Kaspersky Paparkan Dampak Kegiatan Media Sosial pada Ekonomi Asia Pasifik Kaspersky Paparkan Dampak Kegiatan Media Sosial pada Ekonomi Asia Pasifik ~ Teknogav.com

Kaspersky Paparkan Dampak Kegiatan Media Sosial pada Ekonomi Asia Pasifik

Teknogav.com – Pada ajang Kaspersky Cybersecurity Weekend ke-6 dipaparkan mengenai pengaruh kegiatan media sosial pada reputasi digital, baik individu maupun perusahaan. Media sosial sangat populer di Asia Pasifik, setengah jumlah pengguna di seluruh dunia berada di kawasan ini. Data Statista menunjukkan bahwa jumlah pengguna jaringan virtual di Asia Timur terbanyak di lebih dari 1 miliar pada tahun 2020.  Peringkat selanjutnya ditempati oleh Asia Tenggara dan Asia Selatan dengan jumlah pengguna lebih dari 400 juta.

Asia Pasifik merupakan kawasan pertama yang dilanda pandemi COVID-19 dan menerapkan berbagai bentuk lockdown. Langkah tersebut memicu peningkatan penggunaan internet dan media sosial secara pesat. Para pengguna mengunggah foto, berkirim pesan sampai menjadi pasar yang berkembang, sehingga media sosial penting sebagai tolok ukur ekonomi baru.

Baca juga: Tips Kaspersky Agar Tetap Aman Berbagi Layanan Streaming

Kaspersky menggelar konferensi media tahunan bertema ‘Secure Your Digital Reputation’ untuk memahami cara informasi yang dibagikan secara online membentuk reputasi. Kemudian mengenai pengaruh hal tersebut di dunia nyata. Konferensi tahunan ini diselenggarakan tahunan untuk pertama kalinya dan dihadiri peneliti Kaspersky, pakar industri dan jurnalis dari 12 negara APAC.

Pada November 2020, YouGov melakukan survei untuk Kaspersky mengenai memahami tempat dalam ekonomi reputasi digital. Survei tersebut melibatkan 1.240 responden dari Asia Pasifik yang berusia antara 18 tahun sampapi 65 tahun. Mereka berasal dari kalangan profesional dan pengguna media sosial yang aktif.

Baca juga: Solusi Berbasis Intelijen Jadi Tips Kaspersky Tangkal APT dan Ransomware

Berdasarkan survei tersebut, 50% pengguna media sosial di Asia Pasifik menghindari perusahaan yang terlibat skandal atau menerima pemberitaan negatif. Sekitar 40% juga berhenti menggunakan produk suatu brand ketika terlibat online krisis. Berikut ini adalah beberapa perusahaan yang diberitakan mengalami kebocoran data bisnis.

Perusahaan yang mengalami kebocoran data bisnis

“Salah satu efek yang paling terlihat dari pandemi ini adalah dampak yang memaksa semua orang mengalihkan kegiatan secara online. Ketergantungan ini, dipicu kebutuhan untuk menjaga kesehatan fisik, juga mendorong peningkatan penggunaan media sosial. Penggunaan media sosial ini untuk terhubung dengan orang yang dicintai dari jauh, memberikan dukungan kepada komunitas, mendapatkan hiburan dan lain-lain. Manfaat ini juga untuk mendapatkan produk dan layanan yang dibutuhkan. Tren ini juga membuka celah lebih luas bagi pelaku kejahatan siber untuk mengeksploitasi,” ucap Vitaly Kamluk, Director of Global Research and Analysis (GReAT) untuk Asia Pasifik di Kaspersky.

Pandemi membuka celah bagi pelaku kejahatan siber untuk melakukan aksinya. Serangan dapat dilakukan dengan mengirim email phishing, tautan berbahaya, penerusan gambar yang terinfeksi secara berantai dan lain-lain. Ketika banyak perusahaan menerapkan sistem kerja jarak jauh pada awal April, pelaku kejahatan siber mendapat cara baru dalam mengeksploitasi situasi, Berikut ini beberapa peningkatan serangan mereka:

  • Serangan brute force pada server database yang meningkat 23% pada April 2020
  • Penanaman file berbahaya di situs web yang meningkat 8% di bulan April 2020
  • Serangan jaringan dan email phishing
  • “Deteksi dan analisis

Dampak Coronavirus pada kegiatan kriminal siber di Asia

 “Tahun 2020 tampaknya berada di pihak para pelaku kejahatan siber namun, harapan berada di tangan kita dengan mengendalikan aktivitas online. Perlu peningkatan kewaspadaan untuk melindungi identitas dan aset digital kita saat ini,” lanjut Kamluk.

Contoh Kasus Pengelolaan Reputasi Digital Prasarana Malaysia Berhad

Rafizah Amran, Deputy Chief Marketing and Communication Officer Prasarana Malaysia Berhad turut berbagi pengalaman pada konferensi tersebut. Beliau merupakan spesialis komunikasi pemasaran dan hubungan masyarakat terintegrasi, serta pelatih komunikasi berpengalaman lebih dari 20 tahun di beberapa industri. Sektor yang digelutinya mencakup FMCG, hiburan, keuangan, konsultasi kesehatan dan nutrisi, nirlaba, pariwisata,dan penerbangan. Menurutnya pengelolaan reputasi digital merek vis a vis mengoptimalkan pengalaman pelanggan sehingga menarik dan menumbuhkan preferensi pelanggan.

 “Reputasi digital perusahaan itu penting. Komunitas hyperconnected kami memudahkan konsumen dalam menyuarakan pendapat mereka untuk mendukung atau menentang produk dan layanan kami. Hal ini memaksa kita selaku pemasar, dan perusahaan, untuk fokus tidak hanya pada penjualan dan menjalankan campaign. Pemahaman pada karakter pengguna akan mengoptimalkan pengalaman pelanggan. Libatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan perusahaan. Pada era postingan yang serba cepat dan viral, penting bagi merek untuk bersikap sangat jujur dan menjadi pendengar yang baik,” ucap Amran.

Baca juga: Kena Serangan Ransomware, Garmin Tutup Layanannya Sementara

Amran juga bercerita mengenai cara Prasarana memanfaatkan sejumlah alat digital dan analisis big data untuk menyusun strategi digital komunikasi pemasaran. Hal ini perlu dilakukan dengan berbicara langsung dengan para pelanggan. Dia juga membahas mengenai manajemen reputasi dan pengelolaan krisis dalam budaya yang serba cepat sekarang ini.

Share:

Artikel Terkini