Teknogav.com – Kini nomor telepon telah menjadi sarana identifikasi penting, mirip dengan kartu identitas pribadi. Nomor telepon penting untuk masuk ke layanan online, termasuk jejaring sosial dan aplikasi perbankan. Hal ini menjadikan nomor telepon penting untuk dijaga kendalinya, karena kehilangan nomor telepon dapat menimbulkan masalah keamanan yang signifikan. Kehilangan kemampuan untuk mengelola nomor telepon dapat membuka peluang bagi akses tidak sah terhadap informasi pribadi dan keuangan. Hal ini karena nomor telepon sangat terintegrasi dalam identitas digital pengguna.
‘Laporan Global Digital 2024’ yang disusun Kepios menunjukkan bahwa terdapat 5,65 miliar pelanggan telepon seluler unik di seluruh dunia. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk dunia memiliki setidaknya satu nomor telepon. Setiiap tahun tren tersebut pun terus berkembang. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, para pakar Kaspersky menyoroti risiko dan tanggung jawab terkait pengelolaan saluran telepon.
Perlindungan pada nomor telepon merupakan kunci menjaga kesejahteraan digital. Para pakar Kaspersky menekankan perlunya kesadaran tindakan perlindungan yang dapat digunakan dalam skenario pengkompromian nomor telepon. Demi menjaga keamanan nomor telepon, para pakar Kaspersky pun memberikan rekomendasi beberapa langkah berikut ini.
Baca juga: Malware Smartphone Masih Berkeliaran di Indonesia selama Semester I 2022
Keamanan setelah kehilangan ponsel dan kartu SIM
Ketika ponsel hilang atau dicuri beserta nomor telepon yang menyertai, maka timbul risiko bagi keamanan digital pemiliknya. Nomor telepon mudah ditransfer ke telepon lain, apalagi jika tidak dilindungi PIN. Akun pribadi yang terhubung ke nomor telepon tersebut rentan terhadap akses tidak sah. Demi mengatasi hal ini segera hubungi operator telepon untuk memblokir nomor tersebut. Ketika kartu SIM dalam perangkat yang hilan dinonaktifkan, maka risiko penyalahgunaan nomor tersebut dapat diatasi.
Setelah memblokir, urus pembuatan kartu SIM baru dengan nomor telepon yang sama. Jika menggunakan e-SIM, maka proses dapat dilakukan dengan menghubungi penyedia untuk menonaktifkan nomor di perangkat yang hilang. Kemudian lakukan pengaturan koneksi pada perangkat baru. Tindakan proaktif ini membantu mengurangi dampak kehilangan dan melindungi informasi pribadi secara efektif.
Baca juga: Kaspersky Ungkap Serangan yang Menargetkan Pengguna Android dan iOS
Kelola perubahan nomor telepon dengan aman
Terkadang seseorang beralih ke nomor baru akibat jenuh dengan panggilan spam atau penipuan terus menerus ke nomor lamanya. Ketika hal tersebut dilakukan, maka penting untuk mengelola transisi perubahan nomor telepon dengan bijak sana. Nomor telepon yang digunakan sebelumnya kemungkinan dipakai sebagai nama user atau opsi pemulihan kunci di berbagai layanan penting. Contoh penggunaan nomor telepon tersebut mencakup jejaring sosial adan aplikasi perbankan. Sayangnya, operator seluler kerap mendaur ulang nomor dalam jangka waktu tertentu sehingga dapat digunakan orang lain. Jika akun masih ditautkan ke nomor tersebut, maka pemilik nomor tersebut yang baru bisa mengakses akun dan membahayakan informasi pribadi.
Sebaiknya proses pengalihan nomor telepon tidak dilakukan secara terburu-buru. Pilihan paling aman diawali dengan mengamankan jalur baru sambil tetap mengaktifkan jalur lama. Periode peralihan dengan menggunakan nomor lama dan nomor baru secara berbarengan penting untuk memisahkan akun dari nomor sebelumnya. Tahap ini juga dapat dibantu dengan nenggunakan pengelola kata sandi. Solusi tersebut membantu mengidentifikasi layanan yang menggunakan nomor tersebut sebagai kredensial login. Peninjauan riwayat SMS berisi kode informasi juga bisa memberi petunjuk mengenai layanan yang perlu diperbarui.
Baca juga: Pembaruan Kaspersky untuk iOS dan Android Tingkatkan Keamanan dan Privasi
Hapus penipuan
Awal penipuan port-out adalah saat penipu mengumpulkan informasi pribadi yang cukup untuk menyamar sebagai seseorang. Data tersebut dapat diperoleh melalui phishing dan vhishing. Biasanya phishing dilakukan melalui email yang menyamar sebagai email dari penyedia layanan seluler yang meminta rincian pribadi di website palsu. Sedangkan vishing dilakukan dengan panggilan video yang menyamar sebagai perusahaan telepon seluler untuk meminta informasi sensitif.
Setelah memperoleh data nama, alamat dan nomor identitas, maka operator seluler bisa diminta mengalihkan nomor telepon ke kartu SIM baru. Kondisi ini memungkinkan untuk mengalihkan pesan ke kartu baru, seperti sandi satu kali sehingga bisa mengakses akun keuangan dan pribadi. Biasanya korban tidak merasa ditipu sampai kehilangan layanan ponsel atau melihat kegiatan aneh di akun mereka. Penipuan ini dapat dicegah dengan kewaspadaan terhadap email dan panggilan yang meminta rincian pribadi atau mendesak tindakan cepat.
Lakukan verifikasi komunikasi yang meragukan dengan menghubungi penyedia layanan melalui saluran resmi. Jika curiga terjadi SIM swap, segera hubungi operator untuk mengamankan akun dan memantau laporan keuangan atas adanya transaksi yang tidak sah. Tambahkan PIN atau kata sandi unik untuk perubahan akun atau lakukan perubahan akun dengan penyedia layanan seluler untuk meningkatkan perlindungan. Perlindungan terhadap situs berbahaya yang berusaha mendapatkan data sensitif juga dapat dilakukan dengan menggunakan solusi keamanan yang menyeluruh.
“Di dunia yang saling terhubung saat ini, nomor telepon telah berubah menjadi salah satu pengenal pribadi yang paling penting, seperti sidik jari digital. Penting untuk menjaga keamanannya dengan sangat hati-hati. Pengenalan risiko penyalahgunaan dan potensi bahayanya, memungkinkan kita melindungi diri dari tekanan dan kerugian besar di masa depan. Selain itu, kewaspadaan yang dipadukan dengan solusi keamanan siber modern membentuk pertahanan yang kuat terhadap berbagai ancaman,” ucap Anna Larkina, pakar analisis konten web di Kaspersky.