Baca juga: Kini Telegram Bisa Impor Riwayat Chat Messenger Lain Termasuk WhatsApp
Victor Chebyshev, Lead Security Researcher Global Research & Analysis Team (GreAT) Kaspersky pun segera memberikan tanggapan atas peristiwa tersebut. Menurutnya, ketika database berisi data pengguna tersebut jauh di tangan yang salah, maka dapat menimbulkan berbagai jenis serangan ke pengguna. Pelaku kejahatan siber dapat melancarkan aksinya dengan melakukan panggilan spam sampai phishing suara. Dalam hal ini, risiko privasi menjadi perhatian utama.
Baca juga: Facebook Ternyata Baca Pesan WhatsApp yang Katanya Terenkripsi
Jika pelaku kejahatan siber memiliki nomor telepon calon korban, maka peluang serangan yang berhasil meningkat signifikan. Ini karena sebagian besar layanan online mengharuskan untuk memasukkan nomor telepon yang disertai data pribadi lain. Data-data lain yang harus dimasukkan tersebut mencakup nama, alamat email dan terkadang detail kartu. Para korban berisiko mendapatkan ancaman berupa doxing, cyberbulllying, sampai pemerasan.
Baca juga: Tips Optimalkan Keamanan dan Privasi WhatsApp
Berikut ini adalah beberapa tips dari Kaspersky agar pengguna aplikasi WhatsApp tetap aman:
- Pada pengaturan privasi WhatsApp, pilih opsi untuk menyembunyikan data dari semua orang, kecuali yang tersimpan di daftar kontak
- Berhati-hati dan memperhatikan panggilan dan pesan dari nomor yang tak dikenal
- Aktifkan autentikasi dua faktor jika sebelumnya belum diaktifkan. Upaya ini dapat mencegah penipu mengambil alih nomor yang terdaftar di WhatsApp dan menggunakan nomor tersebut untuk tujuan berbahaya.
- Jangan pernah mengklik atau membuka tautan mencurigakan yang dikirim oleh siapa pun. Hal ini karena di tautan tersebut kemungkinan tersisip file berbahaya atau mengarahkan ke konten penipuan
Demikianlah beberapa tips yang disampaikan Kaspersky agar tidak menjadi korban terkait dugaan kebocoran database nomor ponsel pengguna WhatsApp. Tetap waspada dan berhati-hati ya!