OCBC NISP Business Forum 2023 Paparkan Pentingnya Efisiensi OCBC NISP Business Forum 2023 Paparkan Pentingnya Efisiensi ~ Teknogav.com

OCBC NISP Business Forum 2023 Paparkan Pentingnya Efisiensi

Teknogav.com – OCBC NISP Business Forum 2023 digelar Bank OCBC NISP untuk membuka wawasa khalayak luas terkait bisnis, ekonomi dan perbankan. Para narasumber yang berpengalaman di bidangnya menyampaikan wawasan dan gagasan dalam berbagai topik yang hangat dan relevan denga kondisi sekarang. Topik-topik yang disajikan selaras dengan perekonomian nasional yang terus menunjukkan resiliensi dan berangsur pulih secara merata di semua sektor. Berbagai langkah-langkah untuk menyusun strategi bisnis, berinovasi dan pengembangan usaha disampaikan pada forum tersebut.

Lebih dari 500 nasabah korporasi, Premier dan Private Banking menghadiri OCBC NISP Business Forum 2023. Para pembicara mencakup para praktisi, pengamat bidang ekonomi, politik dan industri keuangan menyampaikan pemaparannya untuk meningkatkan literasi. Selain itu, hadir juga Suahasil Nazara, Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia. Sementara itu, Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM hadir secara virtual.

Baca juga: Kampanye CurrenShe Bank OCBC NISP Apresiasi Peran Perempuan bagi Negara

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,3% YoY. Kendati demikian, tantangan harus terus diantisipasi dan diwaspadai demi menjaga momentum pemulihan ekonomi. Banyak potensi yang masih dapat digali untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Sebagai Bank yang telah berhasil berdiri kokoh selama lebih dari 81 tahun dengan kinerja yang terus terjaga, kami melihat segala tantangan sebagai kesempatan untuk terus maju. Peran serta Bank untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 tidak hanya berpaku pada traditional banking. Inovasi dan layanan perbankan pun senantiasa bersifat inklusif dan membuka kesempatan bagi siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Sinergi dari semua pemangku kepentingan termasuk perbankan dan pelaku usaha dibutuhkan untuk mendukung Indonesia lebih maju dan tangguh. Harapannya, OCBC NISP Business Forum 2023 dapat membantu para pelaku usaha untuk memetakan strategi bisnis di tengah pertumbuhan ekonomi bangsa,” ucap Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP.

Efisiensi sebagai Langkah Strategis Menghadapi Resesi

Salah satu sesi diskusi panel membahas mengenai pentingnya efisiensi sebagai langkah strategis. Diskusi tersebut menghadirkan Ivan Casadevall, Chief Operating Officer Hospitality ASRI (anak perusahaaan Agung Sedayu Group) dan Hariyadi B. Sukamdani, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Ivan mengungkapkan bahwa strategi bisnis yang diterapkan ASRI adalah selalu memikirkan apa yang akan disukai pasar. Teknologi merupakan komponen besar yang dipicu aplikasi smartphone. Dalam memberikan pelayanan, ASRI menghadirkan teknologi yang mengurangi banyak kontak dan didukung sensor gerakan.  ASRI juga memilki komitmen kuat dalam hal tata kelola, termasuk etika perusahaan dalam manajemen aset.

Ivan Casadevall, Chief Operating Officer Hospitality ASRI (anak perusahaaan Agung Sedayu Group)

“Saat melakukan efisiensi, tidak boleh mengabaikan inovasi. Teknologi merupakan hal penting karena bisa menangkap data lebih banyak. Contohnya hotel yang banyak memberikan pelayanan, termasuk menyediakan sarapan dan tempat gym. Namun dahulu data tersebut belum terekam, hotel termasuk terlambat dalam pengadopsian data. Semua orang memiliki solusi terautomasi untuk mengurangi risiko. Kini kami bisa mengurangi risiko dengan melacak transaksi berkat penggunaan teknologi untuk menangkap data. Kita harus terus dapat berinovasi untuk tetap hidup,” ucap Ivan.

Baca juga: Solusi Financial Fitness by NYALA OCBC NISP Dukung Kesehatan Keuangan

Hal senada pun disampaikan Hariyadi yang mengatakan pentingnya perusahaan teknologi. Penting untuk mengetahui cara berinvestasi sambil harus melakukan efisiensi dan perampingan. Tentu kita tak mungkin berinvestasi di hal berisiko, perlu pendalaman mengenai teknologi apa saja yang baru. Di Indonesia, penerapan teknologi sejak pandemi COVID-19 cukup tinggi, contohnya adalah di restoran yang makin mendekati konsumen terkait kebutuhan.

Hariyadi juga menyampaikan bahwa jika dibandingkan negara-negara lain, perekonomian Indonesia termasuk stabil. Kendati demikian, hambatan dari segi regulasi harus menjadi perhatian demi mempercepat pemulihan ekonomi. Contohnya adalah cukai pemanis di bisnis food & beverage dan juga pajak listrik yang jumlahnya signifikan. Selain itu, masih ada industri-industri yang masih mengalami kendala, seperti sektor ekspor yang negara tujuannya terkena resesi. Sementara itu, industri lain relatif cukup baik, demikian juga dengan pembelanjaan.

“Efisiensi dapat dilakukan dengan lebih dahulu melakukan re-energize tim mamajemen dengan semangat baru dan kegesitan baru,” ucap Hariyadi.

Finding the Next Unicorn

Perubahan lanskap ekonomi digital sangat cepat di tengah banyaknya Unicorn yang gagal bertahan. Hal ini dibahas pada diskusi panel yang mengusung topik ‘Finding the Next Unicorn’. Para narasumber dalam diskusi panel tersebut adalah sebagai berikut:

  • Willson Cuaca, Founding Partner East Ventures
  • Alexander Rusli, Co-Founder DigiAsia Bios
  • Darryl Ratulangi, Managing Director OCBC NISP Ventura

Konsep mencari unicorn dinilai Willson Cuaca sebagai pandangan yang salah, menurutnya investasi sebaiknya pada produk digital yang dapat mendukung efisiensi. Investasi terbaik dilakukan jika bisnis tersebut dapat menghasilkan uang. Kendati demikian, startup memiliki sifat mendisrupsi atau membangun yang tidak ada jadi ada. Hal tersebut membutuhkan uang, tidak bisa langsung jadi.

“Saya tidak pernah mengharapkan menghasilkan uang dari awal, kerena itu justru gampang dibuat semua orang. Startup mesti dapat membuat produk yang tidak bisa dikopi orang lain. Apalagi sekarang membuat apa-apa mudah. Anak sekolah saja bisa membuat game hanya dengan ChatGPT. Saat memilih investasi, pilih perusahaan yang dapat menentukan positioning produk,” ucap Willson.

Baca juga: Red Hat Dukung OCBC NISP Tingkatkan Pengalaman Nasabah ONe Mobile

Hal senada juga disampaikan Alexander Rusli, menurutnya perusahaan jangan menargetkan menjadi unicorn, tetapi mesti memiliki tujuan membuat produk yang bagus. Kebanyakan startup ingin menjadi unicorn karent terbentuk dari lingkungan yang beranggapan bahwa uang mudah diperoleh, padahal kerja keras penting.

Wilson juga menekankan bahwa waktu merupakan hal yang penting, sehingga investasi harus tepat waktu. Pemilihan sektor untuk berinvestasi dapat mengacu pada negara lain. Contohnya dahulu dimulai dari e-commerce, diikuti e-commerce enabler, logistik, layanan kesehatan dan lain-lain. Saat ini investasi dalam pengembangan genomik merupakan hal yang menarik, karena dapat menangani banyak penyakit. Saat ini East Ventures telah mendukung 300 startup. Pendekatan yang dilakukan ventura tersebut merupakan perpaduan dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah. East Ventures ingin menjadi platform untuk mewujudkan mimpi anak muda dan menjadikan mereka orang terbaik bagi dirinya.

Sementara itu, Darryl mengungkapkan bahwa penting untuk mencari bisnis model yang tepat. Strategi membakar uang itu biasanya digunakan untuk membeli waktu agar adopsi suatu produk bisa lebih cepat. Pentingnya investor bagi perusahaan adalah untuk memodali ekspansi. Hal ini memungkinkan startup tak harus menunggu bisnis tumbuh dan meraih keuntungan terlebih dahulu untuk bisa berekspansi.

Share:

Artikel Terkini