Teknogav.com – Platform diskusi interaktif bulanan dari ShopeePay, yaitu ShopeePay Talk kembali hadir di bulan Juli ini. Di edisi kali ini, ShopeePay Talk mengusung tema “Modal Ratusan Ribu, Omzet Ratusan Juta.  Berbagai kisah dan strategi keberhasilan bisnis yang hanya bermodalkan ratusan ribu sampai mencapai omzet ratusan juta dipaparkan oleh narasumber inspiratif. Para narasumber tersebut terdiri dari Ria Sarwono, Brand and Marketing Director COTTONINK; Nanang Suherman, Owner Ayam Goreng Nelongso; dan Fellexandro Ruby, Entrepreneur & Founder Negeri Pembelajar Edu-tech.

Acara dibuka dengan sambutan dari Eka Nilam Dari, Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay yang menyampaikan bahwa ShopeePay akan terus mendukung pertumbuhan dan perkembangan bisnis mitra usaha. Tak hanya mitra usaha, ShopeePay juga akan terus mendukung setiap individu yang baru ingin memulai kiprah mereka dalam dunia bisnis.

Baca juga: ShopeePay Talk Beri Tips Manfaatkan Tren Jadi Bisnis yang Kompeten
 
“Kami memahami bahwa modal kerap kali menjadi salah satu aspek pertimbangan utama seseorang dalam mulai berbisnis. Padahal, strategi bisnis dan pemilihan target pasar yang tepat dapat menjadi landasan membangun bisnis yang menghasilkan walaupun modal relatif kecil. Kehadiran ShopeePay Talk kali ini diharapkan dapat menginspirasi dan memperkaya insight para pelaku usaha serta membekali mereka dengan kiat praktis dalam mengelola bisnis dengan modal minim,” ucap Eka Nilam Dari.

Eka Nilam Dari, Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay

Pembahasan ShopeePay Talk kali ini bertujuan untuk mematahkan asumsi masyarakat mengenai jumlah modal yang dibutuhkan dalam memulai bisnis. Berikut ini adalah beberapa strategi yang bisa diterapkan pelaku usaha untuk membangun bisnis dengan modal beberapa ratus ribu rupiah saja.

Tentukan Segmen Pasar dan Jadilah Solusi

Awal menciptakan ide bisnis bisa dengan menentukan segmen pasar yang ingin disasar. Setelah segmen pasar jelas, mulai ciptakan solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi target pasar tersebut. Langkah ini memungkinkan para pelaku usaha membangun strategi bisnis yang tepat. Produk dan jasa pun dapat diciptakan sesuai masalah yang ingin diatasi oleh bisnis yang dirintis.

Contohnya adalah bisnis Ayam Goreng Nelongso yang dirintis hanya dengan modal Rp500 ribu. Awal dibuka, usaha tersebut hanya menyediakan satu jenis menu, yaitu paket nasi dengan sayap ayam dan sambal yang dibanderol Rp5.000. Paket menu murah tersebut sengaja dibuat karena menargetkan segmen mahasiswa. Sampai saat ini Ayam Goreng Nelongso pun selalu konsisten menghadirkan berbagai menu terjangkau yang ramah dan sesuai anggaran mahasiswa.

Baca juga: Peringati Hari Kebangkitan Nasional, ShopeePay Bangkitkan Semangat Bisnis Generasi Milenial

“Kami terus berupaya menerapkan strategi bisnis yang sesuai untuk menjangkau target pasar kami. Penerapan tersebut seperti mendirikan gerai dekat area kampus, tempat kos, hingga menyediakan pembayaran digital seperti ShopeePay. Ini karena anak muda lebih suka cashless dan gemar mencari promo cashback agar lebih hemat. Saat ini, Ayam Goreng Nelongso memiliki 71 gerai yang tersebar di Indonesia,” ucap Nanang Suherman.

Manfaatkan Platform Digital

Pandemi COVID-19 turut andil dalam memicu percepatan transformasi digital. Masyarakat pun di seluruh dunia termasuk Indonesia dituntut untuk beradaptasi dengan perkembangan era digital. Salah satu strategi yang efektif dalam menjangkau konsumen dan bersaing dengan pemain lain di industri adalah dengan digitalisasi.

COTTONINK didirikan oleh Carline Darjanto, Creative Director COTTONINK dan Ria Sarwono, Brand and Marketing Director COTTONINK. Brand tersebut dibangun oleh keduanya dengan langkah yang cukup sederhana dengan modal yang tak besar. Kiat mereka adalah memasarkan barang yang sesuai tren dan diminati pasar pada saat itu. Sejak awal sampai saat ini, platform digital berperan cukup signifikan dalam pertumbuhan COTTONINK. Platform digital dapat mempertemukan COTTONINK dengan konsumen dari Sabang sampai Merauke, bahkan Internasional.

Baca juga: ShopeePay Talk Beri Inspirasi dengan Hadirkan Perempuan-Perempuan Pebisnis Sukses

“Kami percaya bahwa komitmen inilah yang membawa COTTONINK tumbuh sampai seperti sekarang. Platform digital juga memberikan pengalaman belanja yang efisien dan efektif bagi pelanggan setia COTTONINK, termasuk menyediakan opsi layanan pembayaran digital yang dapat memudahkan konsumen ketika berbelanja,” ucap Ria Sarwono.

Valuasi Risiko dengan Cerman dan Maksimalkan Modal Lain

Ketika membangun bisnis, pelaku usaha harus membuat proyeksi bisnis dengan perhitungan matang. Hal ini dibutuhkan agar pelaku bisnis lebih siap menghadapi risiko bisnis di masa mendatang. Strategi persiapan modal yang lebih matang juga bisa meminimalkan risiko bisnis. Modal yang dibutuhkan tak hanya sebatas uang, tetapi juga dukungan modal lain. Beberapa modal lain tersebut mencakup kreativitas, keterampilan membangun dan menjaga relasi, menggunakan platform digital, komunikasi, negosiasi dan kepemimpinan.

Pelaku usaha harus kreatif memaksimalkan modal keterampilan diri lain dalam mengelola bisnis dengan modal yang relatif kecil. Salah satu contoh adalah memaksimalkan jaringan dengan merangkul pembuat konten untuk berkolaborasi dalam bisnis yang sedang dirintis. Kolaborasi ini dapat dijalin dengan memberikan persentase saham dari keuntungan bisnis.
 
“Para konten kreator ini dapat menjadi salah satu kanal pemasaran yang efektif dalam meningkatkan brand awareness. Pada dasarnya, kesuksesan sebuah bisnis tidak dapat terlepas dari soft skills mumpuni yang dimiliki oleh pendirinya. Perlu diingat bahwa setiap keterampilan tersebut selalu dapat dipelajari dan dikuasai asalkan kita tidak pernah lelah untuk terus belajar,” ucap Fellexandro Ruby.

Setiap bulan, ShopeePay Talk membahas berbagai topik dan informasi yang ringan, trendi dan insightful. Nantikan ShopeePay Talk episode mendatang dengan tema dan narasumber menarik lain. ShopeePay dapat diaktifkan melalui aplikasi Shopee yang bisa diunduh secara gratis melalui Google Play dan App Store.