Generasi Kelahiran Setelah Tahun 1995 Lebih Tenang Hadapi Perubahan Iklim Generasi Kelahiran Setelah Tahun 1995 Lebih Tenang Hadapi Perubahan Iklim ~ Teknogav.com

Generasi Kelahiran Setelah Tahun 1995 Lebih Tenang Hadapi Perubahan Iklim

Teknogav.com – Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyelenggarakan konferensi mengenai perubahan iklim yang dinamai Conference of the Parties (COP) setiap tahun. Konferensi iklim ini digelar pertama kali pada tahun 1995 untuk mengetahui perkembangan terkait perubahan iklim. Generasi yang lahir setelah tahun 1995 pun dikenal sebagai generasi COP. Laporan tahunan ketiga Climate Reaity Barometer dari Seiko Epson Corporation memberikan wawasan mengenai pandangan dari generasi COP terhadap perubahan iklim.

Seiko Epson merupakan produsen teknologi yang dikenal dengan printer. Survei telah dilakukan Seiko Epson sejak tahun 2021 untuk memahami sikap dan harapan pelanggan di berbagai pasar global. Pelaksanaan survei ini dilakukan oleh Opinion Matters.

Temuan-temuan dalam laporan tersebut merupakan hasil survei yang melibatkan 30 ribu responden dari 39 negara. Hampir setengah dari peserta muda dalam survei tersebut meyakini akan terhindar dari bencana iklim. Padahal tahun ini terdapat bencana banjir dan kebakaran hutan yang dahsyat, serta suhu global yang mencapai rekor tertinggi. Sekitar 49% responden berusia 16-29 tahun ’sangat optimis’ atau ’agak optimis’ terkena dampak bencana seperti banjir, kekeringan atau tanah longsor. Angka tersebut hanya 32% pada responden berusia 55 tahun ke atas.

Sumber: Seiko Epson Corp. Climate Reality Barometer

Baca juga: Kampanye Epson Tingkatkan Kesadaran akan Dampak Mencairnya Lapisan Es Arktik

Responden dengan usia 29 tahun ke bawah memiliki kekhawatiran lebih besar pada kenaikan biaya ketimbang pemanasan global. Sedangkan bagi responden yang berusia 30 tahun ke atas, perubahan iklim merupakan isu utama. Temuan hasil survei menunjukkan bahwa ’generasi COP’ tidak merasakan krisis yang sama layaknya kelompok yang lebih tua. 

”Generasi muda, khususnya generasi ini hidup di bawah pemanasan global sejak lahir, sehingga mungkin tak merasa begitu terancam perubahan iklim. Keakraban yang meluas dengan perubahan iklim dan kepercayaan terhadap solusi berbasis teknologi mungkin berkontribusi pada rasa urgensi yang lebih rendah. Kesenjangan antara persepsi dan realitas atmosfer merupakan risiko dan perlu lebih banyak edukasi,” ucap Yasunori Ogawa, Chief Exective Officer Seiko Epson.

Baca juga: Riset Epson Tunjukkan Optimisme Iklim yang Terus Meningkat

Konsekuensi dan lintasan iklim bumi berdasarkan tingkat emisi pembakaran bahan bakar fosil saat ini tidak sepenuhnya dipahami banyak orang. Inflasi dan peristiwa cuaca ekstrem seperti kekeringan dan banjir menjadi lebih buruk akibat perubahan iklim. Tekanan pada pasokan pangan terjadi seiring percepatan pemanasan global. Laporan Bank Sentral Eropa menunjukkan kenaikan suhu bisa meningkatkan inflasi pangan tahunan. Peningkatan inflasi tahuan  tersebut berada di kisaran 0,9% dan 3,2% per tahun pada tahun 2035.

”Umat manusia telah membuka pintu gerbang menuju neraka. Perlu segera dilakukan tindakan untuk mencegah kenaikan suhu 2,8˚C yang berdampak tidak proporsional pada kelompok termiskin di dunia,” ucap Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB.

Baca juga: Epson Indonesia dan Yayasan WWF Indonesia Berkolaborasi Tingkatkan Konservasi Laut

Laporan tahunan Seiko Epson Corporate menunjukkan bahwa banyak responden yang mengaku sudah melakukan perubahan perilaku. Mereka mengurangi konsumsi untuk membantu mengatasi perubahan iklim. Hampir 38% di seluruh kelompok usia mengaku mengurangi perjalanan internasional untuk bekerja dan hiburan. Sekitar 30% mengaku berencana melakukan perubahan di masa yang akan datang. Sejumlah hampir 20% telah beralih ke kendaraan listrik, dan 51% berharap melakukannya di masa depan.

Share:

Artikel Terkini