APAC Online Policy Forum Bahas Strategi Keamanan Siber APAC Online Policy Forum Bahas Strategi Keamanan Siber ~ Teknogav.com

APAC Online Policy Forum Bahas Strategi Keamanan Siber


Teknogav.com - Transformasi digital yang berlangsung di negara-negara kawasan Asia Tenggara begitu cepat. Seiring dengan pesatnya transformasi digital tersebut, para pelaku kejahatan siber pun meningkatkan kegiatan mereka di kawasan ini. Demi memastikan strategi yang relevan dalam menghadapi tantangan tersebut, Kaspersky menyelenggarakan acara APAC Online Policy Forum II. Judul yang diangkat pada forum ini adalah ‘Guardians of the Cyberspace: can justice always prevail?’

Pada forum ini para pakar industri dan pemimpin di Asia Pasifik membahas kebijakan dalam memperkuat pertahanan siber di Asia Pasifik. Mereka adalah:

  • Dr. Greg Austin, Professor of Cyber Security, Strategy and Diplomacy, University of New South Wales; dan Ahli untuk Cyber, Space and Future Conflict, International Institute for Strategic Studies
  • Ms. Azleyna Ariffin, Principal Assistant Director, National Cyber Security Agency, Malaysia
  • Nguyen Huy Dung, Wakil Menteri, Kementerian Informasi dan Komunikasi, Pemerintahan Sosialis Republik of Vietnam;
  • Nur Achmadi Salmawan, Direktur Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Indonesia;

Acara ini dihadiri lebih dari 1.000 peserta dari seluruh wilayah. Para peserta mencakup pejabat C-level dari berbagai sektor, pejabat tinggi pemerintah, dan anggota media.

Baca juga: Huawei Dukung BSSN Selenggarakan Workshop Keamanan Siber di Yogyakarta

Pertanyaan ‘bisakah keadilan selalu berlaku di dunia maya?’ pada judul forum ini dibahas secara menyeluruh oleh para narasumber. Forum ini menekankan cara kebijakan dan strategi dibentuk di kawasan Asia Pasifik.  Lalu cara kebijakan dan strategi tersebut tetap relevan dan efektif di tengah pergeseran lanskap ancaman yang berkelanjutan di Asia Pafisik. Pembahasan juga mencakup cara pemerintah selangkah lebih maju dari para pelaku kejahatan siber. Kejahatan siber canggih dan tanpa batas yang makin pesat dapat digagalkan dengan edukasi dan kerja sama internasional tingkat tinggi.

Sambutan Kaspersky

Pemaparan mengenai ancaman siber terkini dan tren yang disebabkan pandemi dipaparkan oleh Eugene Kaspersky, CEO Kaspersky sebagai pembuka acara. Data Kaspersky menunjukkan adanya pergeseran target ancaman siber, dari smartphone dan perangkat pribadi ke sistem kendali industri (ICS) dan IoT. Kaspersky juga berbagi perspektif sektor swasta dalam mengatasi tantangan dalam membangun transformasi digital yang kokoh dan aman di Asia Pasifik.

Baca juga: Kaspersky Paparkan Dampak Kegiatan Media Sosial pada Ekonomi Asia Pasifik

Sejak diberlakukannya physical distancing, Kaspersky mengamati cara pandemi memperngaruhi lanskap keamanan siber global. Risiko ancaman siber lebih besar dengan diberlakukannya kerja jarak jauh dan lebih banyak waktu untuk online. Jumlah pelaku kejahatan siber pun makin banyak, mereka juga makin terampil dan berpengalaman.

“Pada tahun 2020 kami melihat deteksi file berbahaya yang unik meningkat 20% sampai 25% sehari. Peneliti kami memantau lebih dari 200 grup pelaku kejahatan siber yang menargetkan bank, pemerintah, atau infrastruktur penting negara,” ucap Kaspersky.

Edukasi Keamanan Siber

Hubungan antara pembangunan kapasitas keamanan siber dan investasi dalam pendidikan sangat penting. Hal ini ditekankan oleh Greg Austin, Profesor Keamanan Siber, Strategi, dan Diplomasi di Universitas New South Wale. Menurutnya banyak negara tak siap berinvestasi pada pendidikan untuk memenuhi ambisi keamanan siber. Padahal transformasi digital dan pembangunan kapasitas pertahanan harus mencakup transformasi pendidikan. Dr. Austin menyarankan agar lulusan perguruan tinggi dihadapkan pada simulasi kehidupan nyata dan latihan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan keamanan siber.

Greg Austin, Profesor Keamanan Siber, Strategi, dan Diplomasi di Universitas New South Wale

Strategi Keamanan Siber Autralia 2020 akan menginvestasikan $26 juta untuk pendidikan dari total anggaran investasi $1,67 miliar. Total investasi tersebut untuk alokasi selama 10 tahun demi mencapai visi menciptakan dunia online lebih aman. Hal ini dilakukan untuk warga Australia, bisnis mereka dan layanan-layanan penting yang dibutuhkan.

Azleyna Ariffin Principal Assistant Director, National Cyber Security Agency (NACSA) Malaysia

Baca juga: Lima Tips Pertahankan Reputasi Online dengan Memastikan Keamanan Saat Online

Sementara itu Azleyna Ariffin Principal Assistant Director, National Cyber Security Agency (NACSA) Malaysia mengungkapkan pentingnya para ahli sebagai strategi negara. Malaysia telah mengalokasikan anggaran $434 juta dan lima pilar untuk meningkatkan manajemen dan kemampuan siber di negara tersebut. Keterampilan dan pengetahuan keamanan siber menjadi salah satu prioritas utama Strategi Kemanan Siber Malaysia 2020-2024 yang diumumkan Oktober 2020.

“Kita perlu fokus pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan dalam keamanan siber. Tingkat keterampilan dan pemahaman yang sama terkait ancaman dan keamanan siber akan membuat kerja sama lebih efektif,” ucap Ms. Azleyna Ariffin.

Ms. Azleyna Ariffin juga mengungkap pentingnya peningkatan kesadaran mengenai bahaya yang mengintai online. NACSA aktif bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kementerian Komunikasi dan Multimedia di Malaysia untuk menyebarkan pesan tersebut secara strategis.

Perlindungan Empat Lapis

Nguyen Huy Dung, Wakil Menteri Kementerian Informasi dan Komunikasi Vietnam (MIC) berbagi cara negara tersebut berupaya aktif mengamankan ruang sibernya. Cara tersebut mencakup penetapan undang-undang, standar, dan cetak biru keamanan siber nasional di seluruh organisasi pemerintah dan swasta. Vietnam menerapkan model perlindungan empat lapis yang terdiri dari:

  • Lapis pertama: tim internal
  • Lapis kedua: layanan keamanan siber 24/7 yang dilakuakun penyedia profesional
  • Lapis ketiga: audit keamanan independen
  • Lapis keempat: pemantauan independen yang dilakuakn Pusat Keamanan Siber Nasional (NCSC) Otoritas Keamanan Informasi, Kementrian Informasi dan Komunikasi
Nguyen Huy Dung, Wakil Menteri Kementerian Informasi dan Komunikasi Vietnam (MIC)

“Tidak ada yang bisa mengatasi ancaman dunia maya sendirian. Tidak ada yang bisa aman sendirian, ” ucap Dung.

Vietnam juga melakukan kampanye “Review and remove malware nationwide in 2020” yang diselenggarakan mulai September sampai Desember 2020. Kampanye tersebut dilakukan oleh Pusat Keamanan Siber Nasional (NCSC) dari Otoritas Keamanan Informasi Vietnam. Pemindaian pun dilakukan pada lebih dari 1,2 juta komputer dan setengah jumlah IP Botnet. Dari jumlah tersebut dari 400 ribu perangkat terdeteksi terkena malware. Kaspersky merupakan salah satu mitra swasta pada inisiatif tersebut.

Kesadaran Keamanan Siber SebagaiTanggung Jawab Bersama

Nur Achmadi Salmawan, Direktur Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional BSSN, Indonesia

Nur Achmadi Salmawan, Direktur Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional BSSN dari Indonesia mengungkapkan pentingnya kesadaran keamanan siber di masyarakat. BSSN melibatkan beberapa instansi pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk menyebarkan kesadaran tersebut.

Pada Desember 2020, BSSN meluncurkan Rancangan Strategi Keamanan Siber Nasional untuk negara. Tujuan strategi tersebut adalah untuk melawan ancaman teknis dan ancaman sosial di Indonesia. Hal ini demi perlindungan kepentingan nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga: Huawei dan BSSN Berkolaborasi Gelar Pelatihan Online Keamanan Siber

“Media sosial menjadi senjata bagi organisasi dan individu untuk memanipulasi informasi demi kepentingannya sendiri. Penting untuk menginformasikan kepada masyarakat cara menggunakan internet dengan benar dan aman, ” ucap Nur.

Sejak pandemi COVID0-19 melanda dunia, ketergantungan pada teknologi dan perangkat makin meningkat. Tentunya kondisi ini membuat keamanan siber menjadi hal yang penting. Para pembicara dan Kaspersky pun sepakat pada beberapa hal berikut ini sebagai indikator penting pembangunan keamanan siber suatu negara:

  • kerja sama tingkat tinggi swasta dan publik,
  • berbagi pengetahuan
  • kolaborasi regional

Kaspersky juga mengungkap bahwa mempertahankan ruang siber merupakan hal yang sangat penting bagi suatu negara dan keselamatan populasinya. Serangan pada infrastruktur kritis, seperti  institusi perawatan kesehatan, jaringan listrik, sistem air, dan lain-lain telah mengalami transisinya.  Kemampuan keamanan siber dapat ditingkatkan dengan menggunakan sistem operasi yang dirancang dengan aman. Langkah tersebut juga dapat membangun dunia lebih aman sambil memperkokoh kerja sama internasional tingkat tinggi.

Share:

Artikel Terkini