Trailer dan Poster Film “Esok Tanpa Ibu” Hadirkan AI Futuristik Trailer dan Poster Film “Esok Tanpa Ibu” Hadirkan AI Futuristik ~ Teknogav.com

Trailer dan Poster Film “Esok Tanpa Ibu” Hadirkan AI Futuristik



Teknogav.com – Film “Esok Tanpa Ibu” akan ditayangkan di bioskop Indonesia untuk umum mulai 22 Januari 2026. Jelang penayangannya, trailer dan poster resmi film ini dirilis pada 16 Desember 2025. Konten trailer dan poster film tersebut menggambarkan kerinduan ayah dan anak pada sosk ibu di keluarga. Namun, kemudian sang anak terlihat bisa kembali berinteraksi dengan sosok ibunya dalam bentuk Akal Imitasi (AI).

Kisah dalam film ini menceritakan keluarga kecil yang terdiri dari sepasang orang tua dan seorang anak remaja. Kedua orang tua diperankan oleh Ringgo Agus Rahman dan Dian Sastrowardoyo. Mereka memiliki seorang anak bernama Rama yang biasa dipanggil Cimot (Ali Fikry). Cimot lebih dekat dengan ibunya, segala kegelisahaan dan kegembiraan selalu disampaikannya ke sang ibu. Sedangkan ke sang ayah lebih tertutup. 

Kebahagiaan dan kehangatan dalam keluarga kecil tersebut berubah ketika terjadi musibah yang membuat sang ibu koma. Cimot pun merasa kehilangan kasih sayang, hubungan dengan sang bapak juga kian renggang, sampai menimbulkan konflik relasi anak-orang tua.

Baca juga: Film Five Nights at Freddie’s 2, Teror Animatronik Makin Mencekam  

Film “Esok Tanpa Ibu” merupakan persembahan BASE Entertainment, Beacon Film, dan Refinery Media. Kehadiran film ini juga didukung Singapore Film Commision (SFC) dan Infocomm Media Development Authority (IMDA), menjadikannya film kolaborasi internasional. Selain itu, Samsung dan Telkomsel turut berpartisipasi mensponsori film ini. Penayangan film ini secara perdana sudah digelar pada ajang Jogja-NETPAC Asian Film Festival ke-20 (JAFF20).

Trailer dan poster yang ditampilkan terlihat mengharukan dan hangat. Iringan lagu Jernih dari Kunto Aji dan Raih Tanahmu dari hara & Nosstres di trailer memberikan dimensi emosi yang menyentuh. Momen dramatis terasa saat Cimot dan bapaknya dapat berinteraksi dengan Akal Imitasi (AI) yang tampil dalam sosok ibu. Namun, dapatkah AI tersebut menggantikan kasih Ibu yang saat itu sedang koma tak berdaya?

Poster terlihat cantik penuh bunga dengan ketiga anggota keluarga kecil tersebut berbaring di atasnya. Di sekelilingnya terdapat bingkai mirip layar gawai yang menjadi representasi film ini. Tampilan poster memberikan makna kasih sayang yang tumbuh manusiawi dan kehadiran imitasi yang berusaha menggantikan kasih sayang tersebut.

Naskah film “Esok Tanpa Ibu” atau Mothernet ditulis oleh Gina S. Noer, Diva Apresya, dan Melarissa Sjarief. 

"Mothernet merupakan versi Inggris dari Esok Tanpa Ibu. Di ruang penulis kami selalu mengumpulkan ide-ide, setelah bekerja sama dengan BASE Entertainment, terpilihlah 'Esok Tanpa Ibu' di Wahana Creator. Awalnya tidak terbayang membuat Akal Imitasi dalam cerita ini," ucap Gina S. Noer. 

Film ini diproduseri Dian Sastro Wardoyo dan Shanty Harmayn, serta disutradarai Ho Wi-ding yang merupakan sutradara asal Malaysia. Shanty Harmayn mengungkapkan bahwa gagasan awal film "Esok Tanpa Ibu" yang diusung Gina dan Diva mengalami perjalanan yang cukup panjang.

Shanty Harmayn, produser film 'Esok Tanpa Ibu'

"Film ini dimulai dari ide Gina dan Diva, dan berasal dari sesuatu yang sangat personal bagi mereka. Sejak awal pandemi, kami berdiskusi panjang tentang bagaimana cerita ini bisa berbicara lebih luas. Dari banyak percakapan kami, mulai dari isu keluarga, hingga bagaimana teknologi bisa memengaruhi hubungan manusia. Proses yang dilalui cukup panjang dan terus berevolusi hingga menjadi karya yang bisa dinikmati oleh penonton Indonesia mulai 22 Januari 2026 di bioskop. Semoga ceritanya sampai ke hati penonton," ucap Shanty Harmayn. 

Karakter ibu yang diperankan Dian Sastrowardoyo dianggap Dian sebagai karakter yang mewakili banyak sosok ibu di kehidupan masyarakat. Pendekatan yang dilakukannya saat memerankan AI di film ini juga berbeda dengan saat mengisi suara di Waze. Dian masih menggunakan kepribadiannya sendiri saat di Waze. Salah satu latihan yang dilakukan adalah sering mengobrol dengan AI di smartphone untuk mengikuti intonasi AI.

Dian Sastrowardoyo

"Ini adalah peran yang mewakili banyak sekali ibu-ibu kita semua, yang ada dikehidupan masing-masing. Ibu selalu memberikan perasaan untuk dimengerti,aman, dan Ibu tidak bisa digantikan oleh Bapak atau bahkan oleh AI sekalipun. Saya merasa sangat terhormat bisa memerankan Ibu di film ini," ucap Dian Sastrowardoyo.

Baca juga: Film Horor Slasher “Qorin 2” Angkat Isu Sosial Perundungan 

Ali Fikry pun mengungkapkan perspektifnya mengenai karakter Cimot yang diperankannya. Menurutnya, Cimot adalah karakter remaja yang sedang berjuang menghadapi kesedihan karena ibunya mengalami koma. Cimot tidak tahu cara menghadapi kesedihan, sehingga dia mulai menggunakan AI bernama i-Bu yang dibuat temannya. Upaya tersebut dilakukan sebagai coping mechanism Cimot karena kangen dengan ibunya.

Ali Fikry, pemeran Cimot dalam film 'Esok Tanpa Ibu'

"Cimot karakter yang apa-apa cerita ke Ibu, kegelisahan, kegembiraan dan hal-hal kecil lainnya semua diceritakan ke ibu, bukan ke ayahnya. Hal ini dilakukan karena bingung cara ngomongnya. Selama latihan banyak tikar ide untuk bersosialisasi dengan bapak dan ibu. Semoga karakter aku terasa relatable bagi remaja-remaja yang merasa sering disalahpahami orang tua," ucap Ali Fikry.

Hal senada diungkapkan Ringgo Agus Rahman yang mengungkapkan bahwa karakternya harus menemukan solusi kecanggungan komunikasi dengan anak remajanya. Peristiwa-peristiwa yang dekat dengannya dijadikan refleksi mengenai kehilangan untuk mengolah emosi kehilangan pasangan hidup di dalam film ini. 

Baca juga: Film “Panggil Aku Ayah” Gambarkan Ketulusan Tidak Perlu Ikatan Darah  

Agus Ringgo Rahman, pemeran Bapak dalam film 'Esok Tanpa Ibu'

"Ada dua orang yang kehilangan dalam cerita ini. Anak remaja yang kehilangan ibunya, dan suami yang kehilangan istrinya. Dalam momen kehilangan itu, film ini ingin menghadirkan bagaimana relasi Bapak dan anak remajanya memperbaiki cara berkomunikasi mereka menjadi lebih baik," ucap Ringgo. 

Pemeran lain yang terlibat dalam film ini adalah Aisha Nurra Datau, pemeran Zila yang menciptakan teknologi AI untuk Cimot. AI buatan Zila ini memungkinkan Cimot untuk melihat wajah dan suara ibunya. Teknologi tersebut bahkan dapat dijadikan alat bantu untuk merangsang kerja otak ibunya.

Aisha Nurra Datau, pemeran Zila dana film 'Esok Tanpa Ibu'

"Karakter Zila adalah seorang hacker yang mencuri sistem yang akan menjadi i-Bu. Awalnya agak tricky untuk memerankan peran ini dan aku bingung mulai dari mana. Jadi banyak obrol dengan orang IT agar tidak keliru, misalnya dengan mempelajari jenis-jenis coding dan lain-lain," ucap Aisha Nurra Datau.

Share:

Artikel Terkini