Huawei Respon Manuver Aturan FDPR AS Pada Analyst Summit ke-17 Huawei Respon Manuver Aturan FDPR AS Pada Analyst Summit ke-17 ~ Teknogav.com

Huawei Respon Manuver Aturan FDPR AS Pada Analyst Summit ke-17


Teknogav.com – Huawei menyelenggarakan ajang Global Analyst Summit ke-17 di Shenzhen pada 18 Mei 2020 dan ditayangkan juga secara online. Lebih dari 2000 analis industri, para key opinion leader dan media menghadiri ajang tersebut. Pada kesempatan tersebut Huawei dan para peserta yang turut hadir berdiskusi mengenai cara berkolaborasi dengan semua pihak terkait pandemi Covid-19. Tujuan diskusi adalah untuk mencapai hasil yang bermanfaat bagi semua pihak dan mempercepat perwujudan dunia yang cerdas.

Pernyelenggaraan Huawei Global Analyst Summit pertama kali dilakukan tahun 2004, kemudian terus digelar setiap tahunnya. Tahun ini, pertemuan berlangsung dari tanggal 18 Mei sampai 20 Mei dengan sejumlah sesi. Sejumlah ahli industri dari seluruh dunia hadir dan berdiskusi sambil mengusung berbagai wawasan baru berkaitan dengan tren teknologi masa kini. Mereka juga membuka wawasan untuk melakukan kolaborasi teknologi secara global.

Pada kata sambutannya, Guo Ping, Rotating Chairman Huawei menyampaikan pengalaman dan pencapaian bisnis Huawei selama setahun. Kiprah dan komitmen Huawei dituangkan dalam pidatonya yang berjudul ‘Huawei: A Year and Beyond’.

Guo Ping, Rotating Chairman Huawei
Sejak awal didirikan, Huawei berkomitmen penuh menghadirkan dunia digital dalam kehidupan manusia, baik di rumah maupun perusahaan demi kemajuan dunia. Peran dan kontribusi Huawei selama ini sangat aktif dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) global. Selama lebih dari 30 tahun sudah lebih dari 1.500 jaringan yang digelar Huawei di lebih dari 170 negara dan kawasan. Huawei telah melayani lebih dari 3 miliar orang dan menjadi penyedia peranti cerdas bagi 600 juta pengguna di dunia.

Tindakan yang diambil Amerika Serikat (AS) yang menghalangi kerja sama Huawei dengan perusahan-perusahaan menciderai Huawei dan merugikan pelanggan. Para pelanggan menjadi terhalangi untuk bisa menikmati pengalaman menggunakan produk-produk dan layanan-layanan Huawei.

Dunia Cerdas dengan Fondasi Infrastruktur TIK

Infrastruktur TIK adalah dasar dari perwujudan dunia yang cerdas. Ekonomi digital diperkirakan mencapai USD23 triliun pada tahun 2025 nanti. Potensi industri TIK saat ini memang dianggap masih signifikan, peluang masih lebih banyak muncul dibanding tantangan.

Huawei masih akan terus mengokohkan komitmen dalam berinvestasi dan berinovasi di tiga bidang yang merupakan pilarnya. Ketiga bidang tersebut adalah konektivitas, komputasi dan perangkat cerdas. Kolaborasi akan terus dijalin bersama pelanggan, mitra, organisasi-organisasi standarisasi dan pemain-pemain industri di berbagai lini, termasuk rantai suplai dan standarisasi. Penggalian potensi baru dilakukan bersama-sama demi mendorong pertumbuhan kolaborasi secara terbuka, sehingga terwujud pengembangan industri secara inklusif di masa depan.
Guo Ping, Rotating Chairman Huawei memaparkan kendala yang dihadapi
“Hari ini dunia bertransformasi menjadi sistem yang kolaboratif, sehingga tren pertumbuhan globalisasi mestinya tak berjalan mundur. Berantakannya standar kebijakan dan rantai suplai karena fragmentasi justru tak menguntungkan berbagai pihak karena berdampak dahsyat pada keseluruhan industri. Industri harus bekerja sama lebih erat sebagai satu kesatuan. Langkah ini untuk memperkuat proteksi IPR dan menjaga pertumbuhan persaingan yang adil, dan melindungi standar global secara terpadu. Tentunya juga mendukung perwujudan rantai suplai global yang kolaboratif,”  ucap Guo Ping.
Guo Ping, Rotating Chairman Huawei mengungkap pentingnya bekerja bersama

Kebijakan FDPR Pemerintah AS

Pada Analyst Summit ini, Huawei juga menyampaikan ketidaksetujuannya dengan perubahan peraturan yang diterbitkan Departemen Perdagangan AS pada 15 Mei 2020. Peraturan tersebut mengenai aturan produk langsung asing atau Foreign Direct Produt Rule (FDPR) yang secara spesifik ditujukan kepada Huawei. Tanpa justifikasi, pemerintah AS memasukkan Huawei ke dalam daftar entitas atau Entity List sejak 16 Mei 2020.

“Selama ini kami tak bisa lagi mengakses ke sejumlah elemen industri dan teknologi yang menjadi kunci bagi kami. Kendati demikian kami tetap berkomitmen terus mematuhi aturan yang ditetapkan pemerintah AS. Kami juga sudah memenuhi kewajiban-kewajiban yang tertuang secara kontraktual dengan pelanggan dan pemasok, namun kami dapat bertahan dan terus maju. Tak kenal lelah kami terus berupaya dengan gigih untuk bisa lepas dari kesulitan-kesulitas yang menerpa,” lanjut Guo Ping.

Pada pidatonya, Guo Ping menyampaikan keprihatinan mengenai langkah pemerintah AS yang dianggapnya mengacaukan semua industri secara global. Peraturan baru AS tersebut mempengaruhi ekspansi, pemeliharaan dan operasional jaringan senilai ratusan miliar dolar Huawei di lebih dari 170 negara. Tentu saja hal tersebut akan berdampak pada layanan komunikasi yang melayani lebih dari 3 miliar pengguna di seluruh dunia. Tindakan pemerintah AS yang mengklaim didasari masalah keamanan jaringan dianggap Huawei ditujukan untuk menyerang perusahan dari negara lain.

Huawei mengungkapkan bahwa keputusan pemerintah AS tak hanya berdampak ke perusahaan mereka, namun juga pada industri global secara luas. Perusahaan tersebut menganggap langkah AS yang memanfaatkan kekuatan teknologi untuk menghambat perusahaan asing justru akan merugikan negara mereka sendiri. Huawei mengaku bisnis mereka terganggu dengan adanya tindakan pemerintah AS dan akan terus mencari solusi masalah tersebut. Pelanggan dan pemasok pun dirangkul untuk terus bekerja sama meminimalkan dampak aturan tersebut. Informasi lebih lengkap mengenai acara ini dapat dilihat di tautan ini.
Share:

Artikel Terkini