The Shadow’s Edge, Ketika Pengintaian Jackie Chan Kalahkan Teknologi AI

Teknogav.com – Film The Shadow’s Edge persembahan Alibaba Pictures Group akan ditayangkan di bioskop Indonesia mulai 20 Agustus 2025. Latar film ini bertempat di Tiongkok, di mana kepolisian Macau kewalahan menghadapi sekelompok penjahat profesional. Teknologi Akal Imitasi (AI) yang digunakan oleh kepolisian untuk mengintai dan mengamati pun dapat diperdayai oleh sekelompok penjahat tersebut. Kepolisian Macau tersebut pun meminta seorang pensiunan polisi yang diperankan Jackie Chan untuk menghadapi kelompok penjahat tersebut.

The Shadow’s Edge merupakan hasil remake dari film 'Eye in the Sky' yang disutradarai Nai-Hoi Yau tahun 2007. Kelompok penjahat pada film The Shadow’s Edge ini memiliki strategi yang benar-benar matang, di bawah pimpinan Fu Longsheng alias Shadow. Akting Tony Leung Ka-Fai dapat mengaduk-aduk emosi penonton dengan karakternya yang sadis dan tegas. Kelompok penjahat yang dipimpinnya dapat meretas sistem, serta mengetahui titik yang tepat untuk mengganti penyamaran dan lolos dari kejaran polisi.

Skenario film The Shadow’s Edge ditulis oleh Larry Yang yang juga menyutradari film tersebut. Film ini merupakan kolaborasi kedua Larry Yang dengan Jackie Chan setelah film ‘Ride On’ dua tahun lalu. Pada film ini, Jackie Chan memerankan karakter Wong Tak-chung, seorang pensiunan polisi Macau yang merupakan pakar pengintaian. Wong Tak-chung direkrut kembali untuk dapat menangkap kelompok penjahat tersebut.

Film ini menampilkan perbenturan antara teknologi modern berbenturan dan teknologi pelacakan tradisional, dengan kejar-kejaran antara polisi dan penjahat. Sistem pelacakan canggih yang ditenagai AI milik kepolisian Macau dapat ditaklukkan oleh kelompok penjahat. Mereka berhasil melarikan diri dan membobol sejumlah aset kripto yang dicuri, kemudian menghilang dari radar.

Dua saudara kembar Chen Xiwang dan Chen Ximeng dalam kelompok penjahat tersebut diperankan oleh Ci Sha. Keahlian masing-masing saudara kembar tersebut adalah pembunuh profesional dan peretas. Wong Tak-chung yang kembali direkrut kepolisian diberi keleluasaan untuk membentuk tim pengintai dan melatih mereka dengan metode pengintaian model lama. Salah satu anggota tim yang direkrut Wong adalah Guoguo (diperankan Zhang Zifeng) yang merupakan anak dari rekannya yang terbunuh.

Aksi Jackie Chan di film ini tetap lincah dan jenaka di usia yang sudah menginjak 71 tahun. Apalagi saat bertarung dengan Tony Leung Ka-Fai di adegan-adengan yang penuh kekerasan dibandingkan film-film yang diperangkan Jackie Chan sebelumnya. Leung pun menampilkan keahlian menggunakan pisau yang begitu mengesankan saat membunuh serombongan orang.

Koreografi laga gerakan bela diri dalam film ini dipimpin oleh Su Hang yang menyesuaikan usia dan kekuatan Jackie Chan saat ini. Gerakan akrobatik kungfu Jackie Chan yang biasa dilihat di film-filmnya terlihat agak berbeda. Selain keseruan pertarungan kedua aktor gaek tersebut, aksi bela diri Zhang Zifeng dan Ci Sha juga terlihat mengesankan.

Film ‘The Shadow’s Edge’ memiliki durasi cukup panjang, yaitu 142 menit, tetapi Yang sang sutradara dapat mempertahankan ritme tetap seru. Dominasi sinematografi yang dinamis dapat menampikan adegan aksi yang menegangkan. Alur cerita film ini dapat menghayutkan penonton dari awal sampai akhir. Benturan antara metode lama dan kecanggihan teknologi diperlihatkan oleh dua karakter Utama yang menguasai profesinya dengan cara lama.

Baik Wong maupun Fu memang berada di pihak yang bertentangan, satu penegak hukum dan lainnya penjahat. Namun ideologi mereka sama, keduanya meyakini metode tradisional yang tak pernah lekang waktu, bahkan di era yang begitu mengandalkan teknologi.

Tak dapat diragukan lagi, film The Shadow’s Edge merupakan salah satu film terbaik yang diperankan Jackie Chan. Selain itu, juga ada bintang-bintang muda lain seperti Jun (Seventeen), Zhou Zhengjie, dan Wang Ziyi. Film yang diproduseri Victoria Hon ini akan ditayangkan di jaringan bioskop Indonesia pada 20 Agustus 2025.