Adjust Ungkap Perilaku Gamer yang Memanfaatkan Bot dan Proporsinya Adjust Ungkap Perilaku Gamer yang Memanfaatkan Bot dan Proporsinya ~ Teknogav.com

Adjust Ungkap Perilaku Gamer yang Memanfaatkan Bot dan Proporsinya

Teknogav.com – Peningkatan pertumbuhan game seluler makin cepat. Persentase kegiatan bermain game digital, 81% dilakukan di aplikasi smartphone. Pada tahun 2021 diperkirakan lebih dari 25% penduduk akan menjadi gamer seluler aktif. Pengeluaran untuk belanja game seluler diperkirakan lebih dari USD180 miliar atau sekitar Rp2.811 triliun. Sayangnya seiring pesatnya pertumbuhan game seluler, ternyata penipuan bot dalam aplikasi pun makin marak.
sumber KnowTechie
Bot adalah mesin untuk melakukan otomatisasi gameplay sehingga gamer bisa mengalahkan pemain lain dengan curang. Jika melakukan pencarian di Google dengan kata kunci ‘bot untuk game seluler’ maka akan tampil lebih dari 79,5 juta hasil.

Survei Adjust Mengenai Penggunaan Bot

Suatu perusahaan B2B SaaS global, Adjust mengungkap hasil survei bahwa 41% gamer seluler pernah membeli bot untuk menang. Biaya rata-rata yang dikeluarkan gamer untuk membeli bot adalah USD65 atau sekitar Rp1 jutaan. Hasil survei juga membahas profil para gamer di Amerika Serikat dan dampak bot pada komunitas game dan perekonomian.

Hasil survei Adjust
Sekitar 31% responden mgatakan bahwa mereka selalu bermain melawan bot. Jika dibandingkan antar generasi, maka generasi Z paling banyak mengeluarkan biaya untuk membeli bot, yaitu 12% dari generasi Z. Biaya yang dikeluarkan mereka untuk membeli bot lebih dari USD201 atau lebih dari Rp3 jutaan.  Sedangkan generasi yang paling banyak menggunakan bot adalah generasi Y dan generasi X dengan persentasi pembeli bot adalah 72% pria.

Survei Adjust juga mengungkap bahwa 72% responden pengguna bot adalah pria dan 28% wanita. Sementara itu e-Marketer mengungkap bahwa di Amerika Serikat, mayoritas gamer adalah wanita. Komposisi responden pengguna bot berdasarkan survei Adjust adalah 48% pria dan 30% wanita.

Ketika ditanyakan mengenai dampak bot, 63% mengaku bahwa bot berpengaruh negatif pada game, komunitas dan pereknomian. Sekitar 74% dari responden tersebut berasal dari genrasi Y dan 61% dari mereka bermain game setiap hari. Persentase yang tidak setuju dengan penggunaan bot pun cukup lumayan, 39% responden merasa bot merusak game. Ada juga yang mengatakan bahwa penggunaan bot merupakan kecurangan, yaitu sebanyak 37% responden.

Kendati demikian tak sedikit pula yang menggunakan bot, yaitu 27% reseponden merasa berhak menggunakan bot. Dan 28% responden merasa akan memakai bot jika pemain lain juga melakukan hal yang sama.

Yaron Oliker, CEO dan co-founder Unbotify mengungkapkan bahwa bot berdampak negatif pada pengalaman sosial dan merusak model bisnis game. Hal ini dikarenakan membuat persaingan tidak adil dan justru akan menghilangkan pemain yang berharga. Unbotify adalah startup keamanan siber yang mendapat penghargaan dan diakuisisi Adjust pada tahun 2019.

Bot akan mengurangi pendapatan dan dapat merusak reputasi. Gamer yang membeli bot tidak akan melakukan pembelian dalam game, sehingga mengurangi pendapatan aplikasi,” ucap Oliker.

Solusi yang disediakan Unbotify sudah disesuaikan dan memanfaatkan data sensor pengguna secara langsung dari smartphone. Model pembelajaran mesin dibangun berdasarkan perilaku pengguna asli menggunakan aplikasi saat bermain, sehingga bisa membedakan manusia dan bot. Solusi ini juga bisa mendeteksi ketika game dibajak penipu.

Pemgembang dan penyedia game seluler di Indonesia, Indofun Games selalu berusaha lebih maju dari bot. Game-game hasil garapan mereka mencakup Audistar Mobile dan Kaisar Langit – Rich and Famous.

Bot adalah tools berbahaya yang digunakan jutaan gamer dari seluruh dunia untuk bermain curang agar dapat menang dan mendapatkan untung. Makin menarik game, pemain makin ingin memakai bot. Kita perlu memastikan perilaku tersebut tak merusak sistem ekonomi,” ucap Jeason Wu, VP Game Publishing di Indofun Games.
Share:

Artikel Terkini