Metaverse Jadi Tren, Ini Tips Mitigasi Risiko Ancaman di Dalamnya Metaverse Jadi Tren, Ini Tips Mitigasi Risiko Ancaman di Dalamnya ~ Teknogav.com

Metaverse Jadi Tren, Ini Tips Mitigasi Risiko Ancaman di Dalamnya


Teknogav.com – Konsep Metaverse kini tengah menjadi tren. Banyak perusahaan menjajaki peluang untuk mengintegrasikan bisnis mereka di Metaverse. Contohnya Gucci yang telah mengumumkan akan membeli tanah virtual di The Sandbox untuk membangun dunia mereka dalam platform tersebut. Di tengah banyaknya perusahaan berlomba-lomba untuk berinvestasi di metaverse, tentu ada risiko-risiko yang dapat terjadi. Kaspersky memamparkan beberapa kemungkinan risiko yang dapat terjadi dan cara untuk memitigasi ancaman siber terkait metaverse.

Teknologi yang digunakan di Metaverse dapat mempersempit kesenjangan antara teori dan praktik. Pengguna akhir dapat bermain dan menghabiskan waktu di ruang virtual dalam metaverse. Di saat yang sama, bisnis pun dapat memanfaatkan pemakaian ruang digital. Opsi yang paling jelas adalah meningkatkan pengalaman pelatihan dan edukasi bagi karyawan. Metaverse dan teknologi imersif seperti virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) dapat mempercepat penguasaan kecakapan digital perusahaan.

Baca juga: WIR Group Berencana Perkenalkan Purwarupa Metaverse Indonesia di G20

Seseorang dapat belajar lebih cepat berkat pengalaman belajar interaktif baru dalam VR, AR dan Mixed reality yang diberikan metaverse. Penyimpanan informasi pun dapat dilakukan lebih baik oleh seseorang sambil menikmati prosesnya. PWC baru-baru ini melakukan studi yang ditujukan untuk penggunaan VR dalam mengembangkan soft skill. Studi tersebut menunjukkan bahwa karyawan yang terlatih dalam simulasi realitas virtual dapat belajar 4x lebih cepat dibandingkan pelajar di kelas. Sementara itu jika dibandingkan dengan pelajar online, maka karyawan yang terlatih dalam simulasi realitas virtual dua kali lebih cepat.

Ainprosfoft memperkirakan bahwa dalam  beberapa tahun ke depan, pasar e-learning terus tumbuh signifikan. Pertumbuhan tersebut akan mencapai USD388,23 miliar pada tahun 2026 dari USD185,25 miliar pada tahun 2020. Teknologi VR dan AR dapat berdampak pada 23 pekerja di tahun 2030 karena dapat makin menyatukan teori dan praktik. Nantinya hal ini dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi sebesar USD1,92 triliun. 

Baca juga: Fitur-fitur OPPO X 2021, OPPO AR Glass dan CyberReal AR

Risiko Meta dan Cara Mengantisipasi

Di tengah kompleksitas teknologi baru di metaverse, terbersit pertanyaan mengenai pengaruh pada keamanan siber dan privasi. Pencurian identitas dan penipuan dapat ditimbulkan oleh masalah pengambilalihan akun pengguna. Jurus yang dilakukan penjahat siber sama layaknya dalam memperoleh akses ke korespondensi pribadi atau perusahaan. Para penjahat siber bisa meretas email melalui phishing, malware atau formulir data kredensial. Kemudian mereka pun bisa mendapatkan akses ke data pribadi yang disimpan di platform metaverse. Dalam hal keamanan siber, perusahaan memandang bahwa manusia merupakan mata rantai terlemah.

Metaverse menjanjikan interoperablitas, yaitu kemampuan untuk mengakses benda-benda yang dimiliki secara lintas platform. Ketika membeli rumah di Decentraland dan sepasang sepatu kets mewah dari OpenSea, maka keduanya dapat diakses di semua platform. Akses ini termasuk ke segala yang dikenakan untuk pergi bekerja ke kantor virtual. Hal ini malah menimbulkan celah dan tekanan lebih pada kebutuhan lebih besar dalam melindungi akun.

Baca juga: Huawei Harapkan Kolaborasi Industri untuk Bangun Ekosistem 5G + AR

Interoperabilitas ini dapat didasarkan pada blockchain seperti Ethereum. Pengguna akhir pun makin bertanggung jawab untuk menjaga identitas dan properti digital mereka agar tetap aman. Hal ini penting karena blockchain tidak memiliki otoritas pusat, sehingga ketika avatar NFT dicuri, platform tak lagi bisa membantu. Ketika identitas dan akses ke data pribadi ditautkan ke dompet blockchain, maka penjahat dunai maya makin bersemangat mengaksesnya.

“Pada akhirnya, pertanyaan tentang kepercayaan pada platform itu sangat penting. Banyak perusahaan sudah menggunakan cloud sebagai infrastruktur utama mereka dan telah mendistribusikan tenaga kerja mereka sesuai dengan itu. Pemindahan kantor ke dunia VR tidak akan menjadi hal yang mengejutkan. Mereka yang berurusan dengan penanganan data pribadi atau informasi rahasia mungkin ingin terus mengandalkan solusi lokal. Ini karena mereka enggan identitas karyawan mereka terpapar di blockchain,” ucap Sandra Lee, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky.

Tips Mitigasi Ancaman Siber Terkait Metaverse

Berikut ini adalah beberapa tips yang diberikan Kaspersky jika metaverse benar-benar menjadi paradigma baru:

  • Selalu gunakan pengelola kata sandi dan 2FA untuk melindungi akun
  • Pakai solusi keamanan siber yang andal untuk mencegah serangan malware dan phishing
  • Edukasi diri dan karyawan mengenai praktik keamanan siber terbaik dan terbaru
  • Investasikan aset kripto dalam dompet perangkat keras dan jaga keamanan kripto tersebut dengan beberapa cara berikut ini:
    • Waspadai email dan pesan yang meminta pembayaran, ancaman pemblokiran akun dan penawaran skema untuk mendapatkan uang secara cepat
    • Perhatikan alamat pengiriman dan ejaan nama perusahaan. Jika domain hanya berupa sekumpulan karakter acak, maka biasanya itu scam
    • Perlakukan data dan kredensial yang dipakai untuk mengakses akun dan aset kripto dengan sangat hati-hati. Pelajari cara kerja sistem keamanan cryptowallet, informasi apa yang mungkin diperlukan layanan dukungan, dan apa saja yang bisa dibagikan
    • Gunakan solusi keamanan siber seperti Kaspersky Internet Security agar tetap terlindung dari penipuan online dan phishing sehingga uang dan aset kripto tetap aman dari segala jenis penipuan

Demikianlah beberapa tips agar tetap aman di tengah antusiasme terhadap metaverse.

Share:

Artikel Terkini