Chatbot AI bagi Anak-anak, Bahaya atau Bermanfaat? Ini Tipsnya! Chatbot AI bagi Anak-anak, Bahaya atau Bermanfaat? Ini Tipsnya! ~ Teknogav.com

Chatbot AI bagi Anak-anak, Bahaya atau Bermanfaat? Ini Tipsnya!

Teknogav.com – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah menjadi bagian integral dalam kehidupan, termasuk di smartphone, sistem transportasi dan bahkan pendidikan. Pelan tapi pasti, AI telah menggeser alat yang sebelumnya dianggap inovatif. Salah satu contoh adalah ChatGPT yang memicu banyak orang untuk segera mencoba dengan antusias. Sayangnya, anak-anak yang merupakan bagian penting luput dari euforia kehadiran AI.

Semua anak-anak dari segala usia di dunia bisa mengakses alat-alat AI. Sebagian besar dari mereka pun hanya butuh sedikit persetujuan atau bahan tanpa persetujuan sama sekali. Kendati berbagai alat yang tersedia tersebut bermanfaat besar, tetapi ada risiko chatbot AI terhadap anak-anak yang luput dari perhatian. Risiko besar yang ada kemungkinan terkait pelanggaran privasi data, ancaman siber dan konten yang tak pantas.

Baca juga: Hati-hati, Banyak Pria Manfaatkan ChatGPT untuk Kelabui Pasangan Kencan

Saat ini berlajar dengan bantuan alat AI menjadi lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Informasi bermanfaat mengenai berbagai topik dapat ditemukan hanya dengan satu kalimat di chatbot AI. Navigasi informasi mudah dilakukan tanpa harus membuka puluhan tab dan membaca banyak artikel. Hal ini sangat penting bagi anak-anak untuk memenuhi rasa keingintahuan mereka, sambil membuat pembelajaran lebih interaktif dan menarik. Chatbot AI juga bisa menyediakan platform yang bisa diakses dan memungkinkan anak-anak melatih keterampilan bahasa mereka dan bebas berdiskusi. Sayangnya, ada risiko yang mengikuti di belakang ini semua.

Hasil eksplorasi mengenai chabot AI online, beberapa platform yang ditemukan tak memiliki verifikasi usia, sehingga berisiko pada privasi anak-anak. Salah satu chatbot AI terpopuler yang ditemukan adalah ChatGPT yang pertumbuhan basis penggunanya sangat cepat, bahkan memecahkan rekor. Konten yang disediakan ChatGPT juga sering tidak akurat atau keliru dengan cara yang meyakinkan. 

Beberapa pelajar bahkan memanfaatkan ChatGPT untuk melakukan plagiarisme dan terkecoh dengan beberapa referensi palsu untuk artikel yang tak ada. Lebih bahaya lagi ketika gadis-gadis remaja bertanya padaAI mengenai diet dan informasi medis. Bahayanya, chatbot menjawab pertanyaan tersebut tanpa mengacu pada data medis aktual, melainkan kumpulan informasi acak dari seluruh penjuru internet.

Baca juga: Efektivitas ChatGPT dalam Mendeteksi Phishing Masih Terbatas

Layanan lain yang terkenal digunakan adalah chatbot ‘MyAI’ Snapchat. Aplikasi Snapchat sendiri tak membutuhkan izin orang tua bagi anak berusia 13 tahun. Hal ini membangkitkan pertanyaan mengenai privasi anak-anak dan penyimpanan data oleh aplikasi. Sering kali, anak-anak begitu mempercayai ‘teman’ AI sebagai teman yang nyata dan bertindak berdasarkan saran mereka. Snapchat sendiri padahal mengakui bahwa kontennya kemungkinan bias, tidak benar, berbahaya atau menyesatkan.

Hal tersebut tentunya berisiko, karena remaja kerap merasa lebih nyaman berbagi informasi pribadi mengenai kehidupannya kepada chatbot ketimbang ke orang tua. Seorang kolumnis Washington Post bereksperimen dengan mengaku berusia 15 tahun dan ingin mengadakan pesta ulang tahun yang epik kepada AI. Hasilnya, AI menyarankan cara menyamarkan bau alkohol dan ganja. Ketika mengatakan memiliki esai yang harus dikumpulkan ke sekolah, AI menulis ‘Saya punya esai yang harus dikumpulkan ke sekolah’.

“Di sisi yang lebih tidak pantas, ada banyak chatbot AI yang dirancang khusus untuk memberikan pengalaman “erotis”. Chatbot ini memberikan pengalaman seperti menjalin hubungan romantis kepada penggunanya dengan bahasa yang eksplisit. Meskipun beberapa memerlukan verifikasi usia, hal ini berbahaya karena beberapa anak mungkin memilih berbohong mengenai usianya dan pencegahan kasus tersebut tidak cukup. MyAnima misalnya, adalah salah satu obrolan yang saya uji, dan saya hampir tidak memerlukan upaya apa pun untuk memberikan jawaban seksual tanpa memerlukan verifikasi usia. Botfriend adalah alat AI dewasa yang dirancang khusus untuk permainan peran seksual eksplisit dan yang Anda perlukan untuk mulai menggunakannya hanyalah email. Hal ini selalu mengingatkan betapa pentingnya menyadari bagaimana anak-anak menggunakan internet dan apakah mereka berisiko terhadap privasi data dan penyalahgunaan informasi,” ucap Noura Afaneh, Analis Konten Web di Kaspersky.

tampilan chatbot My Anima
tampilan chatbot My Anima
tampilan ChatGPT

Peran Aktif Menyeimbangkan Risiko dan Manfaat

Seiring meningkatnya risiko bagi anak-anak di internet, terdapat peningkatan kebutuhan akan pemantauan dan perlindungan terhadap anak-anak. Hal ini terutama dengan chatbots yang berperan sebagai ‘teman’. Orang tua perlu memahami bahwa melarang chatbot AI ini mungkin tidak efektif. Ini karena akan selalu ada hal baru di ranah siber yang mungkin dialami anak-anak. Sebaliknya, penting untuk berperan aktif dalam menyeimbangkan risiko-risiko yang dipaparkan sebelumnya, serta upaya memitigasinya.

Baca juga: Chatbot AI dan Robot Seks Jadi Solusi Pengusir Kesepian?

Kaspersky memberikan beberapa tips bagi orang tua untuk memitigasi risiko chatbot AI, yaitu dengan memberikan edukasi mengenai keamanan siber. Ajari anak mengenai keamanan dan privasi online agar dapat mencegah berbagi informasi pribadi kepada orang asing, termasuk ke chatbot. Berikut ini adalah beberapa artikel yang dapat dijadikan acuan:

Sebaiknya orang tua terlibat sejak awal dalam mencoba teknologi Chatbot AI bersama-sama. Tunjukkan kepada anak-anak mengenai cara menggunakan alat-alat ini dan hal yang tak boleh dilakukan. Beri contoh yang dapat didiskusikan dan chatbot AI mana yang bisa digunakan atau dihindari. Solusi keamanan menbyeluruh merupakan salah satu alat perlindungan kuat bagi orang tua saat online. Selain itu, aplikasi khusus untuk pengasuhan digital menyediakan banyak alat yang dibutuhkan untuk melindungi anak-anak saat online. Fitur-fitur aplikasi tersebut adalah sebagai berikut:

  • filter konten yang memblokir situs tak pantas
  • pengelolaan waktu penggunaan perangkat untuk menyeimbangkan sesi online yang sehat
  • penelusuran aman untuk memfilter dan memblokir konten berbahaya

Selain itu, ada begitu banyak alat yang dapat memberi rasa aman bagi orang tua ketika anak-anak sedang menelusuri internet.

Share:

Artikel Terkini