ADVANCE.AI Dukung Allo Bank Hadapi Ancaman Deepfake dengan Deteksi Multidimensi ADVANCE.AI Dukung Allo Bank Hadapi Ancaman Deepfake dengan Deteksi Multidimensi ~ Teknogav.com

ADVANCE.AI Dukung Allo Bank Hadapi Ancaman Deepfake dengan Deteksi Multidimensi

Teknogav.com – Ancaman penipuan berbasis deepfake di sektor keuangan nasional makin marak, terutama dalam proses verifikasi identitas digital dan onboarding nasabah. Penipuan deepfake makin mudah diakses, meluas dan susah dideteksi. Hal ini terjadi seiring peningkatan penggunaan konten buatan akal imitasi (AI) yang mencakup wajah sitesis, suara tiruan dan dokumen palsu. Seiring pesatnya transformasi layanan perbankan, maraknya penipuan membuat Allo Bank Indonesia dan ADVANCE.AI ingin mendorong kesadaran mengenai pentingnya keamanan digital.

Bank digital dan platform tekfin makin menjadi sasaran para pelaku kejahatan siber, karena keduanya sangat mengandalkan layanan mandiri jarak jauh. Ancaman tersebut dapat berawal dari serangan berbasis electronic Know-Your-Customer (eKYC) sintetis sampai penipuan melalui panggilan video multipihak. Pada tahun 2023, jumlah deepfake yang berhasil dideteksi secara global meningkat 10 kali lipat dibandingkan tahun 2022. Sejumlah 50% pelaku bisnis tidak menyadari ancaman deepfake ini, 90% bahkan tidak dapat melindungi perusahaan dari ancaman deepfake

Baca juga: Bank Jago Gandeng ADVANCE.AI untuk Lakukan eKYC Berbasis AI

Kerugian yang dialami sektor keuangan di Indonesia mencapai lebih dari Rp700 miliar, sejumlah penipuan berbasis deepfake menjadi bagian penyebabnya. Angka tersebut dicapai hanya dalam tiga bulan, yaitu antara November 2024 sampai Februari 2025. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa deepfake merupakan ancaman nyata bagi industri keuangan di Indonesia. OJK juga menekankan pentingnya edukasi publik dan kampanye literasi digital yang berkelanjutan.

Kini semua orang bisa mmbuat konten deepfake, termasuk pelaku non-teknis menggunakan alat Scams-as-a-Service. Kemudahan untuk membuat konten deepfake ini meningkatkan potensi serangan terhadap sektor keuangan. Apalagi kebocoran data KTP masyarakat Indonesia memungkinkan penjahat siber untuk mendapatkan data pribadi. Foto pada KTP bahkan dapat ditingkatkan resolusinya, lalu dimanfaatkan untuk melancarkan deepfake dengan face swap.

Deepfake dapat menimbulkan kerugian reputasi dan keuangan di level individu, organisasi dan masyarakat. Pada level individu, seseorang bisa diintimitasi, mengalami pencurian identitas, serta penipuan phising. Reputasi brand dan kepercayaan terhadap perusahaan merupakan dampak di level organisasi. Selain itu, perusahaan juga bisa mengalami manipulasi harga saham, penipuan asuransi dan manipulasi media. Di tingkat masyarakat, deepfake menimbulkan informasi yang salah, serta biaya deteksi dan pencegahan.

Baca juga: ADVANCE.AI Menangkan ASEAN Fintech Award di Global FinTech Awards 

“Proses onboarding digital memang memberikan kenyamanan dan efisiensi lebih bagi pengguna. Namun, kemudahan ini juga membuka celah baru bagi aksi penipuan, termasuk penyalahgunaan teknologi deepfake”, ucap Ganda Raharja Rusli, Director of Risk, Compliance, and Legal at Allo Bank Indonesia Tbk.

Ganda Raharja Rusli, Director of Risk, Compliance, and Legal at Allo Bank Indonesia Tbk.

Menurut Ganda, bank digital perlu menerapkan strategi optimasi risiko yang dapat menyeimbangankan pengalaman nasabah dan aspek keamanan. Strategi tersebut penting untuk menjaga kepuasan dan kesetiaan pelanggan secara jangka panjang. Allo Bank Indonesia telah menjalin kemitraan dengan ADVANCE.AI selama tiga tahun. Kemitraan tersebut mendukung Allo Bank mewujudkan visi sebagai platform perbankan digital yang aman, sepenuhnya digital dan berorientasi pada kebutuhan nasabah.

Langkah-langkah antisipatif perlu diadopsi bank digital, seiring kian kompleksnya modus penipuan dan perkembangan teknologi deepfake. Integrasi teknologi deteksi multidimensi dan sistem verifikasi berbasis akal imitasi (AI) menjadi kunci untuk memastikan perlindungan optimal bagi nasabah. ADVANCE.AI menyediakan teknologi untuk onboarding yang mengurangi kesalahan manusia dengan 75% verifikasi kartu identitas yang terotomatisasi. Teknologi tersebut dapat mengecek identitas resmi menggunakan teknologi OCR dan IQA yang dapat mendeteksi pemalsuan identitas. Kemudian dilakukan pemeriksaan biometri yang membandingkan wajah, gerakan dan pencarian wajah. ADVANCE.AI terhubung dengan basis data pemerintah di Dukcapil untuk memastikan keabsahan data yang diberikan oleh nasabah.

Baca juga: GBG Intelligence Center Dukung Compliance Institusi Perbankan dan Cegah Fraud 

Allo Bank dan ADVANCE.AI mendorong pelaku industri menerapkan pendekatan ‘security-by-design”, seiring tingginya volume transaksi dan pentingnya proses eKYC. Pendekatan ini mengintegrasikan sistem deteksi penipuan sejak awal dan diterapkan secara menyeluruh di seluruh siklus hidup akun nasabah.
Berikut ini adalah beberapa metode deteksi dan pencegahan penipuan:

  • Deteksi liveness dan biometrik wajah
  • Verifikasi multimodal yang menggabungkan biometrik, perilaku pengguna, dan kecerdasan perangkat
  • Autentikasi adaptif berdasarkan skor risiko dan pola perilaku
  • Pengembangan produk yang berkelanjutan
Anggraini Rahayu, Country General Manager ADVANCE.AI

"Evolusi teknologi deepfake yang begitu cepat dan dampaknya terhadap sektor keuangan menjadi ancaman serius bagi fondasi utama kepercayaan konsumen dalam perbankan digital. Pendekatan keamanan yang proaktif tidak hanya penting untuk melindungi pengguna dari potensi kerugian pribadi, tetapi juga krusial dalam menjaga reputasi institusi keuangan. Di ADVANCE.AI, kami berkomitmen mendukung bank digital seperti Allo Bank dalam menerapkan langkah-langkah keamanan yang inovatif sepanjang perjalanan nasabah, serta menetapkan standar baru dalam pengalaman perbankan digital,” ucap Anggraini Rahayu, Country General Manager ADVANCE.AI.

Share:

Artikel Terkini