Tips Menentukan Speaker dan Driver yang Tepat Sesuai Kebutuhan Tips Menentukan Speaker dan Driver yang Tepat Sesuai Kebutuhan ~ Teknogav.com

Tips Menentukan Speaker dan Driver yang Tepat Sesuai Kebutuhan



Teknogav.com - Pada 18 Oktober lalu, AudioStation menggelar webinar mengenai teknologi studio monitor. Webinar ini membahas mengenai kelebihan berbagai teknologi speaker dan penempatan speaker yang ideal beserta penerapannya dalam recording, mixing dan mastering. Teknologi pada speaker melibatkan banyak hal, di antaranya adalah bass reflex, passive radiator, coaxial dan lain-lain. Pada webinar ini Satyagung Indra yang berprofesi sebagai desainer speaker dan juga redaksi Teknogav berbagi pengetahuan terkait teknologi speaker.

Jika dilihat dari penerapan dan tujuannya, maka speaker terdiri dari dua kategori, yaitu speaker produksi dan speaker reproduksi. Speaker produksi dituntut untuk menghasilkan suara sealami mungkin sehingga membantu menentukan cara mengolah suara. Selain itu speaker produksi juga harus bisa digunakan mendengarkan berbagai jenis musik. Sementara speaker reproduksi menghasilkan suara sesuai konten dan selera sehingga memberikan kepuasan bagi pendengarnya. Biasanya speaker reproduksi pun disesuaikan dengan jenis musik tertentu.

Jenis-jenis Driver

beberapa jenis driver

Berbicara tentang speaker tentunya tak lepas dari driver. Jenis driver sendiri terdiri atas woofer dan tweeter. Fungsi woofer adalah memproduksi suara dengan frekuensi rendah sampai menengah. Sedangkan tweeter memproduksi frekuensi tinggi. Bahan yang cocok untuk woofer mencakup tiga hal, yaitu kokoh, ringan dan meredam.

Kinerja frekuensi rendah driver bisa didefinisikan dengan parameter serangkaian elektromekanis yang disebut juga parameter Thiele/Small. Parameter ini biasanya dicantumkan dalam lembaran spesifikasi produsesn driver sehingga desainer mendapatkan panduan memilih kabinet driver untuk desain loudspeaker. Desainer loudspeaker bisa melakukan simulasi posisi, kecepatan dan percepatan diafragma, impedansi dan keluaran suara sistem menggunakan parameter ini. 


Teknologi Tweeter

beberapa jenis driver berdasarkan teknologinya
Seperti telah disinggung sebelumnya, tweeter merupakan driver berfrekuensi tinggi atau treble. Berdasarkan teknologinya, tweeter mencakup dome, inverted dome, piezo, ribbon, planar magnetik, elektrostatik, horn, plasma dan air motion transformer (AMT). Pada umumnya driver dengan bentuk dome dirancang untuk memproduksi frekuensi audio tinggi sekitar 2.000 Hz sampai 20.000 Hz. Rentang frekuensi tersebut biasanya merupakan batas atas pendengaran manusia.

Secara teori, bentuk dome yang seperti kubah akan membuat suara menyebar dan suaranya lebih umum atau wajar didengar. Sedangkan inverter dome akan lebih fokus saat diberikan suara sehingga lebih presisi. Biasanya inverted dome terbuat dari beryllium yang mampu menjangkau lebih dari lima oktaf atau rentang 1.000 Hz sampai 40.000 Hz.

Driver dengan teknologi ribbon bisa menghasilkan suara paling alami karena paling lembut dan telinga manusia senang mendengar kelembutan. AMT pun diklaim natural dan cocok untuk reproduksi suara biola dan terompet yang memberikan sensasi suara seolah-olah bisa keluar dari terompet. Kekurangan teknologi ribbon dan AMT adalah dispersi vertikal yang tak terlalu lebar, sementara untuk horisontal luar biasa. Kecepatan AMT empat kali lipat dibanding tweeter dome dan inverted dome. Tweeter AMT biasanya lebih disenangi di dunia recording dibandingkan dengan tweeter ribbon yang lebih lembut.

Jenis Speaker Berdasarkan Driver

Berdasarkan jenis driver, speaker pun dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Beberapa di antaranya adalah full-range, 2-way, 3-way dan coaxial.
  • Speaker full-range merupakan speaker yang simple. Pada speaker ini hanya digunakan satu driver untuk menghasilkan frekuensi mulai dari rendah sampai tinggi.  Kelemahan speaker full-range adalah penggunaan driver full-range ini tidak bisa menghasilkan frekuensi tinggi yang tinggi sekali. Demikian juga untuk frekuensi rendah tidak bisa rendah sekali. Bisa dikatakan driver full-range adalah driver mid-range yang frekuensinya lebih lebar.

    Kendati demikian, studio recording masih ada yang suka menggunakan speaker full-range ini. Ini karena mereka tidak membutuhkan frekuensi tinggi yang terlalu tinggi, selama frekuensi dasar alat musik masih bisa terdengar.
    contoh speaker 2-way
  • Speaker 2-way berarti speaker memiliki dua driver, yaitu tweeter dan woofer. Setiap driver memiliki jarak frekuensi yang berhubungan biasanya menghasilkan suara tinggi dan rendah. Speaker 2-way simple dengan pemisahan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah. Pertemuan keduanya merupakan mid-region. Kelebihan dari speaker ini adalah bisa memberikan frekuensi tinggi yang sangat tinggi. Sedangkan untuk frekuensi rendah pun cukup mampu merepresentasikannya, seperti 50-60 Hz yang memadai untuk speaker yang relatif kecil. Speaker jenis ini cenderung lebih populer. Makin banyak way, maka makin rumit dalam pembuatan crossover.
    contoh speaker 3-way
  • Speaker 3-way memiliki tiga driver dengan jarak frekuensi yang berhubungan. Driver pada speaker ini mencakup tweeter, mid-range dan woofer. Biasanya suara yang dihasilkan adalah tinggi, sedang dan rendah. Speaker 3-way memiliki driver suara sedang atau mid-range yang bentuknya lebih kecil dari woofer. Suara yang dihasilkan adalah frekuensi sedang seperti suara saksofon dan instrumen musik lain yang berfrekuensi mid-range.

    Pada speaker 3-way, masing-masing frekuensi dipecah lebih lebar sehingga masing-masing frekuensi lebih fokus. Kelemahan speaker ini adalah titik perpotongan crossover yang lebih sulit untuk terdengar natural. Perpotongan antara driver merupakan hal yang sulit apalagi jika lokasi berbeda atau bukan satu poros sehingga dispersi menyebar.
    contoh speaker coaxial
  • Coaxial atau konsentris ganda merupakan speaker monitor dengan tweeter dan woofer sama-sama berada di posisi tengah. Speaker ini juga bisa menggunakan tiga driver seperti speaker 3-way tetapi berada dalam satu poros. Suara yang dihasilkan lebih akurat dan detail karena energi keluar dari satu titik sweet spot, sehingga dapat meminimalisir kebutuhan linearitas. Linearitas speaker ini paling bagus di antara yang lain, tetapi kekurangannya adalah tak bisa menghasilkan suara yang lantang. Kelemahannya adalah ketika menghasilkan suara yang kuat maka akan menghasilkan getar.

    Pada coaxial, sinyal yang dikeluarkan tweeter dan woofer pada satu titik cenderung menghasilkan interferensi atau saling mengganggu. Kembali lagi ke kompromi sejauh mana interferensi ini bisa diterima. Interferensi pada studio monitor tak terlalu masalah, berbeda jika di ruang dengar yang besar. Speaker ini cenderung tidak fokus dan menghasilkan pantulan-pantulan yang tak diinginkan. Jika dekat benar-benar terdengar seperti satu sumber.
    Skema speaker coaxial Kali in-8 dari Focal

Jenis-jenis Speaker Berdasarkan Kabinet

beberapa jenis kabinet speaker

Kabinet speaker terdiri dari begitu banyak jenis. Kali ini akan dijelaskan dengan pembagian menjadi tiga saja yang umum di pasaran, yaitu sealed, ported dan passive radiator. Perancangan suatu kabinet tentu saja harus menyesuaikan dari sifat si driver yang akan digunakan itu sendiri.

Ketika kemampuan motor tidak terlalu kencang, misalnya nilai Efficiency Bandwidth Product (EBP) di atas 50. EBP merupakan perbandingan frekuensi resonansi dan Qes (pengukuran pengendalian yang berasal dari sistem suspensi listrik yang mencakup voice coil dan magnet).

  • Kabinet sealed biasanya digunakan untuk motor atau magnet yang tidak terlalu besar, demikian juga dengan peredamannya. Satya juga mengungkapkan bahwa speaker Kasturi yang merupakan produk terbarunya merupakan speaker dengan desain kabinet sealed. Driver yang digunakan membutuhkan kompresi di dalam kabinet. Speaker sealed cocok digunakan juga untuk studio monitor. Kebanyakan frekuensi rendah yang direproduksi speaker sealed lebih ketat.
    speaker Kasturi dari Kaymee

  • Speaker ported memiliki lubang untuk membuang embusan besar agar kompresi tak mengganggu kerja driver. Biasanya speaker ini bisa menjangkau frekuensi lebih rendah, walau tidak selalu. Pada kabinet ported agar distorsi minim atau suara tekanan angin tak terdengar, membutuhkan port yang lebar dan panjang.
  • Speaker passive radiator menggunakan driver belakang yang sama dengan di depan, tetapi driver belakang tidak menggunakan magnet fungsinya hanya untuk suspensi atau mengatur udara di dalam. Mirip dengan speaker ported, speaker passive radiator ini bisa mereproduksi frekuensi yang sangat rendah tapi tidak membutuhkan ruangan yang besar. Kebutuhan ruangan yang kecil ini karena kemampuan menghasilkan nada yang lebih rendah.
Pemilihan kabinet ported adalah agar kecepatan buang udara tidak terdengar, atau di bawah 17 meter per detik. Demi mencapai kecepatan rendah, dibutuhkan lubang yang besar dan panjang, tetapi ukuran kabinetnya tidak masuk akal karena terlalu panjang. Solusinya adalah dengan membuat kabinet dengan passive radiator.
Grafik tanggapan frekuensi setiap speaker

Grafik tampilan tanggapan frekuensi menggunakan passive radiator seperti tanpa distorsi saking rendahnya distorsi. Frekuensi rendahnya bisa terlihat lebih rapi. Biasanya pembuatan passive radiator lebih mahal karena butuh biaya tambahan. Parameternya harus dibuat pabrik karena sebelum diukur harus dikasih motor terlebih dahulu, baru dapat diketahui parameternya. Itu pun masih harus ada kompromi seperti penyesuaian berat untuk menyesuaikan driver.

Studio monitor bisa saja dijadikan speaker Hifi, tetapi hasilnya bisa jadi tidak sesuai keinginan. Ini karena studio monitor dirancang untuk near field atau ruang dengar jarak dekat. Crossover pada studio monitor dirancang untuk fase, impedansi dan tanggapan frekuensi near field. Ketika diukur untuk mid-field atau ruangan sedang, maka hasil ukur tanggapan frekuensi bisa beda. Sementara itu speaker Hifi bisa juga digunakan di studio recording selama paham karakteristik dan akurasi speaker tersebut. Desain speaker Hifi disesuaikan agar bisa didengarkan di mana saja untuk ruangan lebih besar, jadi kemungkinan akurasinya kurang.

Demikianlah diskusi yang dilakukan Satyagung dan Sam Kevin, semoga bisa menjadi pertimbangan saat menentukan speaker dan driver yang akan digunakan.

Share:

Artikel Terkini