Teknogav.com - Pembangunan bagi seluruh lapisan masyarakat terus diupayakan oleh pemerintah, khususnya pada ekonomi digital yang inklusif, adil dan merata. Demi mendorong hal tersebut pemerintah perlu membuat kebijakan-kebijakan yang mendukung. Kemenko Perekonomian baru saja meluncurkan buku putih (white book) untuk dijadikan dasar pembuatan kebijakan pemerintah. Judul buku putih tersebut adalah “Indonesia Digital for Future Economy & Inclusive Urban Transformation”.
Buku putih tersebut mencerminkan potensi, tantangan, status terkini dan usulan langkah-langkah strategis dalam mewujudkan Indonesia Digital. Langkah-langkah strategis tersebut bertujuan untuk menyukseskan transformasi ekonomi bangsa dan inklusivitas urban di masa depan. Isi buku putih tersebut mencakup enam bab, yaitu:
- Digital Economy Outlook;
- Building Indonesia Digital;
- Connectivity, ICT Infrastructure, and Big Data;
- Regulation and Ecosystem;
- Indonesia Sector Digitization;
- Summary and Recommendation.
Harapannya buku putih tersebut dapat berperan dalam mempercepat tersusunnya kebijakan dan regulasi yang efektif dan efisien. Salah satu contoh percepatan tersebut adalah dalam mempersiapkan pengganti Undang-undang 36/1999 mengenai Telekomunikasi dan beberapa Peraturan Pemerintah yang sudah ketinggalan zaman.
Buku putih diharapkan juga bisa menggambarkan awal kemampuan digital lintas sektor pemerintah sesuai rencana pemindahan Ibukota Negara ke Kalimantan Timur. Kemampuan digital tersebut untuk aplikasi layanan publik utama yang mencakup kependudukan, kesehatan, manajemen resiko bencana, layanan finansial, logistik dan perhubungan. Kebutuhan awal pemindahan Ibukota Negara berbasis TIK pun digambarkan pada buku putih ini. Beberapa kebutuhan awal tersebut mencakup rekomendasi standar broadband, persyaratan kinerja untuk kecepatan data tinggi, dan strategi ITU 2020-2013.
Diskusi Telematika Akhir Tahun 2019
Berbarengan peluncuran buku putih, Kedeputian Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah (D6), Kemenko Perekonomian menggelar Diskusi Telematika Akhir Tahun 2019. Diskusi tersebut dilakukan bersama beberapa pemangku kepentingan lintas sektor. Tajuk dari diskusi adalah “Indonesia Digital Readiness towards Dual Giga Connected and Intelligent Nation”. Konektivitas berkecepatan dual giga diharapkan bisa menjadi dasar penting untuk mendukung percepatan mewujudkan bangsa yang cerdas dan perekonomian digital yang inklusif.“Kami mengharapkan peran serta seluruh elemen masyarakat bersama pemerintah untuk mengoptimalkan setiap perubahan pada lingkup TIK. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah setiap kegiatan pembangunan. Kemajuan dan berbagai aplikasi TIK juga bisa dimaksimalkan untukmengembangkan wilayah, pemerataan hasil pembangunan dan memperbanyak pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru,” ucap Wahyu Utomo, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kemenko Perekonomian.
Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara. Prediksinya pemasukan dari ekonomi Internet di tahun 2019 akan mencapai USD40 miliar atau sekitar Rp559,3 triliun. Rata-rata pertumbuhan tersebut diperkirakan mencapai 49% per tahun. Indonesia juga merupakan negara terdepan dalam hal penetrasi digital di Asia Tenggara. Berdasarkan data APJII, jumlah pengguna internet mencapai 171 juta jiwa di tahun 2019.
Dasar terpenting merancang pembangunan infrastruktur digital adalah UKM, teknologi serat optik yang kokoh, koneksi broadband 5G, dan layanan nirkabel Broadband. Faktor-faktor tersebut juga menjadi motor penggerak utama terjadinya digitalisasi yang memicu tumbuhnya inklusivitas, efisiensi, inovasi dan mengurangi kesenjangan digital. Hal ini tentu saja sesuai visi Presiden Joko Widodo dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan demi mewujudkan Indonesia maju.