
Teknogav.com – Agentic AI merupakan AI mandiri yang dapat merencanakan, bernalar dan mengambil keputusan tanpa intervensi langsung manusia. Saat ini perkembangan Agentic AI membawa perubahan di sektor jasa keuangan Indonesia. Agentic AI dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, mengoptimalkan proses, serta berinteraksi dengan berbagai sumber data dan aplikasi pihak ketiga.
Penyedia solusi CRM, Salesforce memaparkan mengenai lima tren Agentic AI yang akan mengubah institusi keuangan. Selain itu, dipaparkan juga tantangan utama dan peran AI dalam meningkatkan efisiensi operasional, serta pengoptimalan pengalaman pelanggan menggunakan Agentic AI. Salesforce menghadirkan solusi Agentforce yang merupakan teknologi Agentic AI. Solusi ini mengintegrasikan aplikasi Customer 360, Data Cloud, dan Einstein AI untuk menciptakan tenaga kerja digital yang bekerja tanpa batas.
Baca juga: Hasil Riset Salesforce: AI Generatif Merupakan Prioritas Bisnis Eksekutif Perusahaan
Institusi keuangan tumbuh pesat di Indonesia, hal ini terlihat dari kecanggihan dan kematangan dari sektor tersebut. Kucuran dana dari modal ventura dalam sembilan bulan pertama tahun 2024 ke teknologi finansial (tekfin) Indonesia mencapai USD246 juta. Dana tersebut mendukung berbagai inovasi seperti teknologi perbankan, asuransi digital, sampai pembiayaan alternatif. Bank Indonesia mencatat peningkatan 1,96 miliar transaksi digital selama Oktober 2024, atau naik 37,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut menunjukkan laju transformasi digital di sektor keuangan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp220 triliun di tahun 2025. Pertumbuhan Kredit Perbankan juga diproyeksikan tumbuh sebesar 9-11%, dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) 6-8%. Aset industri asuransi mencapai Rp1.141,71 triliun pada Februari 2025 atau tumbuh 1,03% dari tahun sebelumnya. Lonjakan 31,06% pun dialami sektor P2P lending yang menjadi Rp80,07 triliuan, hal ini menunjukkan peningkatan minat dan kepercayaan pada layanan keuangan digital Indonesia.
Transformasi pada institusi keuangan tersebut dipicu oleh Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Stranas KA) yang dicanangkan pemerintah. Stranas KA ini juga selaras dengan Visi Indonesia 2025, yaitu membangun ekonomi digital yang tangguh. Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menekankan bahwa Indonesia berada di posisi keempat di Asia untuk potensi pasar AI. Nilai ekonomi penerapan AI di Indonesia diperkirakan dapat mencapai USD366 miliar (sekitar Rp6.148 triliun) pada tahun 2030.
Baca juga: Omnichannel Chat Qiscus kini dukung 20 Saluran Layanan Pelanggan
Lima Tren yang Berdampak pada Institusi Keuangan
Salesforce, pemimpin global dalam bidang AI CRM, berbagi lima tren yang berdampak pada industri perbankan dan jasa keuangan di Indonesia:
- Lembaga keuangan membangun dasar transformasi AI melalui pengintegrasian data. AI Prediktif sudah membantu kegiatan perbankan sehari-hari, contohnya chatbot untuk menjawab pertanyaan yang sering ditanyakan dan dasbor agen call center. Menurut McKinsey, bank bisa memanfaatkan AI secara strategis untuk menambah nilai sampai USD1 triliun per tahun. Institusi keuangan di Indonesia perlu membersihkan dan mengintegrasikan data untuk memaksimalkan potensi AI sehingga bisa memperoleh gambaran menyeluruh mengenai pelanggan. Landasan data yang kokoh akan membantu institusi keuangan menggunakan teknologi AI terkini. Teknologi tersebut membantu institusi keuangan untuk mengakuisisi nasabah dengan lebih efektif dan menyajikan pengalaman yang lebih baik.
- Agentic AI akan memperluas inklusi keuangan seiring meningkatnya akses layanan keuangan di Indonesia. Jumlah penduduk yang memiliki rekening bank berdaarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencapai 76,3% penduduk. Namun, layanan perbankan belum menjangkau 25% dari populasi dewasa. Peningkatan inklusi keuangan 98% pada tahun 2045 melalui RP-JMN merupakan sasaran pemerintah Indonesia. Agentic AI membantu mengatasi hambatan literasi dan bahasa dengan kemampuan memberi layanan finansial yang dipersonalisasi dalam bahasa lokal.
- Agentic AI meningkatkan pengalaman pelanggan dengan mengantarkan era hiper-personalisasi dengan mengubah cara bank berinteraksi dengan nasabah. Seiring meningkatnya kebutuhan interaksi yang lebih personal, Agentic AI dapat dimanfaatkan untuk melebihi kebutuhan tersebut. Kemampuan analisis data individu secara mendalam yang dimiliki Agentic AI dapat memberikan penawaran tepat waktu, pengingat real-time dan bantuan proaktif. Hal ini dapat meningkatkan hubungan dengan nasabah dan nilai transaksinya. Laporan Connected Financial Services global Salesforce mengungkapkan 46% nasabah setia pada institusi keuangan yang memberikan pengalaman terbaik walau dikenakan biaya. Ini berarti penerapan AI memungkinkan bank-bank meningkatkan mutu layanan melalui personalisasi yang tepat sasaran dan relevan dengan kebutuhan nasabah.
- Inovasi AI memicu kemajuan teknologi finansial (tekfin) di Indonesia. Tekfin berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka akses layanan keuangan di kota-kota kecil dan berkembang, dan mengubah pola perilaku konsumen. Saat ini, lebih dari 300 perusahaan tekfin beroperasi di Indonesia dalam lanskap yang sangat bersaing. Persaingan tersebut dihadapi perusahaan tekfin dengan mengandalkan AI untuk membangun model bisnis yang tak lekang waktu. Teknologi AI digunakan dalam layanan pelanggan dan di balik layar untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengoptimalkan keuntungan. Pemanfaatan AI antara lain untuk automasi penilaian kredit, deteksi penipuan, serta proses AI dan ML lain.
- Institusi keuangan terus mendorong penerapan AI yang etis dan bertanggung jawab. Kepatuhan regulasi dan perlindungan data merupakan kunci untuk membangun ekosistem digital yang eaman dan terpercaya bagi nasabah dan institusi keuangan. Pemimpin institusi keuangan terus mengedepankan AI yang bertanggung jawab dalam mengembangkan AI yang adil dan tanpa bias. Pengembangan AI tersebut dilakukan secara akurat, aman, transparan dan memberdayakan. Upaya ini diharapkan dapat melandasi pengembangan AI sambil tetap mematuhi regulasi. Enterprise AI berbeda dengan consumer AI., untuk mencapai AI yang bertanggung jawab harus menjamin tidak ada toxicity, Hal ini termasuk menjamin data nasabah terenkripsi.
![]() |
| Bunga Sugiarto, Regional Director, Salesforce Indonesia |
“Sektor perbankan dan keuangan Indonesia sedang berada pada titik balik yang menarik, yaitu dengan strategis menggunakan AI sebagai penggerak utama inovasi, seperti terlihat jelas dari kelima tren ini. Adopsi AI yang proaktif, berkomitmen menggunakan prinsip-prinsip AI yang bertanggung jawab, dan tetap fokus pada kepatuhan terhadap peraturan, akan memungkinkan institusi ini untuk memanfaatkan teknologi transformatif seperti Agentforce untuk melayani nasabah Indonesia dengan lebih baik, meningkatkan akses ke layanan keuangan di seluruh nusantara, serta mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan,” ucap Bunga Sugiarto, Regional Director, Salesforce Indonesia.
Agentforce 2.0
Salesforce menghadirkan platform tenage kerja digital Agentforce 2.0 untuk memperkuat tim dengan Agentic AI yang terpercaya dan otonom dalam alur kerja. Serangkaian kecakapan yang telah dibangun sebelumnya diperkenalkan pada Agentforce 2.0. Platform ini dilengkapi dengan integrasi alur kerja untuk kustomisasi yang cepat, dan kemampuan menggunakan Agentic AI di Slack.
Baca juga: Salesforce Hadirkan Hyperforce untuk Percepat Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Tim dapat membangun Agentic AI khusus yang dapat beroperasi secara mandiri untuk menalar dan menuntaskan tugas-tugas yang perlu pemikiran mendalam. Penalaran agen dan retrieval augmented generation (RAG) pada platform ini lebih maju. Kemampuan Agentforce 2.0 dapat membuka potensi untuk skalabilitas dan pertumbuhan bisnis. Interaksi dengan agen AI Agenforce 2.0 dapat dilakukan karyawan dengan cara yang sama dengan rekan tim lain. Agentforce dapat diintegrasikan ke dalam tenaga kerja dan menciptakan hubungan antara manusia dan Agentic AI yang lebih efektif daan saling percaya.
"Penerapan AI di Indonesia lebih ke journey, tidak bisa semua langsung di-AI-kan. Jadi semua dilakukan secara bertahap dan diuji. Mulai dari use case yang berupa assistant meningkat menjadi ke customer. Salesforce terus berusaha dan bekerja sama dengan OJK untuk membangun AI yang sesuai peraturan di Indonesia. Kami ingin menciptakan digital workspace agar agen dan AI bekerja sama menghadapi customer," tutup Bunga.







