Pesatnya Teknologi Digital Picu Penyakit Clout Chasing, Ini Tips Mencegahnya Pesatnya Teknologi Digital Picu Penyakit Clout Chasing, Ini Tips Mencegahnya ~ Teknogav.com

Pesatnya Teknologi Digital Picu Penyakit Clout Chasing, Ini Tips Mencegahnya


Teknogav.com – Pandemi COVID-19 memicu pesatnya perkembangan teknologi digital, karena hampir semua kegiatan beralih ke ranah digital. Media Sosial pun dimanfaatkan masyarakat untuk bisa saling terhubung. Sayangnya hal ini ternyata justru memicu penyakit baru yang dikenal dengan istilah Clout Chasing. Nah, bagaimana mengenali gejala clout chasing ini dan cara mencegahnya, yuk simak ulasan berikut ini.

Pada dasarnya clout adalah ukuran pengaruh atau popularitas dan bisa digunakan untuk menggambarkan seseorang atau sekelompok orang. Seseorang dikatakan memiliki clout atau pengaruh jika memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh ke orang lain. Hal ini dapat dilakukan melalui koneksi sumber daya atau reputasi. Clout chasing sendiri merupakan tindakan untuk mengejar pengaruh. 

Baca juga: Halodoc Berkolaborasi dengan IPK Indonesia untuk Tawarkan Konsultasi Kejiwaan

Hal ini bisa dilakukan untuk berbagai alasan, tetapi alasan paling umum adalah untuk menarik perhatian dan validasi dari orang lain. Biasanya pengidap clout chasing ini termotivasi oleh kebutuhan pengakuan dan takut akan penolakan. Mereka biasanya juga mencari pengaruh untuk meningkatkan harga diri mereka. 

Mental yang dimiliki seorang pengidap clout chasing berpusat pada pengakuan orang luar. Mereka yakin bahwa nilai mereka ditentukan cara orang lain memandang mereka. Penyakit clout chasing dapat mengarih ke berbagai pengaruh negatif, seperti hanya mencari perhatian positif, melakukan tindakan berisiko dan memanipulasi orang lain.

Baca juga: ChatAja Sediakan Konseling Psikologi Gratis dan Stiker Edisi Covid-19

Tips Mencegah Penyakit Clout Chasing

Nah setelah mengetahui makna clout chasing, tentunya mulai berpikir ulang, apakah telah terjangkiti penyakit ini atau tidak. Jika merasa diri terjebak dalam mengejar pengaruh, maka penting untuk mundur dan mempertimbangkan kembali motif diri. Tanyakan pada diri apakah mengejar pengaruh untuk alasan yang benar atau tidakan itu dilakukan untuk pengakuan dari orang lain. Jika tindakan tersebut dilakukan untuk mendapat pengakuan, maka waktunya memeriksa ulang prioritas yang dimiliki. Berikut ini adalah beberapa tips untuk menghindar agar tak terjebak mengejar pengaruh:

  • Jangan bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Setiap orang memiliki jalur untuk diikuti dan definisi keberhasilan
  • Jadilan autentik. Jangan mencoba menjadi seseorang yang bukan diri Anda
  • Tentukan tujuan sendiri. Jangan biarkan orang lain mendikte apa yang harus diperjuangkan

Fokus pada kebahagiaan. Clout atau pengaruh jangan menjadi fokus utama hidup. Raihlah jika membawa kebahagiaan, tetapi jangan mengejarnya dengan mengorbankan kebahagiaan. Clout chasing dapat merusak jika tidak dilakukan secara sehat. Selalu ingat tips ini dan selalu jujur pada diri sendiri. Keberhasilan dan kepuasan yang abadi hanya dapat ditemukan dengan cara ini.

Baca juga: TEDˣSampoerna University “Perseverance”: Bahas Pentingnya Kesejahteraan Mental

Salah satu gejala clout chasing adalah ketika menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial mencari orang-orang berpengaruh untuk diikuti dan terhubung. Tindakan ini dilakukan hanya karena ingin konten mendapat perhatian dan berharap mendapat respon dari konten tersebut. Ketika mengidap penyakit clout chasing, orang berharap untuk mendapat tanggapan dari banyak orang. Sayangnya mereka hanya menghabiskan waktu yang padahal bisa digunakan untuk membuat konten yang lebih menarik dan lebih berkualitas.

Share:

Artikel Terkini