Ketahanan Siber Lindungi Organisasi di Era Transformasi Digital Ketahanan Siber Lindungi Organisasi di Era Transformasi Digital ~ Teknogav.com

Ketahanan Siber Lindungi Organisasi di Era Transformasi Digital

Teknogav.com -  Saat ini, 52,6% bisnis di Asia Pasifik memprioritaskan transformasi jaringan untuk mendukung lingkungan cloud hybrid dan tenaga kerja yang tersebar. Data tersebut berdasarkan IDC Analyst Brief, Building Cyber Resiliency in a Digital-First Era yang disponsori Kaspersky. Seiring dengan tren bisnis digital dan lingkungan kerja hybrid di era digital ini, organisasi menghadapi vektor ancaman yang makin canggih. Ini terjadi pada latar belakang ekonomi global yang makin kompleks.

Hasil survei Future Enterprise Resiliency and Spending IDC 2022 menunjukkan 65% perusahaan di Asia Pasifik mengalami serangan atau insiden ransomware. Insiden ini memblokir sistem dan akses data. Sejumlah 83% bisnis yang disusupi mengalami waktu henti dan gangguan bisnis selama beberapa hari sampai mingguan. Serangan siber yang ditargetkan tersebut menimbulkan kerugian keuangan sampai USD109 ribu di segmen enterprise tahun 2022. Nilai tersebut termasuk kerusakan reputasi akibat bocornya data rahasia atau dijual ke penjahat siber lain.

Ketahanan Siber dan Tantangan-tantangannya

Hingga kini, lebih dari 1 miliar ancaman dunia maya dan 400 ribu sampel malware baru berhasil dideteksi Kaspersky setiap hari. Tujuan utama operasi keamanan siber dalam menghadapi ancaman yang makin menyebar adalah mendeteksi dan menghentikan ancaman, serta demi ketahanan siber. Strategi ketahanan siber suatu organisasi perlu diselaraskan dengan para pemimpin bisnis dan teknologi mereka. Mereka harus bekerja sama untuk memastikan minimnya gangguan dan kemudahan pemulihan dari ancaman siber yang berkembang.

Baca juga: Solusi Enterprise Kaspersky Siap Lindungi Berbagai Skala Bisnis

Sejumlah 43% bisnis di Asia Pasifik mengaku bahwa tantangan terbesar dalam meningkatkan keamanan TI adalah menyelaraskan antara tujuan bisnis dan keamanan. Hal tersebut diungkapkan oleh hasil survei IDC 2022 Asia/Pacific Enterprise Service and Security Sourcing.

“Kekurangan tenaga profesional keamanan TI terampil, penerapan TI yang terfragmentasi dan platform keamanan serta faktor manusia dalam staf yang tidak dilengkapi dengan pelatihan kesadaran keamanan siber memadai muncul di setiap organisasi, sehingga membuat penerapan kerangka kerja ketahanan siber menjadi tugas yang melelahkan. Peningkatan kecanggihan malware dan keterbatasan anggaran TI juga menjadi penyebab tim keamanan siber kewalahan dengan banyaknya vektor ancaman,” ucap Adrian Hia, Managing Director Asia Pasifik Kaspersky. 

Hasil survei Future Enterprise Resiliency and Spending, IDC 2022 mengungkapkan beberapa temuan berikut ini:

  • Peran teknologi dengan permintaan tertinggi di Asia Pasifik adalah profesional keamanan TI (37%) dan profesional Operasi TI (33%)
  • Kekurangan profesional keamanan TI yang berkualitas menyebabkan 76% bisnis di Asia Pasifik harus mengurangi, membatalkan atau menunda inisiatif perencanaan teknologi
  • Sejumlah 34% responden mengaku bahwa kekurangan kecakapan menyebabkan risiko serangan siiber yang lebih tinggi
  • Sebanyak 54% menyatakank perlu waktu tambahan 3-4 bulan untuk mengisi peran keamanan TI dibandingkan 12 bulan lalu

Tim keamanan TI internal juga menghadapi kendala persaingan dengan TI yang terfragmentasi dan platform keamanan dengan kompleksitas yang tak perlu. Hal ini justru menyebabkan kesalahan positif yang mempengaruhi waktu menanggapi insiden siber. Survei Trust and Security Asia/Pasifik IDC 2022 mengungkapkan bahwa 45% organisasi mengaku tim keamanan perusahaan membutuhkan waktu lama untuk memelihara dan mengelola alat keamanan. Sejumlalh 36% menyatakan kurangnya integrasi dalam portofolio keamanan mereka.

Ketika pemangku kepentingan telah selaras dengan ketahanan siber, faktor manusia merupakan mata rantai terlemah dalam pertahanan keamanan siber organisasi. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya insiden akibat kecerobohan karyawan yang membuka email berisi malware yangtampak meyakinkan. Mereka juga kerap kali membocorkan informasi kritikal perusahaan dalam serangan phishing yang ditargetkan.

Baca juga: Kaspersky Tekankan 3P dalam Membangun Ketahanan Siber Rantai Pasok TIK

Solusi XDR Topang Ketahanan Siber

Dalam menghadapi ancaman siber, organisasi dapat berkolaborasi dengan vendor keamanan siber terpercaya. Solusi deteksi dan respons yang diperluas (XDR) memastikan inisiatif ketahanan siber tetap terpenuhi. Penerapan XDR memungkinkan mendeteksi dan merespons serangan siber secara proaktif lebih cepat. Hal ini dilakukan dengan menggabungkan data dari berbagai titik akhir, memanfaatkan AI dan ML, analitik dan automasi tingkat lanjut. Solusi ini juga mengurangi kerumitan alat keamanan siber yang tidak terintegrasi dan tidak memiliki interoperabilitas.

Organisasi dapat mengakses keahlian dan teknologi yang tepat untuk mempercepat inisiatif ketahanan siber dfengan mengalihdayakan XDR ke mitra keamanan siber. Langkah ini juga mengurangi beban kerja tim keamanan siber internal dalam mengelola tugas yang berada di luar lingkup layanan terkelola MxDR. Sebanyak 63% organisasi memprioritaskan kemitraan dengan venfor MxDR yang dapat mengkonsolidasikan dan mengintegrasikan alat keamanan berbeda. Kemampuan tersebut dibutuhkan demi meningkatkan visibilitas ke berbagai lingkungan. Persentase organisasi tersebut diungkapkan hasil survei IDC 2022 Asia/Pacific Enterprise Service and Security Sourcing.

Baca juga: Ransomware yang Ditargetkan Makin Menggila, Kaspersky XDR Siap Melawan

“Kolaborasi dengan penyedia layanan MxDR terpercaya memungkinkan organisasi mengkonsolidasikan intelijen ancaman. Upaya ini dapat dilakukan dengan pandangan holistik dan menyeluruh dari seluruh solusi dan memungkinkan perburuan ancaman berbasis data lebih proaktif. Vendor MxDR tepercaya juga mampu mengatasi faktor manusia dalam ketahanan siber dengan melatih karyawan agar lebih menyadari akan pentingnya keamanan. Upaya ini dilakukan melalui berbagai teknik pembelajaran modern termasuk alat penilaian dan simulasi gamified,” lanjut Hia.

Pendekatan tradisional terhadap keamanan siber cenderung ke arah kerahasiaan, sehingga kepercayaan digital merupakan unsur yang sangat penting. Prakarsa Transparansi Global Kaspersky menyediakan platform untuk memeriksa integritas dan kepercayaan solusi perusahaan.  Platform ini efektif digunakan pemangku kepentingan perusahaan dan regulator pemerintah di bidang keamanan siber. Lebih banyak visibilitas juga diberikan platform ini ke dalam pekerjaan TI dan solusi keamanan siber.

Kaspersky menawarkan platform Extended Detection and Response (XDR). Solusi ini mendukung tim keamanan siber internal dengan seluruh teknologi canggih, intelijen ancaman terkini yang bisa ditindaklanjuti dan keterampilan teknis. XDR juga menyediakan akses ke pakar eksternal untuk penilaian dan dukungan langsung jika terjadi insiden siber. 

Share:

Artikel Terkini