Teknogav.com - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) senantiasa melakukan transformasi digital menyeluruh demi mendukung program ketahanan energi yang dicanangkan pemerintah. Anak perusahaan Pertamina yang mengelola Wilayah Kerja (WK) Rokan di Provinsi Riau ini merupakan produsen minyak mentah terbesar di Indonesia. Kontribusi PHR mencapai sekitar 25% dari total produksi nasional. Seluruh hasil produksi PHR tersebut dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan energi domestik.
Penerapan teknologi canggih yang diterapkan di seluruh aspek operasional PHR membuktikan bahwa inovasi digital dapat mengatasi tantangan di industri energi. Contoh tantangan-tantangan tersebut mencakup kebutuhan peningkatan efisiensi, keselamatan dan keberlanjutan. Pemaparan mengenai penggunan teknologi digital di PHR dilakukan pada acara Digital Day 2024 yang mengusung tema 'Unlocking Rokan Potential through Digital Collaboration'.
Baca juga: PGE dan Universitas Pertamina Berkolaborasi Persiapkan SDM Berwawasan Keberlanjutan Energi
PHR memiliki visi dan misi yang diturunkan dari Pertamina. Visi PHR adalah menjadi perusahaan upstream migas nasional kelas dunia. Sementara, misi PHR adalah menjalankan usaha upstream migas dengan memegang tata nilai AKHLAK untuk mendorong ketahanan energi nasional dan memberikan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham dan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan. Tata nilai AKHLAK ini mencakup amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif. Slogan PHR saat ini adalah Synchronized, Action, Toward, Ultimate success.
“Transformasi digital yang diterapkan di PHR telah terbukti berperan sangat signifikan dalam memastikan pencapaian target produksi untuk negara. Teknologi-teknologi ini tidak hanya mampu mendukung peningkatan produktivitas, tetapi juga menjamin keselamatan operasional dan memitigasi risiko lingkungan, sesuai dengan prioritas kami untuk menjaga keberlanjutan energi di Indonesia,” ucap Triatmojo Rosewanto, Vice President Information Technology, Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Triatmojo Rosewanto, Vice President Information Technology, Pertamina Hulu Rokan (PHR) |
Cakupan WK Rokan lebih dari 6.400 km² dengan lebih dari 11.300 sumur aktif, sehingga penting untuk menjaga kestabilan produksinya. Transformasi digital merupakan tonggak penting dalam menjaga kestabilan produksi tersebut. Sejak alih kelola pada Agustus 2021, PHR sudah melakukan lebih dari 1.300 pengeboran sumur baru. Jumlah tersebut memperlihatkan ukuran operasi yang besar dan kompleks. Teknologi dan inovasi digital mendukung PHR menghadapi tantangan dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi di lapangan-lapangan minyak yang berusia puluhan tahun.
Baca juga: Pertamina dan Kimia Farma Sabet Enterprise Innovation Award
Keandalan teknologi PHR mencakup Digital & Innovaton Center (DICE), pusat kendali operasional dan big data untuk memantau kegiatan secara real-time. Pusat kendali ini membantu pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Puluhan inovasi digitalisasi berbasis big data dan AI diterapkan PHR untuk mendukung kinerja operasi dan bisnis. Pada Juli 2023, PHR melakukan pengeboran sumur eksplorasi migas non konvensional pertama di Indonesia. Pengeboran tersebut sedalam 9.450 kaki. Lanskap digitalisasi PHR adalah sebagai berikut:
- analisis dan pengambilan keputusan
- integrasi data
- sistem informasi dan akuisisi data
- keamanan siber
- infrastruktur yang andal dan aman
Digitalisasi memastikan peningkatan yang berkelanjutan dan kolaborasi demi manfaat yang lebih luas untuk Pertamina dan Negara. Berbagai solusi digital sudah diterapkan PHR untuk mengoptimalkan produksi. Penerapan ini menggunakan teknologi Virtual Reality (VR), AI/ML, Geographic Information System dan Edge Computing. Integrasi data produksi dari PHR ke Sistem Operasi Terpadu Nasional dan SKK Migas dapat mendukung pemantauan produksi nasional.
PHR dapat mengumpulkan data untuk pemantauan produksi secara real-time menggunakan teknologi semacam Well Monitoring Systems. Teknologi tersebut memakai Rod Pump Simulator dan Rod Pump Controller (RPC). Identifikasi dini akan potensi kerusakan dan perawatan preventif dapat dilakukan dengan teknologi tersebut. Penggunaan teknologi tersebut dapat mengoptimalkan produksi minyak mentah dengan biaya yang lebih efisien. Pada akhirnya, tingkat keberhasilan pekerjaan perbaikan sumur pun lebih tinggi, sehingga menjamin operasi berjalan optimal dan berkelanjutan.
Inspeksi dan asistensi teknis secara virtual juga bisa dilakukan menggunakan teknologi Mixed Reality (MR) melalui perangkat HoloLens. Teknologi tersebut dapat mengurangi kebutuhan mobilisasi tim ke lapangan dan menurunkan risiko keselamatan. Pelatihan simulasi, serta dukungan bagi teknisi dan engineer untuk memahami prosedur kerja pun dapat dihadirkan teknologi MR tersebut. Mereka dapat melakukannya tanpa harus berada di area yang rawan dan berbahaya. Penggunaan teknologi tersebut dapat meningkatkan kompetensi tenaga kerja sambil memastikan keselamatan operasional tetap terjaga.
Kepatuhan karyawan terhadap penggunaan kelengkapan keamanan seperti helm, sepatu dan perlengkapan lain pun dapat dideteksi dengan teknologi Computer Vision. Keselamatan di lingkungan kerja yang berisiko tinggi.
Pengelolaan aset dan kendaraan di lapangan juga dipermudah dengan integrasi Geographic Information System (GIS). Upaya ini dapat dilakukan dengan aplikasi seperti SONAR dan iJourneyManagement System (iJMS). Kemampuan tersebut memungkinkan pemetaan dan pemantauan kondisi aset yang tersebar luas, serta pengoptimalan rute kendaraan operasional. Pemantauan dan pengendalian proses produksi secara real-time bisa dilakukan melalui integrasi GIS dengan Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) berbasis Industrial Internet of Things (IIOT).
"Inovasi dan aplikasi teknologi melalui transformasi digital sangat penting untuk mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, sehingga stabilitas produksi dapat terjaga dan produktivitas menjadi lebih optimal. Dalam hal ini kepemimpinan digital (digital leadership) dan ketangkasan digital (digital dexterity) di bisnis hulu migas menjadi fundamental dalam upaya bersama mencapai ketahanan energi nasional," ucap Triatmojo Rosewanto.
Efisiensi di PHR didukung oleh solusi Robotic Process Automation (RPA) yang sangat efektif dalam hal otomasi. Lebih dari 60 proses dalam 44 proyek sudah mengotomatisasi teknologi RPA. Lebih dari 60 proses dalam 44 proyek berhasil menghemat sekitar 49.000 jam kerja atau setara 23,78 Full time equivalent (FTE).
Penyusunan laporan Technical Completion Reporting (TCR) lebih mudah dilakukan dengan cepat dan akurat menggunakan aplikasi utama. Hal ini berperan pada pencapaian target operasional dengan produktivitas yang optimal.
Baca juga: Peringatan Hari Listrik Tekankan Pentingnya Teknologi Digital dalam Pelestarian Bumi
PHR juga menerapkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam berbagai aplikasi. Salah satu penerapan AI ini adalah e-state & AI News Crawler yang memfasilitasi pemantauan isu secara cepat dan responsif. Teknologi AI juga digunakan dalam pemantauan kinerja pompa. Peningkatan kemampuan prediksi ini dapat mengenali pompa yang melemah sampai 20 kali lebih cepat sehingga memungkinkan perbaikan proaktif. Kemampuan tersebut juga mengurangi risiko penurunan prouksi dan mendukung peningkatan efisiensi.
“Transformasi digital memungkinkan Pertamina Hulu Rokan sebagai pelopor dalam penggunaan teknologi di sektor energi dan menunjukkan komitmen kami dalam mencapai target produksi dan menjaga keberlanjutan energi bagi Indonesia. Inovasi-inovasi ini memberikan dampak nyata yang sangat positif, baik dalam produktivitas maupun keselamatan operasional. Kami juga siap untuk terus mendorong kemajuan ini demi kepentingan bangsa,” tutur Triatmojo.