Teknogav.com – Huawei kembali menyelenggarakan forum Huawei Global Mobile Broadband Forum (MBFF) di Bangkok, Thailand. Ajang MBFF ke-13 ini dibuka dengan kata sambutan dari Ken Hu, Rotating Chairman Huawei. Dalam kata sambutannya disampaikan bahwa 5G telah tumbuh lebih cepat dibandingkan teknologi seluler generasi sebelunya. Kemajuan teknologi 5G dalam hal penyebaran jaringan, layanan konsumen dan penerapan dalam industri sangat pesat hanya dalam tiga tahun.
"Kita semua perlu merasa bangga dengan kemajuan yang telah kita capai. Namun, banyak hal lain yang dapat kita lakukan untuk memaksimalkan nilainya. Kita perlu bekerja sama membuka potensi jaringan 5G sepenuhnya dan memperluas dampaknya dalam bentuk layanan seperti cloud dan integrasi sistem. Bersama-sama, kita dapat mendorong lompatan perkembangan dalam jaringan 5G, aplikasinya, dan industri secara keseluruhan,” ucap Ken Hu.
Baca juga: MBBF 2021 Paparkan Pentingnya Percepatan Pengembangan Pita 2,3 GHz
Lebih dari 230 operator telekomunikasi di seluruh dunia telah meluncurkan layanan 5G komersial hingga Oktober 2022 ini. Totalnya, lebih dari tiga juta baset station 5G sudah dipasang untuk melayani lebih dari 700 juta pelanggan.
Layanan telekomunikasi masih berkontribusi besar bagi pendapatan bisnis operator telekomunikasi. Seiring peningkatan penetrasi 5G, kini makin banyak orang yang dapat merasakan pengalaman lebih mengesankan. Perilaku konsumen pun bergeser, termasuk memicu lonjakan trafik video high definition (HD). Berbagai aplikasi seluler baru pun muncul dengan memanfaatkan kecepatan 5G yang jauh lebih tinggi dan latensi lebih rendah. Hal ini kemudian meningkatkan rata-rata konsumsi data pengguna (DOU) menjadi dua kali lipat. Pada akhirnya, rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) pun meningkat di kisaran 20%-40%. Angka tersebut menyumbang pertumbuhan bisnis operator telekomunikasi secara stabil dari lini bisnis konektivitas.
Baca juga: Huawei dan Telkomsel Berkolaborasi Kembangkan Kota Berbasis 5G
Bersamaan dengan ini, penerapan 5G secara B2B pun berkembang dan memicu pendapatan baru bagi operator telekomunikasi. Sektor B2B ini menyumbang pendapatan cukup besar di berbagai bidang industri, seperti minyak dan gas, manufaktur, serta transportasi. Aplikasi-aplikasi di bidang industri tersebut juga memberikan nilai komersial yang nyata bagi bisnis telekomunikasi.
Pada tahun 2021, operator telekomunikasi di Tiongkok berhasil meraih pendapatan baru lebih dari CNY3,4 miliar atau sekitar Rp7,75 triliun. Pendapatan baru tersebut berasal dari 3.000 lebih proyek 5G industrial. Proyek-proyek tersebut juga menyumbangkan pendapatan sampai 10 kali lipat dari berbagai layanan data dan TIK terintegrasi.
Penerapan teknologi 5G pada B2B ini digadang-gadang sebagai alur pendapatan dengan pertumbuhan tercepat bagi operator telekomunikasi. Berbagai inovasi dan skenario layanan, aplikai dan model bisnis dapat tercipta berkat dukungan teknologi 5G. Semua ini akan membuka peluang pertumbuhan industri yang sebelumnya tak terbayangkan.
Baca juga: Ericsson Prediksi Akhir 2021 Jumlah Pelanggan 5G Capai 580 Juta
Ken Hu menegaskan bahwa ada sejumlah hal yang perlu dilakukan untuk dapat menangkap semua peluang tersebut. Berikut ini adalah beberapa langkah tersebut:
Membangun jaringan untuk menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik
Idealnya jaringan dibangun untuk mengoptimalkan berbagai pengalaman pengguna, bukan semata-mata untuk perluasan jaringan saja. Contohnya adalah operator telekomunikasi di Tiongkok yang mengoptimalkan jaringan untuk TikTok dan layanan video populer lain. Pengoptimalan tersebut dilakukan dengan menyingkirkan gangguan penundaan input sampai 50% dan frame freeze sampai 90%. Pengalaman video yang lebih mulus akan meningkatkan konsumsi data dua kali lipat. Pelanggan pun lebih banyak yang tertarik untuk menggunakan layanan 5G.
Mendorong pengembangan 5,5G
Huawei bekerja sama dengan para operator telekomunikasi dan mitra industri untuk mendorong 5G ke tingkat lebih tinggi. Empat fitur untuk 5,5G yang merupakan evolusi selanjutnya dari 5G pun diajukan. Fitur-fitur tersebut mencakup kecepatan downlink 10 Gbps, kecepatan uplink 1 Gbps, dukungan untuk 100 miliar koneksi, dan native intelligence atau kecerdasan asli.
"Seluruh pelaku industri perlu bekerja sama untuk menentukan serangkaian standar, mempersiapkan spektrum, dan membangun ekosistem 5,5G ini,” lanjut Hu.
Mendorong inovasi layanan guna memaksimalkan nilai 5G
Teknologi 5G dapat diintegrasikan dengan AI dan cloud memanfaatkan bandwidth lebar dan latensi rendah. Hal ini memungkinkan penyediaan layanan yang benar-benar baru bagi pelanggan dan dunia usaha. Berbagai pengalaman baru dapat disajikan operator telekomunikasi. Beberapa pengalaman tersebut mencakup realitas terkembang (extender reality atau XR), cloud gaming, dan layanan panggilan yang diperkaya bagi konsumen individual. Selain itu dapat juga menyediakan solusi transformasi digital yang lebih menyeluruh bagi bisnis.
Semua hal tersebut akan membuka aliran pendapatan baru. Operator telekomunikasi pun berkesempatan mengembangkan lebih dari sekadar konektivitas menuju layanan cloud dan integrasi sistem. Digitalisasi industri adalah gelombang berikutnya dalam pembangunan ekonomi global. Teknologi 5G merupakan pemampu utama transformasi digital yang akan membuka banyak peluang baru. Namun, perwujudan hal tersebut membutuhkan kerja sama ekosistem TIK dan upaya yang terbaik.
“Jika kita bekerja bersama-sama, kita akan dapat mendorong lompatan perkembangan dalam jaringan 5G, aplikasinya, dan industri secara keseluruhan,” tutup Hu.
Huawei enyelenggarakan MBBF 2022 bersama mitra industri GSMA dan GTI. Forum ini dihadiri oleh para pelaku industri telekomunikasi, pempimin industri vertikal dan mitra ekosistem lain dari seluruh dunia. Mereka membahas cara-acara untuk mendorong keberhasilan penerapan teknologi 5G secara komersial. Berbagai topik penting dalam industri pun turut dibahas dalam forum ini, yang mencakup penbangunan hijau, AI dan evolusi 5G.