Tips Mengoptimalkan Audio dengan Pendekatan Ruang Akustik Tips Mengoptimalkan Audio dengan Pendekatan Ruang Akustik ~ Teknogav.com

Tips Mengoptimalkan Audio dengan Pendekatan Ruang Akustik

Contoh Ruang Akustik

Teknogav.com - Audio bisa dinikmati manusia berkat indera pendengaran, yaitu telinga. Tetapi apakah audio itu sendiri dan bagaimana memahaminya? Berikut ini adalah tips dari Asawendo Swissrianto, pendiri Rumah Audio Indonesia (RAI) untuk mengoptimalkan audio dengan mengendalikan pantulan gelombang suara.
Bunyi bisa didengarkan oleh telinga karena menggunakan media untuk perambatan gelombang. Media tersebut mencakup gas, air dan padat. Contoh benda padat bisa berupa kayu, logam, tembok dann lain-lain. Kecepatan suara tentunya akan tergatung dari media rambat.

Baca juga: Tips Pengukuran Speaker dan Ruangan Akustik dengan miniDSP UMIK-1

Rumus kecepatan suara di udara paling sering dipakai karena memudahkan penjelasan. Besar kecepatan suara dengan asumsi suhu sekitar 24°C adalah 343 meter per detik. Gelombang suara juga memiliki tingkat kekuatan atau amplitudo dengan satuan desibel. Sementara panjang gelombang dikenal juga sebagai lambda.
Gelombang Suara
Gelombang Suara (Sumber: Rumah Audio Indonesia)
 
Gelombang suara berbentuk sinusoid yang terdiri dari puncak dan lembah berdasarkan jarak dari gelombang ke titik asalnya, yaitu 0 lambda. Titik amplitudo terkuat berada di 1/4 panjang gelombang atau 1/4 lambda. Sementara titik amplitudo terlemah ada di 3/4 panjang gelombang atau 3/4 lambda. Titik amplitudo normal berada di sumbu X, yaitu 0, 1/2 dan 1 lambda.

Sumber: Rumah Audio Indonesia
Panjang gelombang perlu diketahui untuk melakukan setup sound system, baik itu Home Audio, Car Audio maupun Pro Audio. Suara paling optimal agar tercapai di posisi dengar perlu diperhitungkan.

Pengendalian Gelombang Suara untuk Optimalkan Audio

Gelombang suara bergerak lurus, tetapi ketika terkena rintangan akan memantul. Pantulan yang sangat kuat akan menyebabkan efek negatif atau cancelling (saling meniadakan). Gelombang suara langsung dan pantulannya bisa saling meniadakan atau memperkuat. Bisa juga menyebabkan gaung berlebihan yang membuat suara menjadi blur dan menurunkan kejernihan dan artikulasi suara.

Arah Pantulan Suara
Arah Pantulan Suara (Sumber: Rumah Audio Indonesia)
Jika ingin suara sound system optimal, maka pantulan gelombang suara perlu diatasi dengan pendekatan akustik. Pantulan ini bisa dikendalikan dengan teknik redaman (absorption), teknik pembiasan atau difusi suara (diffuse), dan teknik mengatur ulang arah suara (controlled reflection).

Teknik-teknik tersebut akan membantu mendengarkan kejernihan suara dari suara reproduksi asli dengan pengaruh akustik yang mendukung. Jika pantulan gelombang suara bisa diatur dan dikendalikan pada ruangan maka akan diperoleh hasil suara yang mumpuni. Hasil suara tersebut merupakan gabungan gelombang suara langsung dan pantulan yang bebas cancel dan bebas gaung tetapi tetap mempertahankan ambience (kesan ruang pada rekaman).

Proses pengendalian pantulan gelombang suara ini ada yang rumit tetapi ada juga yang sederhana. Pada ruangan yang banyak dinding polos, pantulan akan muncul secara ekstrim, termasuk di ruangan berbentuk kubus yang sama sisi. Bentuk kubus adalah ruangan yang paling bermasalah secara akustik, sehingga memberikan tantangan paling besar.

Pendekatan ruang akustik untuk loudspeaker jenis open baffle, dipole atau bipole bisa dilakukan dengan menggunakan banyak diffusor di depan dan peredam absorber di belakang. Sementara jika menggunakan loudspeaker monopole konvensional maka gunakan banyak peredam absorber di depan dan diffuser di bekalang. Posisi dengar diletakkan pada jarak 30%-38% dari sisi depan atau belakang ruangan. Loudspeaker dimajukan pada 1/3 ruangan untuk menghindari pantulan ruangan yang ekstrim atau ditanam di dinding untuk mengurangi pantulan awal speaker. Kemudian letakkan juga bass trap di seluruh sudut ruangan dengar.

Contoh Penataan Ruang Akustik

sumber: GearSlutz

Gambar di atas menunjukkan contoh ruang dengar dengan acoustic treatment yang cukup ekstrim. Pada ruangan ada posisi dengar utama dan posisi dengar kedua. Speaker diletakkan pada zona rasio 1/3 panjang ruangan jika dilihat dari dinding depan. Segitiga listening sweetspot terbentuk pada posisi dengar pertama, sedangkan posisi dengar kedua berada di 2/3 panjang ruangan.

Atap ruangan menggunakan bentuk trapesium atau piramid terpotong yang merupakan bentuk geometri dengan standing waves minimum. Di sekitar dinding dan plafon dipasangi diffusor dan absorber untuk mengendalikan pantulan suara sehingga menciptakan reflection free zone (RFZ). RFZ adalah zona bebas pantulan yang berada di listening sweetspot.
sumber: GearSlutz
Penyempurnaan dinding depan dan belakang dilakukan dengan memakai broadband pass trap yang relatif sangat besar (bagian yang berwarna kuning). Tebal bass trap ini memperhitungkan panjang gelombang frekuensi rendah yang menyempurnakan efektivitas. Demi mendapatkan suara terbaik, konfigurasi ruangan tersebut menggunakan prinsip Fibonacci dan Golden Ratio.Demikianlah tips yang disampaikan oleh Asawendo Swissrianto untuk mengoptimalkan audio pada sound system dengan mengakali ruang akustik.
Share:

Artikel Terkini