Kekerasan Digital Melalui Stalkerware Sedikit Menurun di Tahun 2022 Kekerasan Digital Melalui Stalkerware Sedikit Menurun di Tahun 2022 ~ Teknogav.com

Kekerasan Digital Melalui Stalkerware Sedikit Menurun di Tahun 2022

Teknogav.com – The State of stalkerware merupakan laporan tahuan Kaspersky yang memberikan pemahaman mengenai jumlah orang yang terdampak oleh bentuk penguntitan digital. Laporan tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2022, terdapat 29.312 individu unik di seluruh dunia yang terdampak stalkerware. Jumlah tersebut mengalami penurunan, dibandinkan 32.694 pengguna yang terdampak pada tahun 2021. Penguntitan digital dilakukan menggunakan stalkerware, perangkat lunak ini dipakai pelaku domestik untuk melacak korban yang menjadi sasarannya.

Negara-negara teratas yang paling terdampak stalkerware berdasarkan Kaspersky Security Network tahun 2022 adalah Rusia, Brasil, India, Iran dan Amerika Serikat. Lima negara berikutnya yang masuk dalam 10 negara paling terdampak adalah Turki, Jerman, Arab Saudi, Yaman dan Meksiko. Indonesia menempati posisi ke-19 dengan 269 pengguna terdampak stalkerware di tahun 2022. Kaspersky mendeteksi kasus stalkerware di 176 negara di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan bahwa penguntitan digital merupakan fenomena global yang terjadi di semua negara.


Negara

Jumlah pengguna yang terdampak

1

Rusia

8.281

2

Brazil

4.969

3

India

1.807

4

Iran

1.754

5

Amerika Serikat

1.295

6

Turki

755

7

Jerman

736

8

Saudi Arabia

612

9

Yemen

527

10

Mexico

474

Pentingnya Menanggulangi Kekerasan Digital 

Stalkerware merupakan perangkat lunak yang tersedia secara komersial dapat dapat diinstal secara terpisah pada smartphone. Perangkat lunak ini memungkinkan pelaku memantau setiap langkah kehidupan pribadi seseorang tanpa sepengetahuan orang tersebut. stalkerware kerap digunakan pada hubungan yang mengandung kekerasan karena pelaku membutuhkan akses fisik dan kode ke suatu perangkat. Penelitian Institut Eropa untuk kesetaraan gender menunjukkan bahwa wanita paling banyak terdampak bentuk kekerasan digital ini. Kekerasan digital merupakan bentuk lain kekerasan, sehingga perlu dipahami sebagai rangkaian kekerasan offline yang berdampak nyata dan negatif pada korban.

“Sangat penting untuk memiliki data tentang stalkerware. Meskipun laporan tersebut hanya menawarkan wawasan tentang pengguna seluler yang menggunakan solusi keamanan TI Kaspersky, kami dapat memproyeksikan bahwa tingkat penggunaan stalkerware jauh lebih besar. Oleh karena itu, angka-angka ini mengkhawatirkan tetapi juga berguna sebagai panduan dalam memberikan insentif bagi penelitian, industri, dan praktik untuk mempercepat pengembangan strategi mitigasi hukum dan teknis yang tidak hanya meningkatkan deteksi tetapi juga penyebaran perangkat lunak pengawasan,” ucap Dr. Leonie Maria Tanczer, Associate Professor di University College London (UCL) dan kepala Gender and Tech Research Group UCL.

Hal senada juga disampaikan Anna McKenzie, Manajer Komunikasi di WWP EN yang mengungkapkan pentingnya studi seperti laporan State of stalkerware. Menurutnya perlu tindakan lebih untuk mengubah fenomena ini. Dukungan untuk melawan penyalahgunaan yang difasilitasi teknologi penting sejak usia dini dan perlu disosialisasikan secara luas. Selain itu tentu saja dibuthkan regulasi hukum, peningkatan kapasitas dan peningkatan kesadaran umum mengenai masalah kekerasan digital.

Baca juga: Kaspersky Beri Tips Menghindari Stalkerware

“Kami mengambil langkah pertama untuk mengatasi sikap sosial yang berbahaya terhadap stalkerware dan penyalahgunaan yang difasilitasi teknologi. Perangkat digital dan ruang online menawarkan lingkungan yang sempurna bagi hubungan yang kasar dan memperluas kendali atas kehidupan pasangan. Namun, memeriksa telepon, membaca e-mail, mengetahui lokasi dan mengetahui kata sandi pasangan telah menjadi hal yang biasa. Hal ini membuat pria seringkali tidak menyadari bahwa mereka menerapkan perilaku kekerasan dan hubungan yang kasar,” ucap Anna McKenzie.

Bahaya fenomena kekerasan digital perlu ditekan. Penderitaan akibat kekerasan digital perlu diperhatikan masyarakat, ini karena penguntitan digital berdampak nyata bagi kehidupan korban yang mengalami. Kerja sama dengan para pakar dan organisasi di ranah kekerasan domestik telah dijalin Kaspersky, termasuk dengan lembaga penelitian dan pemerintah. Program yang telah dilakukan mencakup layanan dukungan korban dan program pelaku kekerasan, serta berbagi pengetahuan dan dukungan profesional terhadap korban. 

“Ada efek psikologis, fisik, dan sosial jangka menengah hingga panjang yang kita lihat setiap hari di pusat-pusat ¬anti-violence kita. Cyberstalking mencakup berbagai jenis perilaku seperti perpesanan terus-menerus, memantau kegiatan korban, atau bentuk pengejaran online lainnya. Seperti yang dinyatakan oleh penelitian yang sama, ‘mungkin cyberstalking hanyalah alat tambahan dalam perangkat penguntit. Kami bekerja dengan anggota kami serta berkolaborasi dengan Kaspersky dan semua mitra Coalition Against stalkerware untuk mendukung para korban dan melatih para profesional yang bekerja di bidang kekerasan domestik secara lebih baik,” ucap Elena Gajotto, wakil presiden dan manajer proyek di Una Casa per l'Uomo.

Kaspersky merupakan salah satu pendiri Coalition Against stalkerware, grup internasional yang didedikasikan untuk menangani stalkerware dan memerangi kekerasan domestik. Selama 2021-2023, Kaspersky menjadi mitra konsorsium proyek UE DeStalk, yang didanai bersama oleh Program Hak, Kesetaraan, dan Kewarganegaraan Uni Eropa. Kaspersky juga meluncurkan situs untuk berbagi informasi lebih lanjut mengenai TinyCheck pada Juni 2022. TinyCheck adalah alat untuk memeriksa perangkat dari aplikasi stalkerware dan pemantauan yang mudah digunakan, aman dan gratis.

Baca juga: Kaspersky Luncurkan Hub untuk Informasikan Pengembangan Terkini TinyCheck

Peningkatan perlindungan pengguna juga dilakukan Kaspersky secara aktif, termasuk dengan memperbarui Peringatan Privasi yang memberitahu jika terdapat stalkerware di perangkat. Sekarang pemberitahuan tak hanya memberi tahu pengguna tentang adanya stalkerware di perangkat. Pemberitahuan tersebut juga mengingatkan jika stalkerware dihapus, orang yang menginstal juga diberi tahu. Peringatan Privasi Kaspersky diperkenalkan pada tahun 2019 dan telah disertakan di semua solusi keamanan konsumen perusahaan demi melindungi dari stalkerware.

“Ribuan orang setiap tahun menjadi korban dari stalkerware. Mengingat kaitannya yang jelas dengan kekerasan, ini adalah tren yang mengkhawatirka. Kami pun bekerja di ujung spektrum yang berbeda untuk mengatasi masalah ini. Selain meningkatkan kesadaran, berbagi keahlian pakar, dan bekerja sama dengan mitra, Kaspersky kini telah memperbarui Peringatan Privasi kepada pengguna. Alasannya sederhana: jika perangkat lunak dihapus, pelaku kehilangan kendali atas perangkat, dan situasinya mungkin meningkat. Misi kami adalah untuk memastikan bahwa para korban memahami tindakan terbaik untuk memberikan hasil yang paling aman. Kami berusaha membalikkan tren terhadap bentuk kekerasan digital ini,” ucap Christina Jankowski, Senior External Relations Manager di Kaspersky.

Share:

Artikel Terkini