
Teknogav.com – Penyedia infrastukrut digital berbasis serat optik, PT Mega Akses Persada (FiberStar) yang berdiri sejak 2014 mengusung konsep operator netral. Fiberstar memperkuat dukungan upaya pemulihan wilayah yang terdampak bencana banjir bandang di Sumaterai. Dukungan tersebut merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung masyarakat Indonesia dalam situasi darurat sekaligus mempercepat pemerataan akses digital. Komitmen FiberStar adalah menyajikan jaringan andal, aman dan merata untuk berbagai sektor.
Kerusakan infrastruktur pascabencana menyebabkan banyak keluarga yang kehilangan tempat tinggal dan mengalami kesulitas akses pangan. FiberStar telah menyiapkan bantuan logistik berupa paket kebutuhan dasar bagi para keluarga yang terdampak bencana tersebut. Penyaluran paket sembilan bahan pokok (sembako) disalurkan FiberStar ke sejumlah titik pengungsian. Beberapa posko bantuan yang terdampak paling berat menjadi fokus penyaluran awal. Distribusi akan terus diperluas secara bertahap seiring dengan pendataan kebutuhan dan kesiapan titik distribusi lainnya.
Baca juga: Huawei Fasilitasi Pelaku Industri Indonesia Berbagi Pengalaman di IP Club Carnival 2022
Upaya penyaluran paket kebutuhan dasar ini dilakukan FiberStar melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR). Selain itu, FiberStar juga menghadirkan layanan internet darurat berbasis teknologi Starlink di area terdampak. Langkah ini dilakukan untuk mendukung akses komunikasi bagi para penyintas, relawan dan pihak terkait lainnya. Pemasangan akses internet Starlink difokuskan pada area terdampak yang membutuhkan dukungan komunikasi cepat untuk koordinasi posko, relawan dan aparat setempat. Informasi mengenai lokasi lengkap akan diumumkan setelah proses verifikasi lapangan dan kesiapan infrastruktur pendukung selesai dilakukan.
“Dalam penanganan bencana, kecepatan adalah kunci. Karena itu, kami tidak hanya membawa bantuan logistik, tetapi juga menghadirkan akses internet yang dapat langsung digunakan oleh tim lapangan dan warga. Komunikasi yang lancar memungkinkan distribusi bantuan menjadi lebih tepat sasaran,” ucap Wisnu Wardhana, Customer Service Assurance Division Head FiberStar.
Baca juga: Berbagai Teknologi Tanggap Bencana Dipamerkan di EDRR Indonesia 2023
Wisnu mengungkapkan bahwa langkah yang dilakukan FiberStar bukan semata-mata respon terhadap bencana. Langkah tersebut dilakukan FiberStar sebagai bagian dari strategi besar untuk membuka jalan bagi percepatan digital di wilayah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T). Banyak dari titik terdampak berada di area yang selama ini menghadapi tantangan geografis yang menyebabkan sulit dijangkau jaringan serat optik. Kendala tersebut dapat diatasi oleh teknologi satelit yang bisa menjadi solusi relevan dan efektif.
“Wilayah 3T menghadapi hambatan infrastruktur yang berbeda dari kawasan urban. FiberStar hadir untuk menjembatani kesenjangan digital ini dengan menghadirkan solusi hybrid yang menggabungkan infrastruktur terrestrial kami dengan teknologi satelit. Dengan dukungan Starlink, konektivitas di daerah terpencil kini bisa hadir jauh lebih cepat tanpa menunggu pembangunan jaringan yang kompleks,” lanjut Wisnu.
Menurut Wisnu, konektivitas di era digital bukan lagi sekadar layanan, tetapi sudah menjadi kebutuhan dasar. Akses internet memegang peranan penting di banyak desa 3T. Peran penting tersebut mencakup peningkatan kualitas pendidikan, perluasan akses layanan kesehatan, membuka peluang ekonomi digital dan memperkuat sistem administrasi desa.
Baca juga: Qualcomm dan Atma Connect Berkolaborasi Luncurkan Aplikasi Siaga Bencana
Dukungan untuk konektivitas dilakukan tim FiberStar dengan memasang perangkat satelit yang disesuaikan kondisi geografis dan kebutuhan operasional posko bencana. Proses instalasi dilakukan dengan cepat sehingga konektivitas dapat segera dimanfaatkan para relawan dan warga setempat. Konektivitas tersebut memungkinkan warga setempat untuk menghubungi keluarga, mencari informasi bantuan, serta mendapatkan informasi terkini cuaca dan kondisi wilayah sekitar.
![]() |
| Wisnu Wardhana, Customer Service Assurance Division Head FiberStar |
“Ketika akses internet hadir, masyarakat di wilayah terdampak tidak lagi merasa terputus dari dunia luar. Mereka mendapatkan kembali rasa aman dan kemampuan untuk mengakses informasi penting. Ini adalah bagian dari misi FiberStar untuk memastikan bahwa teknologi tidak hanya dinikmati oleh masyarakat kota, tetapi juga menjadi penyelamat di saat-saat kritis,” pungkas Wisnu.
Rencananya, FiberStar akan memperluas program percepatan digital di wilayah 3T sebagai bagian dari peta jalan perusahaan. Program ini mencakup pembukaan titik layanan baru, penguatan kolaborasi dengan pemerintah daerah, serta program literasi digital. Edukasi terkait digital ini akan diberikan bagi warga dan pelaku usaha lokal agar konektivitas bisa memberikan dampak yang sesungguhnya.
FiberStar meyakini bahwa transformasi digital yang merata merupakan kunci untuk memperkecil kesenjangan antara pusat dan daerah. Konektivitas di wilayah terpencil kian mudah dijangkau, cepat diterapkan dan berkelanjutan melalui integrasi teknologi satelit dan infrastruktur operator netral mereka. Saat ini, panjang kabel serat optik FiberStar sudah mencapai 700.000 km.
“Bantuan untuk bencana ini hanya salah satu langkah kecil dari upaya besar kami. FiberStar akan terus berupaya memastikan bahwa setiap masyarakat Indonesia, termasuk di wilayah 3T, memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses dunia digital dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” tutup Wisnu.







