
Teknogav.com – Film ‘Rosario’ yang disutradari oleh Felipe Vargas merupakan film horor yang penuh adegan mencekam. Ketegangan saat Rosario (Emeraude Toubia) menghabiskan malam bersama jasad neneknya disajikan dengan efek visual yang menakutkan. Film ini berlatarkan agama sinkretis sang nenek yang memadukan kepercayaan tradisional dengan unsur-unsur Katolik dan spiritualisme.
Penggarapan film ‘Rosario’ ini terasa begitu sederhana, sang sutradara bisa membawakan cerita menjadi hidup dengan visual yang sangat bagus. Pendekatan yang dilakukan cukup menesankan dalam menciptakan dunia di sekeliling Rosario. Sinematografi film ini dapat mendukung kekuatan, sudut pandang dan gerakan yang banyak digarap di ruang kecil.
Baca juga: The Strangers: Chapter 2, Penuh Suspense dan Bikin Gregetan
Ketika Rosario menelusuri segala yang ada di apartemen tersebut, bidikan kamera pun dilakukan menyapu apartemen. Imajinasi penonton pun digoda oleh efek latar di momen-momen yang tepat memberi sekilas gambaran mengenai sosok yang mengintai tokoh utama.
Sinematografi Rosario menonjolkan kontras antara dua dunia. Dunia pertama adalah keseharian kehidupan Rosario saat dewasa yang modern disajikan dengan kesan dingin, steril, dan tersetruktur. Sedangkan dunia kedua dipenuhi nuansa hangat, berdebu, dan tekstural saat adegan menyentuh akar budaya dan ritual. Perpindahan palet warna ini berfungsi sebagai kode visual untuk pergeseran realitas emosional karakter.
Pencahayaan juga menampilkan bayangan gelap yang menambah rasa takut dan membuat penonton siap menantikan hal yang menakutkan. Nuansa yang disajikan pencahayaan ini mempertegas ketidakpastian dan keterasingan. Rasa keterasingan juga dihadirkan dengan memanfaatkan ruang negatif dengan meletakkan karakter di pinggiran bingkai atau di balik objek pembingkai. Close-up pun dilakukan untuk menampilkan horor fisik, detail gestur dan bekas trauma pada wajah. Teknik tersebut menghasilkan horor yang lebih psikologis daripada sekadar jumpscare.
Sementara, pencahayaan alami yang lembut digunakan untuk adegan keluarga yang menonjolkan kedekatan emosional. Adegan-adegan ritual pun ditampilkan dengan memanfaatkan siluet dan sumber cahaya tunggal untuk menciptakan kesan ancaman yang sakral sekaligus mengganggu. Seluruh detail kecil yang digambarkan sosok mengerikan tersebut begitu mengesankan. Teknik audio yang mengiringi adegan-adegan di film ini pun menambah nuansa energi jahat yang memperkuat kesan horor.
Baca juga: Film ‘Other’ Ungkap Misteri Rumah Berpengamanan Canggih dari Rekaman Video
Kisah dalam film ini juga memperkenalkan ke suatu budaya yang sudah mulai terlupakan, yaitu kepercayaan Palo yang memadukan agama dan tradisi. Unsur-unsur dalam fim ini juga mengangkat ikatan keluarga, harapan dan mimpi, serta karakter-karakter dalam suatu kekluarga dengan riwayat yang rumit. Film menegaskan bahwa warisan keluarga bukan hanya benda atau cerita, tetapi beban dan tanggung jawab moral. Ada pesan kuat bahwa menyembunyikan rahasia demi kenyamanan jangka pendek dapat mengorbankan keselamatan generasi berikutnya. Serangkaian konsep penting dikemas dalam praktik-praktik sihir yang mencekam.
Film ini juga mengangkat soal keserakahan yang justru dapat menjerumuskan ketika berusaha dipenuhi dengan cara yang sesat. Besarnya kasih sayang ayah Rosario kepada anaknya justru menjadi kesalahan fatal yang menjerumuskan Rosario. Rosario adalah tokoh utama dengan karier hebat, tetapi suatu kejadian membuatnya tenggelam dalam masa lalu keluarga. Kemudian dia pun mengungkap hal yang lebih besar dari yang bisa dibayangkan. Film ini berperan sebagai studi visual dan moral mengenai trauma, budaya dan spiritualitas yang saling bertautan.
Baca juga: The Cursed, Kompilasi Kisah Horor Tentang Obsesi yang Berujung Tragis
Ada banyak beban yang diemban Rose, dan dia mencoba untuk mencari solusi masalah yang dihadapi saat itu juga. Emeraude Toubia dapat memerankan Rose begitu meyakinkan dan alami, termasuk menampilkan emosi-emosi kecerdasan, kerapuhan dan kekuatan saat menghadapi teror. Rose beberapa kali keliru mencari solusi melalui mesin pencarian di internet akibat prasangka yang salah terhadap neneknya.
Gaya bercerita film ini memang kurang begitu kuat, kecepatan penceritaan alurnya juga agak kurang pas, sehingga film terasa lebih lama. Film ini juga terlalu berusaha memberi plot twist untuk dapat tetap memberikan kejutan-kejutan bagi penontonnya. Unsur-unsur horor justru terasa memudar karena aspek drama, pengulangan dan banyak plot twist yang seperti dipaksakan. Mungkin fim ini juga akan lebih menarik jika ada lebih banyak keterlibatan dengan karakter-karakter lain.
Sinematografi film ini menjadi bahasa utama yang mengkomunikasikan pergeseran tokoh, dari dinginnya dunia modern ke kerapuhan akar budaya. Kisah dalam film ini juga memberikan pesan moral mengenai tanggung jawab keluarga dan pentingnya rekonsiliasi dengan asal usul demi memulihkan luka yang diwariskan. Film Rosario memiliki durasi 1jam 28 menit dan tayang di bioskop Indonesia mulai 31 Oktober 2025.






