MBBF 2021 Paparkan Pentingnya Percepatan Pengembangan Pita 2,3 GHz MBBF 2021 Paparkan Pentingnya Percepatan Pengembangan Pita 2,3 GHz ~ Teknogav.com

MBBF 2021 Paparkan Pentingnya Percepatan Pengembangan Pita 2,3 GHz


Teknogav.com - Huawei menggelar Mobile Broadband Forum (MBBF) 2021 secara global pada 13-14 Oktober 2021. Salah satu diskusi pada ajang tersebut mengangkat tema ‘2nd 2.3 GHz Spectrum Roundtable Online Edition’ untuk mempromosikan pengembangan lebih lanjut dari industri 2,3 GHz. Bandwidth 2,3 GHz merupakan kanal yang cocok dalam mengakomodasi kebutuhan kapasitas 5G.

Frekuensi 2,3 GHz memang dianggap sebagai frekuensi emas oleh para operator global sejak perkembangan teknologi 4G. Kapasitas dan jangkauan frekuensi  2,3 GHz dapat dimanfaatkan teknologi 5G sepenuhnya secara signifikan untuk meningkatkan kinerja 4G yang sudah ada. Agenda pada diskusi yang memaparkan pentingnya spektrum 2,3 GHz tersebut adalah sebagai berikut:

  • Pidato sambutan oleh Li Nan, GTI
  • Pemaparan rencana dan peluncuran spektrum 2,3 GHz oleh Dr. Ir. Ismail MT, Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
  • Refarming spektrum dan masalah spektrum Golden TDD, serta strategi pengembangannya oleh Eng. Abdulaziz Bin Hussein, CITC Arab Saudi
  • Prospek spektrum 2,3 GHz di Tiongkok oleh Huong Yuhong, China Mobile
  • Telkomsel membuka masa depan pada strategi 2.300 MHz oleh Akhmad Madces, VP RAN Engineering  and Project Telkomsel
  • Memahami penyelenggaraan 2,3 GHz oleh Richard CY Tan, TPG Telecom
  • Seremoni pernyataan industri pita 2,3 GHz.dan penutupan oleh Li Nan

Tekanan pandemi COVID-19 yang melanda dunia saat ini justru mempercepat perkembangan teknologi digital. Hal ini dapat dilihat dari peluncuran beberapa smartphone baru yang mendukung jaringan 2,3 GHz. Lebih dari 70 jaringan 4G/5G komersial telah digelar secara komersial di pita 2,3 GHz. Prediksinya lebih banyak operator telekomunikasi dan vendor terminal yang akan mengusung 2,3 GHz dalam waktu dekat.

Baca juga: Huawei Terus Siapkan Teknologi dan Ekosistem 5G di Indonesia

MBFF 2021 mengarahkan para mitra industri seperti operator telekomunikasi dan vendor terminal untuk menyerukan percepatan alokasi spektrum 2,3 GHz TDD. Upaya ini dilakukan untuk mempromosikan pengembangan lebih lanjut industri 2,3 GHz (2300-2400 MHz). Halangan dalam penggunaan pita 2,3 GHz dapat diatasi dengan melakukan hal-hal berikut ini:

  • bandwidth TDD besar berkelanjutan sampai 100 MHz
  • mengurangi biaya penerapan per bit
  • peningkatan pengalaman pengguna lintas generasi

Industri didesak untuk bekerja sama dalam mengatasi koeksistensi jaringan dan meningkatkan ketersediaan spektrum. Selain itu rantai industri perangkat pun diwajibkan menyediakan dukungan pada frekuensi NR 2,3 GHz pada tahun 2022. Perangkat yang dihasilkan diharapkan dapat menyediakan dukungan fitur-fitur utama yang lebih baik. Beberapa fitur utama tersebut mencakup agregasi operator, EN-DC, SUL, Peralihan Antena SRS 1T4R/2T4R dan bandwidth saluran 80~100 MHz.


Pentingnya spektrum frekuensi radio untuk mengembangkan jaringan 5G di Indonesia dipaparkan oleh Dr. Ir. Ismail MT. Saat ini layanan 5G di Indonesia menggunakan spektrum 2,3 GHz. Pita rendah atau low band dibutuhkan Indonesia untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia yang begitu luas dengan lebih dari 17.000 pulau. Dalam menghubungkan seluruh pulau tentunya sulit jika menggunakan serat optik. Demi melayani jutaan pengguna dibutuhkan frekuensi dan biaya yang optimal untuk mengembangkan infrastruktur.

“Spektrum 2.3Ghz sangat penting untuk mendukung operator seluler menggunakan infrastruktur ini. Kami senantiasa mengundang dukungan pengembang solusi TIK dan pelaku industri untuk terus menguatkan komitmennya dalam turut serta mengakselerasi misi ini. Dukungan ini sebagaimana yang telah dikontribusikan oleh Huawei, Telkomsel serta pelaku industri lainnya selama ini. Kami menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dukungan dan kontribusi tersebut,” ucap Ismail.

Komitmen Telkomsel dalam memaksimalkan kapasitas spektrum 2,3 GHz yang dimiliki pun disampaikan Akhmad Madces, VP RAN Engineering and Project Telkomsel. Upaya ini dilakukan untuk mendukung inovasi dan pengembangan layanan yang didukung teknologi terkini. Belum lama ini, Telkomsel pun mendapat tambahan pita frekuensi 2,3 GHz. Salah satu pemanfaatan pita frekuensi tersebut adalah untuk mengembangkan jaringan dan layanan 5G di Indonesia. Saat ini jaringan dan layanan 5G Telkomsel sudah hadir di sembilan kota di Indonesia.

Baca juga: Telkomsel dan Huawei Demonstrasikan Penerapan Teknologi 5G di Berbagai Industri
 
“Telkomsel berkomitmen untuk terus memperluas cakupan jaringan dan mengembangkan layanan 5G secara terukur dan bertahap. Kami juga berharap layanan 5G Telkomsel ke depannya dapat mendorong akselerasi ekosistem Industri 4.0. Hal ini untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional di berbagai sektor industri. Terkait dengan penyelenggaraan jaringan, Telkomsel melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, dan Huawei Indonesia merupakan salah satu mitra kami,” ucap Akhmed.

Huawei yang diwakili oleh Alex Xing, CTO Huawei, Indonesia pun menyampaikan rasa bangganya berkesempatan mendukung Telkomsel dengan solusi 5G. Keberhasilan alokasi dan re-farming spektrum 2,3 GHz menjadikan Indonesia negara pertama di Asia Tenggara yang mengkomersialkan 5G di H1 2021. Teknologi 5G menyajikan konektivitas yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih kuat ke masyarakat dan rumah tangga Indonesia. Selain itu teknologi 5G juga memfasilitasi dan mempercepat proses transformasi digital berbagai industri di tanah air. Huawei dan Telkomsel memiliki target bersama untuk membangun jaringan berkinerja tinggi dengan pengalaman 5G terbaik.

Baca juga: Telkomsel dan Huawei Berkolaborasi Hadirkan Supreme Networks dan Teknologi Terkini

Penyelenggaraan MBBF 2021 dilakukan Huawei bersama dengan mitra industri GSMA dan Dewan Telekomunikasi SAMENA. Forum ini membahas cara memaksimalkan potensi 5G dan mendorong industri seluler ke depan. Dikusi dilakukan bersama dengan operator telekomunikasi, industri vertikal terdepan dan mitra ekosistem dari seluruh dunia.

Share:

Artikel Terkini