Ungkap Maraknya Penipuan Belanja Online, ESET Beri Tips Menghindarinya Ungkap Maraknya Penipuan Belanja Online, ESET Beri Tips Menghindarinya ~ Teknogav.com

Ungkap Maraknya Penipuan Belanja Online, ESET Beri Tips Menghindarinya


Teknogav.com – Kegiatan belanja online makin pesat sejak pandemi COVID-19 melanda. Berdasarkan data Statista, jumlah konsumen yang berbelanja secara online di Indonesia mencapai 138 juta. Sayangnya tren tersebut juga memicu minat pelaku kejahatan siber untuk melancarkan aksinya. Berdasarkan investigasi Interpol ASEAN Cyberthreat Assesment 2021, penipuan online menjadi kategori kasus terbesar kedua di Indonesia yang dilaporkan Bareskrim Polri. Selain itu kebocoran data dari situs e-commerce juga mengancam kenyamanan konsumen ketika berbelanja.

“Peningkatan aktivitas e-commerce telah menyebabkan lebih banyak scammers datang untuk menyerang. Ketika orang-orang terus mendigitalkan kehidupan mereka, konsumen perlu menjaga data mereka. Ini karena penjahat dunia maya terus menggunakan metode yang lebih canggih untuk menembus sistem pengguna dan mencuri uang mereka,” ucap Yudhi Kukuh, IT Security Consultant PT Prosperita Mitra Indonesia.

Baca juga: Beri Tips Aman Transaksi Online, DANA Ajak Peduli Keamanan Digital

ESET pun menyelenggarakan survei terkini di Asia Pasifik tahun ini untuk mengetahui besarnya ancaman saat berbelanja di e-commerce. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa 59% responden yang disurvei di Indonesia mengaku pernah menemukan kegiatan yang berpotensi penipuan online. Temuan lain mengungkap bahwa 67% responden di Asia Pasifik menemukan berbagai penipuan online dalam 12 bulan terakhir. Jenis penipuan online paling umum adalah melalui e-commerce (21%), media sosial (18%) dan investasi (15%).

Di Indonesia, jenis penipuan online paling umum pun sama, yaitu e-commerce (19%), media sosial (16%) dan investasi online (9%). Setengah jumlah responden mengatakan bahwa mereka melakukan belanja setidaknya sebulan sekali, sehingga penting untuk waspada saat bertransaksi online. Lebih dari 85% di Indonesia mempercayai penuh langkah-langkah keamanan yang diberikan penjual online. Sejumlah 14% bahkan mengaku akan terus berbelanja di penjual online walau setelah terjadi pelanggaran data, terlepas dari status keamanan sesudahnya.

Baca juga:  Tips Keamanan Transaksi Digital dan Data Pribadi

Kasus penipuan belanja di e-commerce secara keseluruhan di Asia Pasifik 32% melibatkan gawai seperti kamera, dan 27% mengungkap terkait pakaian. Mirisnya hasil survei mengungkap bahwa 15% responden mengatakan akan terus berbelanja dengan penjual online walah pernah mengalami pelanggaran online. Hal tersebut terlepas dari ada tidaknya penerapan perlindungan tambahan.

Tips ESET dalam Melindungi dari Penipuan online

Dalam berbelanja online di e-commerce, konsumen perlu berhati=hati demi melindungi diri dari penipuan. Lebih dari 91% responden melakukan metode paling populer dalam meligitimasi penjual, yaitu dengan memeriksa ulasan produk atau penjualnya. Nah, ESET pun memberikan beberapa tips saat berbelanja di e-commerce, yaitu sebagai berikut:

  1. Jangan mudah tergiur dengan harga murah. Biasanya penjahat dunia maya memberikan iming-iming diskon besar untuk memikat korbannya. Jangan mudah terbujuk untuk mengakses tautan promo tanpa mengetahui asal dan tautan yang dikirim.
  2. Biasakan teliti saat berbelanja Baca deskripsi, spesiikasi dan ulasan pembeli untuk mengetahui lebih rinci mengenai barang yang akan dibeli dan reputasi penjualnya.
  3. Jangan berdiskusi dengan penjual di luar fasilitas yang disediakan e-commerce, apalagi sampai bertransaksi di luar platform. Jangan pernah mentransfer dana langsung ke rekening penjual, karena e-commerce berusaha mengamankan transaksi dengan menjadi perantara dan menyediakan rekening penampungan. Hal ini pun sering diingatkan pihak e-commerce bagi penggunanya, karena rentan penipuan. Pastikan bertransaksi melalui sistem pembayaran yang resmi.
  4. Jangan menggunakan Wi-Fi publik saat berbelanja. Penjahat siber dapat mengeksploitasi keamanan Wi-Fi publik yang tak konsisten atau lemah untuk menyusup ke jaringan yang tak aman. Upaya tersebut dilakukan untuk memantau lalu lintas korban dan mengarahkan mereka ke halaman login palsu. Ancaman lain adalah ‘evil twin’, yaitu jaringan Wi-Fi berbahaya yang menggunakan nama mirip dengan jaringan publik untuk menipu korban. Jaringan tersebut akan mengelabui korban agar menyediakan akses langsung ke perangkat dan data sensitif.
  5. Gunakan antivirus yang terpercaya di setiap perangkat, baik PC, laptop, smartphone maupun tablet. Sebaiknya pakai fungsi Application Locking yang mendukung Biometric pada perangkat mobile agar hanya pemilik perangkat yang bisa membua aplikasi e-commerce.
  6. Aktifkan autentikasi multi-faktor pada akun online yang penting. Metode autentikasi ini mengharuskan pengguna menyediakan dua atau lebih faktor verifikasi untuk mendapatkan akses dan membantu menambah lapisan keamanan tambahan.
  7. Gunakan portal cekrekening.id yang diresmikan Kemkominfo untuk memeriksa apakah rekening bank yang akan dituju pernah digunakan untuk tindakan penipuan. Pengguna dapat melakukan pengecekan rekening bank penjual dengan memasukkan nomor rekening dan nama bank. Selain itu pengguna juga dapat melaporkan rekening bank yang terindikasi melakukan penipuan dengan mengisi formulir dan melakukan bukti. Bukti yang bisa dilampirkan mencakup bukti transfer dan tangkapan layar percakapan dengan penjual. Laporan yang diberikan ini demi mencegah terjadinya tindak penipuan kembali oleh si pemilik rekening.

Baca juga: Program ‘Jenius Aman’ Ajak Masyarakat Pahami Keamanan Digital

Demikianlah beberapa tips dari ESET yang dapat diterapkan agar kita semua tetap aman dalam bertransaksi.

Share:

Artikel Terkini