VMware Siap Dukung Virtualisasi Industri Keuangan Indonesia VMware Siap Dukung Virtualisasi Industri Keuangan Indonesia ~ Teknogav.com

VMware Siap Dukung Virtualisasi Industri Keuangan Indonesia

Photo by Tech Daily on Unsplash

Teknogav.com – VMware menuangkan hasil penelitian mengenai perilaku, preferensi dan sikap terhadap  pengalaman dan layanan digital dalam laporan VMware Digital Frontiers 3.0. Laporan tersebut memaparkan mengenai peta persaingan industri layanan keuangan yang sudah beralih ke online. Sejak pandemi melanda Indonesia tahun lalu, sektor industri layanan keuangan di negara ini memang telah mengalami lompatan besar. Kendati demikian, laporan VMware mengungkap masih adanya kesenjangan yang harus segera dibenahi untuk membangun landasan digital yang kokoh dan terpercaya.

Antusiasme dan Preferensi Terladap Platform Digital Layanan Keuangan

Studi VMware Digital Frontiers 3.0 dilakukan di beberapa negara di dunia selama periode November-Desember 2020. Temuan pada studi tersebut mengungkap bahwa 90% responden Indonesia memilih beralih dari tunai ke nirkontak. Jika dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lain, maka angka tersebut cukup tinggi. Persentase di Singapura hanya 88%, diikuti Malaysia 87%, Thailand 85% dan Filipina 76%.

Baca juga: Riset VMware Ungkap Pentingnya Aplikasi-aplikasi Modern untuk Keberhasilan Transformasi Digital

Adopsi platform perbankan digital memang mengalami peningkatan, tetapi hampir 24% responden Indonesia merasa layanan-layanan keuangan kurang bisa beradaptasi. Industri keuangan tersebut dianggap belum meningkatkan layanan, seiring dinamika pada industri tersebut. Ini menunjukkan pentingnya industri keuangan memperkuat pertumbuhan inovasi canggih terkini sebagai strategi demi memenuhi kebutuhan nasabah.

Sebanyak 58% responden Indonesia mengaku antusias dalam menerima pengalaman digital terkini dari perusahaan keuangan. Angka tersebut memang di bawah Thailan yang 62%, tetapi sedikit lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.  Antusiasme di Filipina adalah sebesar 57%, diikuti Malaysia 56% dan Singapura 44%. Masyarakat Indonesia yang lebih memilih mengakses layanan perbankan melalui aplikasi ketimbang datang langsung ke kantor cabang mencapai 53%. 

preferensi dalam memilih aplikasi layanan keuangan ketimbang datang ke kantor cabang

Prioritas nasabah adalah kelancaran layanan dan efektivitas akses ke aplikasi. Preferensi tersebut terlihat dari 70% responden Indonesia yang mengutamakan kemudahan dalam mengakses aplikasi dan layanan digital dalam memilih layanan keuangan. Lagi-lagi angka ini di bawah persentase responden di Thailand yang mencapai 80%. Kendati demikian masih di atas negara-negara lain seperti Malaysia 67%, Filipina 63% dan Singapura 61%.

Kondisi Industri Keuangan di Indonesia dan Pentingnya Teknologi Digital

Jika dibandingkan sektor edukasi, kesehatan, pemerintahan dan retail, perusahaan keuangan masih dianggap lebih baik dalam menghadirkan pengalaman digital. Hal tersebut diungkapkan oleh lebih dari setengah responden. Ini menunjukkan perlunya industri didesak agar lebih fokus memperkuat landasan untuk bisa menyajikan pengalaman digital yang lebih baik bagi konsumen. Hal-hal penting dalam menyajikan pengalaman digital tersebut adalah sebagai berikut:

  • Peningkatan keamanan dan koneksi data (53%)
  • Kemudahan dalam penggunaan di lintas perangkat (51%),
  • kecepatan layanan 40%.

“Industri layanan finansial di Indonesia gesit beralih ke dunia digital selama pandemi ini. Mereka mengembangkan inovasi-inovasi dalam menghadirkan digital experience mutakhir yang mulus berbasis pada teknologi masa depan. Kini nasabah telah mafhum dengan teknologi-teknologi tersebut dalam mendukung interaksi mereka dengan layanan bank,” ucap Cin Cin Go, Country Manager, VMware Indonesia.

Cin Cin Go, Country Manager, VMware Indonesia

Pesatnya pertumbuhan Indonesia diperkirakan akan menjadikan negara ini hub ekonomi Syariah terbesar di Asia. Ketangguhan dan tingkat persaingan penting untuk dijaga oleh perusahaan di Indonesia. Upaya ini dilakukan dengan memperkuat bangunan fondasi teknologi masa depan. Pemanfaatan cloud merupakan contoh teknologi yang penting untuk diprioritaskan dalam memicu transformasi di ranah ekosistem keungan. Langkah ini juga diperlukan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian digital bangsa.

Kunci keberhasilan dalam merespon, beradaptasi, dan mepercepat bisnis di era digital saat ini juga membutuhkan dukungan dari pemerintah. Dukungan tersebut dibutuhkan untuk membangun ekosistem keuangan yang inklusif.

Baca juga: Portofolio Produk dan Layanan VMware Siap Modernisasi Aplikasi dan Infrastruktur

Pentingnya Kebijakan Etika dalam Pemilihan Layanan Keuangan

Pertumbuhan perjalanan digital masyarakat Indonesia mencapai 80%. Angka tersebut menunjukkan peningkatan kehadiran ekosistem keuangan yang makin inklusif dan mematuhi prinsip etika. Jika perusahaan keuangan enggan menginformasikan kebijakan etika perusahaan secara publik, maka 59% responden menyatakan akan berhenti berhubungan dengan perusahaan tersebut. Hal tersebut juga menunjukkan perilaku masyarakat Indonesia yang ‘digitally curious” atau “digital explorers”.

Upaya untuk menjembatani kesenjangan digital merupakan hal yang penting. Sebanyak 57% responden Indonesia merasa khawatir bahwa kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan selama ini akan menghambat saat menempuh era digital. Kekhawatiran ini juga ditakuti akan menghambat akses ke layanan-layanan yang dibutuhkan. Kendati demikian, sekitar 84% responden sangat berharap pada teknologi untuk meningkatkan inklusivitas di industri keuangan dalam sepuluh tahun mendatang.

Virtualisasi Merupakan Masa Depan Industri Keuangan di Indonesia

Layanan digital lebih menjadi pilihan untuk berinteraksi dengan sektor layanan keuangan. Sebanyak 58% responden Indonesia mengaku bahwa smartphone makin penting dibandingkan dompet fisik. Ini pertanda terdapat kenaikan kebutuhan untuk pembayaran nirkontan dan mobile. Sejumlah 49% responden banhkan tidak keberatan mempersilakan aplikasi untuk berperan memutuskan tempat menginvestasikan dana ketimbang berkonsultasi dengan karyawan bank langsung. Jika dibandingkan dengan angka rata-rata regional yang hanya 41%, angka tersebut cukup tinggi..

percepatan peran teknologi dalam menciptakan nilai

Kehadiran teknologi disambut nasabah Indonesia dengan antusiasme dan optimisme. Hal ini ditunjukkan oleh tingginya kepercayaan mereka pada teknologi-teknologi masa depan. Angka kepercayaan nasabah Indonesia dibandingkan rata-rata kawasan regional pada teknologi tersebut lebih tinggi. Berikut ini adalah perbandingannya:

Teknologi

Indonesia

Rata-rata
Kawasan Regional

5G

85%

78%

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI)

78%

70%

Pengenalan wajah atau facial recognition

85%

75%

Selain beberapa teknologi tersebut, keamanan juga merupakan faktor yang dianggap paling penting. Sejumlah 79% responden Indonesia menyatakan memprioritaskan keamanan sebagai yang utama dalam memilih penyedia layanan keuangan. Kekhawatiran akan pelacakan dan perekaman data pribadi di perangkat oleh suatu lembaga diungkapkan oleh 51% responden. 

keamanan jadi prioritas dalam memilih layanan keamanan

Hal ini sangat mempengaruhi pemain di industri layanan keuangan. Ini berarti perusahaan keuangan tak hanya dituntut menghadirkan kelancaran pengalaman perbankan dan terpersonalisasi, tetapi juga menjamin keamanan setiap nasabah. Penerapan keamanan tersebut penting dilakukan di seluruh aplikasi, platform, dan perangkat.

nasabah khawatir terhadap pelacakan dan pemantauan data pribadi oleh organisasi

“DBS terdepan dalam menghadirkan solusi-solusi invisible banking yang cerdas dan intuitif bagi nasabah di pasar-pasar utama kami. Pandemi Covid-19 menjadi pemicu makin cepatnya pengadopsian perilaku digital. Hal ini menjadi alasan utama bagi DBS untuk meluncurkan teknologi-teknologi dan solusi-solusi perbankan digital sepanjang tahun lalu. Ini termasuk peluncuran layanan-layanan khusus yang sangat personal, dengan teknologi AI dan biometrik wajah. Teknologi tersebut digunakan untuk mendukung proses autentikasi informasi yang cepat dan aman. Ke depan, DBS akan terus memperkokoh kemitraannya dengan mitra-mitra teknologi, seperti VMware. Kemitraan ini dijalin seiring pertumbuhan inovasi dan kebutuhan untuk meluncurkan solusi-solusi perbankan digital. Hal ini sebagai wujud komitmen dalam berperan membangun masa depan perbankan,” ucap Jimmy Ng, Group Chief Information Officer and Head of Technology & Operations, DBS.

Baca juga: DBS dan Airbus Defence and Space Puas Implementasikan VMware

Kunci Percepatan Pertumbuhan dan Pemulihan Ekonomi adalah Teknologi

Pada awal tahun 2021, VMware menyampaikan sejumlah prioritas utama untuk memperkuat pelaksanaan transformasi ekosistem keuangan di Indonesia. Inovasi merupakan landasan dari prioritas utama berikut ini:

  • Mendukung organisasi-organisasi layanan keuangan dalam membangun masa depan yang mengandalkan strategi multi-cloud dan aplikasi. Seluruh peluang multi-cloud di masa depan dibuka dengan inovasi berbasis aplikasi di lingkungan yang aman dan konsisten. Upaya ini dilakukan untuk mewujudkan untuk mendukung pelaksaaan inovasi yang berkelanjutan.
  • Memampukan inovasi dan produktivitas bagi karyawan yang bekerja dari lokasi tersebar. Pengalaman digital yangm ulus dana man didukung oleh penerapan solusi-solusi yang mendukung karyawan bekerja dari berbagai lokasil. Penerapan tersebut juga mendorong untuk mencapai hasil lebih baik di era baru dengan model dan cara bekerja yang juga baru
  • Keamanan intrinsik untuk inovasi tanpa batas. Perlindungan berlapis-lapis pada operasi-operasi dan infrastruktur perusahaan dilakukan dengan pendekatan instrinsik dalam penerapan keamanan perusahaan sehingga lebih kuat. Upaya ini dilakukan untuk mempercepat perwujudan inovasi dan resiliensi bisnis.

Temuan-temuan dalam laporan VMware Digital Frontiers 3.0 menunjukkan perlunya dibangun landasan digital yang aman pada ekosistem keuangan di Indonesia. Hal ini dibutuhkan untuk mempercepat inovasi yang menjadi landasan prioritas utama untuk transformasi ekosistem keuangan di Indonesia.

Share:

Artikel Terkini