Qiscus, Traveloka dan The Body Shop Paparkan Pengalaman Mengadopsi Cloud Qiscus, Traveloka dan The Body Shop Paparkan Pengalaman Mengadopsi Cloud ~ Teknogav.com

Qiscus, Traveloka dan The Body Shop Paparkan Pengalaman Mengadopsi Cloud


Teknogav.com
– Selama beberapa tahun belakangan, teknologi cloud berkembang pesat. Makin banyak perusahaan dan organisasi yang menyadari pentingnya mengalihkan data dan beban kerja dari infrastruktur on-premise ke cloud. Perusahaan rintisan pun dapat membangun bisnisnya sejak awal dengan memanfaatkan cloud. Beberapa perusahaan yang telah memanfaatkan cloud di antaranya adalah Qiscus, Traveloka dan The Body Shop. Perusahaan-perusahaan tersebut telah mengadopsi teknologi cloud yang disediakan Amazon Web Services (AWS) sejak dini.

Qiscus, Traveloka dan The Body Shop telah menjadi pelanggan AWS, bahkan sebelum AWS meresmikan kantornya di Indonesia pada tahun 2018. Perusahaan-perusahaan tersebut memanfaatkan solusi cloud AWS dalam membantu menjawab berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi. Solusi AWS tersebut dapat mendukung perusahaan sejak bisnis dimulai sampai perkembangan dan ekspansi yang berkelanjutan. 

Baca juga: Infrastruktur AWS Siap Dukung Berbagai Organisasi di Indonesia Berinovasi

Rencananya AWS juga akan meluncurkan AWS Asia Pacific (Jakarta) Region pada akhir tahun 2021 atau awal tahun 2022. AWS Asia Pacific (Jakarta) Region ini akan mencakup tiga availability zone yang masing-masing terdiri dari satu atau lebih pusat data. Ini adalah region kedua di Asia Tenggara setelah Singapura dan ke-9 di Asia Pasifik.

Para narasumber dari Qiscus, Traveloka dan The Body Shop berbagi pengalaman mengenai perubahan dan dinamika lanskap bisnis industri mereka masing-masing. Berikut ini adalah beberapa narasumber dari masing-masing perusahaan tersebut:

  • Delta Purna Widyangga, CEO & Co-Founder, Qiscus
  • Ray Frederick, Chief Technology Officer, Traveloka
  • Yulianto Anto, General Manager of IT, The Body Shop Indonesia

Traveloka, Bermula dari OTA menjadi Super-App

Awalnya Traveloka merupakan online ticket agent yang didirikan pada tahun 2012. Bisnis tersebut terus berkembang hingga menjadi lifestyle super-app yang siap memenuhi gaya hidup masyarakat saat ini. Hal ini dilakukan karena Traveloka terus menerus berusaha mengejar kepuasan pelanggan dalam mengembangkan bisnisnya. Transformasi bisnis tersebut pun mudah dilakukan karena penggunaan teknologi cloud

Baca juga: Traveloka Terus Berinovasi Mengandalkan Teknologi Cloud dari AWS

Ray Frederick, Chief Technology Officer Traveloka

“Bagi pelanggan, tidak ada kata puas. Akan selalu ada tuntutan-tuntutan dan permintaan-permintaan baru yang wajib dipenuhi oleh bisnis yang berhubungan langsung dengan konsumen. Tuntutan ini berkaitan dengan kecepatan dan intensitas yang bertambah pula. Demi memenuhi kepuasan pelanggan, Traveloka menerapkan teknologi cloud dalam dua bidang. Pertama adalah cara menggunakan data untuk memahami pengguna secara mendalam. Kedua adalah cara menggabungkan penggunaan teknologi dan data untuk bereksperimen, berinovasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cepat. Canggihnya lagi, teknologi cloud juga bisa dimanfaatkan untuk memproyeksi perubahan kebutuhan pelanggan ke depan,” ucap Ray Frederick, CTO Traveloka.

Ray juga mengungkap bahwa pandemi memberikan tantangan dalam bekerja dan model bisnis Traveloka, sehingga perlu inovasi untuk mengatasinya. Layanan yang disediakan di Traveloka terus berkembang, beberapa layanan tersebut adalah sebagai berikut:

  • penjadwalan tes COVID-19
  • layanan pesan-antar makanan Traveloka Eats
  • layanan pariwisata virtual Online Xperience
  • gaming
  • Traveloka Epic Sale dengan berkolaborasi bersama 54 ribu mitra

Berbagai layanan tersebut dapat dihadirkan berkat teknologi cloud. Pada Traveloka Eats, teknologi yang diadopsi Traveloka adalah teknologi severless AWS Lambda dan AWS Fargate. Teknologi tersebut dapat memenuhi banyak permintaan di jam-jam tertentu saja. Di luar waktu sarapan, makan siang dan makan malam, kapasitas penggunaan dapat diturunkan untuk menghemat biaya.

Machine Learning juga digunakan Traveloka di semua tim dari seluruh divisi, tak hanya sebatas tim TI dan engineer. Teknologi tersebut dimanfaatkna Traveloka untuk memahami pengguna. Traveloka didukung tim AWS yang memiliki keahlian mengenai teknologi dan arsitekturnya. Pemahaman tim AWS pun mendalam sehingga dapat membantu Traveloka menentukan sesuai tidaknya teknologi yang dirancang dengan target bisnis perusahaan.

“Kami sangat gembira mendengar kabar bahwa AWS Asia Pacific (Jakarta) Region akan diluncurkan dalam waktu dekat. Kedekatan infrastruktur AWS dengan pelanggannya sekaligus end user akan memperkokoh transformasi digital yang menyeluruh di semua sektor,” ucap Ray.

Qiscus Dukung Perusahaan Hadirkan Teknologi Chatbot

Qiscus merupakan penyedia software-as-a-service (SaaS) berupa teknologi chatbot untuk platform multichannel. Teknologi yang dikembangkan Qiscus tersebut cocok digunakan perusahaan yang terhubung dengan pelanggan dengan berbagai aplikasi messenger. Qiscus mengagregasikan data percakapan dari berbagai platform dan menggunakan kembali di platform-platform tersebut. Teknologi chatbot tersebut mudah disesuaikan kapasitasnya dan untuk menerapkan automasi dan multifungsi secara real-time.

Makin tingginya kecepatan internet membuat masyarakat maskin terhubung dan mencari koneksi yang bermakna, baik dengan sesama maupun dengan brand. Berbagai aplikasi pun makin diandalkan, apalagi pandemi yang membatasi ruang gerak secara fisik pun mempercepat peralihan ke ranah digital. Perubahan yang diprediksi terjadi pada tahun 2025 sudah menjadi nyata yang harus dapat diatasi dunia bisnis. Qiscus berperan mengembangkan teknologi chatbot pintar demi mendukung pelaku usaha menghadirkan pengalaman pelanggan yang lebih terpersonalisasi.

Baca juga: Dukung Inovasi Bisnis, Qiscus Gelar Konferensi Virtual Conversa 2021

Delta Purna Widyangga, CEO dan Co-founder Qiscus

“Kami menyadari bahwa infrastruktur Qiscus harus berlandaskan tiga komponen kunci: keandalan, fleksibilitas, dan penghematan biaya. Pertama, harus andal agar pelanggan Qiscus sendiri mampu menyediakan customer service yang selalu tersedia. Kedua, harus fleksibel karena Qiscus melayani banyak pelanggan dari berbagai industri seperti kesehatan, pendidikan, dan niaga. Setiap industri memiliki dinamikanya sendiri yang unik. Ketiga, komponen penghematan biaya juga penting agar kami bisa menyediakan layanan yang terjangkau. Tiga kebutuhan ini adalah alasan kami memilih AWS,” ucap Delta Purna Widyangga, CEO dan Co-founder Qiscus.

Berikut ini adalah beberapa solusi AWS yang digunakan Qiscus:

  • Amazon Elastic Cloud Compute (EC2) untuk meningkatkan dan menurunkan instans komputasi dengan sangat cepat
  • Amazon Relational Data Service (RDS) untuk memperkuat keandalan database Qiscus,
  • Amazon OpenSearch yang merupakan layanan pencarian
  • Amazon Elastic Kubernetes Service (EKS) yang merupakan solusi untuk aplikasi Kubernetes

Qiscus juga merupakan alumnus program AWS Activate yang diperuntukkan bagi startup-startup yang baru dirintis. Program tersebut sangat membantu Qiscus saat masih mencari product-market fit atau mencocokkan layanan mereka dengan permintaan pasar di tahap-tahap awal. AWS juga mendukung Qiscus dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di pasar untuk diatasi dengan solusi Qiscus. Sejak awal, Qiscus sudah menggunakan solusi-solusi dari AWS.

“Kami sangat bangga dengan pencapaian kami, terutama mencapai misi untuk memfasilitasi percakapan yang produktif dan menyenangkan antara brand dengan pelanggannya. Kehadiran AWS Asia Pacific (Jakarta) Region akan membantu berbagai perusahaan, termasuk Qiscus. AWS Asia Pacific (Jakarta) Region akan membantu berinovasi lebih lanjut dan memenangkan kepercayaan lebih banyak pelanggan,” ucap Delta.

The Body Shop Optimalkan Omnichannel dengan Cloud

Tahun depan The Body Shop akan merayakan ulan tahun ke-30. Perusahaan tersebut merupakan produsen produk-produk kecantikan dan perawatan kulit asal Inggris. Di Indonesia, The Body Shop memiliki 150 gerai fisik yang tersebar di 42 kota dan dua kanal online. Selain itu The Body Shop juga memiliki situs web dan aplikasi mobile.

Sejak tahun 2017, The Body Shop sudah menggunakan teknologi cloud untuk memigrasikan platform e-commerce miliknya. Setelah itu The Body Shop juga memigrasikan aplikasi mobile dan sistem loyalty, yang diikuti dengan aplikasi-aplikasi kritikal. Strategi bisnis The Body Shop adalah memanfaatkan kanal pernjualan yang terintegrasi atau mengoptimalkan omnichannel

Gerai fisik The Body Shop tetap penting karena konsumen dapat merasakan langsung produk-produk di gerai dengan pancaindra. Platform multichannel memungkinkan The Body Shop menjangkau pasar yang lebih luas, contohnya adalah dengan katalog dan penjualan online. Saat ini The Body Shop telah mencatat 1 juta pengguna aktif per bulan.

Yulianto Anto, General Manager of IT, The Body Shop Indonesia

“Sebelum pandemi, penjualan online hanya berkontribusi 3% terhadap pemasukan. Sekarang, angka tersebut sudah melonjak ke hitungan double digit. Kebijakan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) dan penutupan pusat perbelanjaan serta mall, dari 100% hingga berangsur-angsur pulih, telah kami alami. Kami bangga bahwa The Body Shop adalah salah satu peritel yang mampu bertahan hidup melewati kondisi yang sangat tidak mudah. Ini tidak bisa dipisahkan dari penggunaan teknologi cloud AWS yang memampukan kami untuk berinovasi dengan cepat,” ucap Yulianto Anto, General Manager of IT, The Body Shop Indonesia.

Amazon EC2 Auto Scalling merupakan salah satu solusi AWS yang digunakan The Body Shop untuk menyesuaikan kapasitas. Penyesuaian kapasitas tersebut dilakukan secara otomatis berdasarkan pengaturan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Saat berpartisipasi di Harbolnas tahun lalu, The Body Shop memiliki infrastruktur yang siap menangani lebih dari 3.000 pengguna secara serentak. Selain itu digunakan juga AWS Lambda untuk membangun middleware yang mengintegrasikan berbagai metode pembayaran dan logistik sesuai kebutuhan pelanggan.

Saat ini misi The Body Shop adalah merapikan proses-proses backend dan internal dengan memanfaatkan teknologi cloud. Upaya ini dilakukan agar dapat beralih ke platform omnichannel yang sejati dengan mengintegrasikan kanal-kanal online dan offline menjadi satu kesatuan.

“Memasuki tahun kelima perjalanan The Body Shop bersama AWS, kami merasa bahwa tim AWS telah banyak memberikan sumbangsih. Kami sangat senang bekerja sama dengan AWS. Tim kami juga menjadi bersemangat untuk mempelajari pengembangan layanan-layanan baru di AWS, seperti microservices, menggunakan Kubernetes, dan lain-lain,” ucap Yulianto.

AWS telah mendukung perjalanan bisnis dari berbagai perusahaan. Gunawan Susanto, Country Manager, Indonesia, AWS mengungkapkan bahwa hal tersebut merupakan dedikasi terhadap pelanggan sesuai prinsip utama AWS. Peluncuran AWS Asia Pacific (Jakarta Region) diharapkan dapat memperkuat komitmen AWS untuk berkontribusi bagi Indonesia.

Share:

Artikel Terkini