lagi menjadi pilihan, melainkan suatu keharusan. Harapannya, program Kartini Digital, dapat mencetak para Kartini baru. Mereka diharapkan dapat terus menggelorakan semangat kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dari masa ke masa, termasuk pada era digital yang menghadirkan tantangan dan peluangnya tersendiri. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sangat mengapresiasi dukungan Huawei terhadap Kartini Digital. Kami mendorong segenap pemangku kepentingan, termasuk pelaku industri dan penyedia solusi TIK sebagaimana dicontohkan oleh Huawei, untuk ikut serta mencetak perempuan generasi modern yang cakap dan mumpuni,” ucap menteri yang dikenal dengan nama Bintang Puspayoga ini.

Pentingnya peran perempuan terhadap pembangunan ketahanan dan keamanan siber Indonesia juga diungkapkan Let. Jend. TNI (Purn.) Hinsa Siburian, Kepala BSSN. Selain peran individu dan peran dalam rumah tangga, perempuan juga berpotensi menjadi SDM-SDM kunci di bidang keamanan siber. Kuncinya adalah dengan pendidikan dan kesempatan yang setara bagi perempuan.

“BSSN mengapresiasi Huawei yang telah lama bermitra dengan kami, institusi pemerintah lainnya, maupun seluruh ekosistem pemangku kepentingan melalui sinergi quad-helix. Sinergi ini dilakukan untuk mendemokratisasi pendidikan digital kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya melalui kurikulum dan praktik-praktik terbaik keamanan sibernya. Kami berharap Kartini Digital dapat mengoptimalkan potensi perempuan Indonesia di bidang keamanan siber,” ucap Hinsa.

Baca juga: Huawei ICT Competition 2022-2023 Asia Pasifik Dukung Pengembangan Talenta

Yenty Joman mengungkapkan bahwa selama lebih dari 23 tahun di Indonesia, Huawei peduli pada isu-isu sosial dan pembangunan di Indonesia. Salah satu kebutuhan negara adalah 9 juta talenta digital di tahun 2030. Huawei pun berkomitmen untuk melatih 100 ribu talenta digital Indonesia yang dicanangkan tahun 2020. Sampai tahun 2023 ini, Huawei telah berhasil melatih 80% dari jumlah tersebut. Kebutuhan talenta digital tersebut pun dapat dipenuhi melalui dukungan Huawei pada Kartini Digital yang sekaligus berperan untuk memberdayakan perempuan. Komitmen pemberdayaan perempuan Huawei didasari tiga pilar, yaitu sebagai berikut:

  • Tech for Her (pengembangan teknologi untuk kemanfaatan perempuan)
  • Tech with Her (mendampingi perempuan dalam pembelajaran kecakapan digital)
  • Tech by Her (memberikan peluang bagi perempuan untuk menjadi pemimpin di perusahaan)

“Huawei adalah perusahaan yang didirikan di atas nilai-nilai inklusif, termasuk mewujudkan kesetaraan gender melalui pemberdayaan perempuan. Program Kartini Digital yang diprakarsai Kementerian PPPA selaras dengan nilai-nilai perusahaan dan patut didukung. Hal ini demi membangun masa depan Indonesia Digital yang berkeadilan serta menyejahterakan semua. Dukungan Huawei terhadap Kartini Digital juga mendekatkan kami dengan target kami untuk melatih 100 ribu talenta digital Indonesia,” ucap Guo Hailong, CEO of Huawei Indonesia.

Share:

Artikel Terkini