Studi DoubleVerify Ungkap Kesenjangan Pemahaman Mengenai Kualitas Media Studi DoubleVerify Ungkap Kesenjangan Pemahaman Mengenai Kualitas Media ~ Teknogav.com

Studi DoubleVerify Ungkap Kesenjangan Pemahaman Mengenai Kualitas Media

Muhammad Arif Bijaksana, Business Director, Indonesia, DoubleVerify

Teknogav.com – Kualitas media harus melandasi setiap kampanye periklanan, demikian juga dengan edukasi mengenai verifikasi bagi pemasar. Hal tersebut ditekankan oleh DoubleVerify yang merupakan platform perangkat lunak untuk pengukuran, data dan analitik media digital. Sejumlah wawasan dan informasi mengenai seputar industri periklanan dan lanskap kualitas media diungkapkan dalam laporan yang disusun DoubleVerify bersama WARC. Laporan bertajuk ‘Raising the Bar in APAC: How Media Quality and Performance Drive Outcomes’ ini berisi temuan-temuan menarik.

"Kawasan Asia Tenggara siap menjadi wilayah dengan kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia, didukung digitalisasi dari negara-negara seperti Filipina, yang teratas dalam pertumbuhan industri retail e-commerce. Meskipun potensi pertumbuhan belanja iklan digital di kawasan Asia Pasifik sangat besar, pengiklan harus tetap melindungi investasi mereka dengan melakukan verifikasi berkala terhadap semua saluran digital, agar tidak berisiko membuang-buang investasi mereka,” ucap Conrad Tallariti, Managing Director, APAC, DoubleVerify.

Baca juga: Kini Pelanggan Adobe Experience Cloud dapat Manfaatkan Analisis Data Adjust

Berikut ini adalah beberapa temuan dalam laporan hasil studi yang dapat meningkatkan kinerja periklanan:

  • Sejumlah 60% pengguna sosial dunia ada di Asia Pasifik, hal ini menunjukkan besarnya minat terhadap media sosial di kawasan tersebut. Fragmentasi audiens disebutkan 35% pemasar sebagai kekhawatiran utama, hal ini memiliki alasan yang bagus
  • Pengukuran kualitas media mendapat sentimen positif dari pemasar di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh 91% responden yang menyetujui pentingnya kualitas media untuk mendukung pemanfaatan saluran media yang berhasil
  • Temuan lain menunjukkan bahwa verifikasi iklan tidak dilakukan secara always-on oleh pemasar di Asia Pasifik. Alat verifikasi hanya digunakan 1 di antara 3 pemasar secara ad-hoc
  • Keputusan pembelian media digital gagal dievaluasi sebagian besar pemasar, hanya 17% responden yang mengevaluasi efektivitas berdasarkan indikator penting. Beberapa indikator tersebut mencakup brand suitability, viewability, fraud, dan intended geography

“Indonesia adalah pasar yang besar dengan segala bentuk potensi dan peluang bisnis digital yang besar. Di tengah kondisi lanskap periklanan dan digital yang terus berkembang, pengeluaran nilai belanja iklan di Indonesia tercatat hingga mencapai nilai sekitar USD 2,565 juta (setara sekitar lebih dari Rp 40 triliun) dan di tahun ini, nilai belanja iklan digital di Indonesia diproyeksikan akan mencapai lebih dari USD 3,051 juta (atau sekitar lebih dari Rp 48 triliun). Kondisi ini menjadi peluang besar bagi pemasar dan brand untuk dapat memaksimalkan performa kampanye periklanan mereka, demi menjangkau target yang lebih luas secara lebih efektif,” ucap Muhammad Arif Bijaksana, Business Director, Indonesia, DoubleVerify.

Muhammad Arif Bijaksana, Business Director, Indonesia, DoubleVerify; Arista Ruliyadi, Integrated Solutions Director, Indonesia, DoubleVerify; Stephanie King, Senior Sales Director, Southeast Asia, DoubleVerify; dan Conrad Tallariti, Managing Director, APAC, DoubleVerify

Pertumbuhan media retail juga merupakan hal unik yang disorot DoubleVerify. Pelanggan di Asia Pasifik memakai media sosial di berbagai tahap dalam melakukan pembelian, mulai dari penelusuran sampai pembelian. Sejumlah 63% pelanggan di Indonesia memanfaatkan media sosial untuk melakukan riset produk yang dibutuhkan secara signifikan. Saat ini super-app merupakan fenomena besar, pasar komersil lokal seperti Grab, Lazada dan Tokopedia tumbuh populer sebagai channel pencarian. Pasar komersil ini bahkan mengalahkan media sosial dan Google Search.

Peningkatan penggunaan e-commerce memperbanyak peluang bagi pengiklan untuk menjangkau pelanggan yang berniat menghabiskan lebih banyak waktu online, terutama di e-commerce. Contohnya berdasarkan survei Maret 2023, ketika bulan Ramadan, sejumlah 76% pelanggan berniat melakukan pembelian sejumlah produk seperti; busana dan aksesori

Selain itu, juga terdapat temuan-temuan mengenai penggunaan internet. Hasil studi mengungkapkan pada tahun 2023, 70% pelanggan di Asia Tenggara menghabiskan lebih banyak waktu untuk online dibandingkan sebelum pandemi. Di Indonesia, jumlah tersebut mencapai 66%. Sementara itu, 98% pemasar hanya memanfaatkan alat pengukuran metrik perhatian untuk mengevaluasi pembelian media digital. Padahal, pengukuran metrik tradisional tidak cukup. Terdapat 129% tingkat pelanggaran yang lebih tinggi terhadap inventori penempatan iklan owned and operated (O&O). 

Baca juga: InMobi Perluas Kemitraan dengan Microsoft Advertising di Beberapa Kawasan

DoubleVerify memiliki DV Authentic Ad yang merupakan pengkuran terakreditasi Media Rating Council (MRC) bawaan yang menjamin kualitas media. MRC telah menentukan bahwa beberapa pengukuran berkaitan dengan pengukuran yang memenuhi standar industri untuk akreditasi. Suatu iklan dapat disebut autentik jika sepenuhnya dilihat oleh orang yang nyata, di lingkungan brand yang aman di dalam cakupan geografi yang dituju. DoubleVerify memiliki akreditasi untuk mengukur dan menghilangkan duplikasi kualitas iklan dengan cara ini. Kemampuan tersebut memungkinkan brand untuk menggunakan penghitungan Authentic Ad untuk menentukan KPI menyeluruh untuk efektivitas kampanye.

"Ada banyak pemain buruk dalam ekosistem periklanan ini. Pengeluaran untuk iklan akan terbuang percuma jika iklan tidak tepat sasaran, misalnya iklan untuk pasar Vietnam tapi muncul di Indonesia. Pemasar harus dapat mempengaruhi pelanggan dengan cara yang bijak, termasuk penargetan secara geografi. DoubleVerify membuat platform machine learning yang mengoptimalkan media, sehingga hasilnya tangguh dan canggih. Dasarnya, pastikan iklan bisa terlihat dan bebas fraud," ucap Conrad Tallariti.

Conrad Tallariti, Managing Director, APAC, DoubleVerify

Selain itu, DoubleVerify juga memiliki platform analitik dan pelaporan, yaitu DV Pinnacle. Platform ini merupakan layanan terintegrasi dan platform analitik yang dapat memberikan wawasan yang berarti untuk memaksimalkan investasi digital. Sejumlah 99% pemasar di Asia Pasifik berencana untuk meningkatkan belanja media retail selama 12 bulan ke depan.

"DoubleVerify melindungi ekosistem pengiklan dan media yang bekerja sama. Kami dapat menganalisa di tingkat konten jadi bisa memblokir terkait konten tertentu saja," ucap Muhammad Arif Bijaksana.

Baca juga: Penggunaan Cookie Pihak Ketiga Berakhir, Ini Metode Pengganti bagi Pemasar

Industri periklanan terus berkembang seiring dengan teknologi yang terus menerus berevolusi di dunia. Periklanan digital hadir di tahun 2000an, disusul programatik di tahun 2010an dan kecerdasan buatan pada tahun 2020an. Industri periklanan mengalami dampak luas seiring perkembangan AI, khususnya kemampuan prediktif pembelajaran mesin untuk mengoptimalkan kinerja iklan di berbagai bidang. Dampak penggunaan AI generatif dalam kualitas mencakup kedekatan media, pembuatan media dan pelanggaran iklan. 

Saat ini, DoubleVerify dapat memanfaatkan AI untuk mendeteksi pelanggaran, mengelompokkan konten dan mengukur perhatian. DoubleVerify menggunakan AI dan ML dalam menyediakan solusi-solusi tanpa cookies.

Share:

Artikel Terkini